Model Pembelajaran Konvensional Model Pembelajaran Ekspositori

belajar mengajar. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran yang didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran, dan kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik dan dibantu oleh guru.

2.1.2.1 Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa ddigunakan untuk menyampikan materi dalam kelas Ilyas dalam Sumarno, 2010. Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah pembelajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Peserta didik berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai salah satu komponen pembelajaran metode memiliki arti yang penting dan patut pertimbangan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Model konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ekspositori sebagaimana model pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 2 Purworejo.

2.1.2.2 Model Pembelajaran Ekspositori

Model ekspositori adalah model pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Peserta didik mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Meskipun begitu, peserta didik tidak hanya mendengar dan membuat catatan tetapi juga mengerjakan soal latihan dan bertanya jika belum mengerti. Selain itu peserta didik juga dimungkinkan saling berdiskusi, mengerjakan bersama, atau mengerjakan di papan tulis Suherman, 2003: 203. Penggunaan model ekspositori merupakan model pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada peserta didik secara langsung. Penggunaan model ekspositori peserta didik tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Model ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama- sama memberikan informasi. Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua peserta didik dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas. Peserta didik tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Guru bersama peserta didik berlatih menyelesaikan soal latihan dan peserta didik bertanya kalau belum paham. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik secara individual atau klasikal. Peserta didik mengerjakan latihan sendiri atau dapat bertanya temannya atau disuruh guru mengerjakan di papan tulis. Walaupun dalam terpusatnya kegiatan belajar mengajarnya masih kepada guru, tetapi dominasi guru sudah banyak berkurang. Langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut. 1 Persiapan Preparation Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran. Dalam ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya: 1 memberikan sugesti yang positif; 2 memulai dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai; dan 3 membuka file dalam otak peserta didik. 2 Penyajian Presentation Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh peserta didik. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: 1 penggunaan bahasa, 2intonasi suara, 3 menjaga kontak mata dengan peserta didik, dan 4 menggunakan joke-joke yang menyegarkan. 3 Korelasi Correlation Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik peserta didik. 4 Menyimpulkan Generalization Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan peserta didik akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. 5 Mengaplikasikan Application Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh peserta didik. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: 1 dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, 2 dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran Sanjaya, 2007: 183. Kelebihan pada model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut Suherman, 2003: 202. 1 Dapat menampung kelas yang besar. 2 Bahan pelajaran dapat disampaikan secara urut. 3 Guru dapat menekankan hal-hal yang dianggap penting. 4 Tuntutan kurikulum secara cepat dapat diselesaikan. 5 Kekurangan buku pelajaran dapat diatasi. Sedangkan kelemahan model pembelajaran ekspositori sebagai berikut. 1 Peserta didik pasif, bosan, dan belum tentu paham. Misalnya guru hanya menerangkan secara lisan tentang konsep lingkaran tanpa alat peraga. 2 Padatnya materi, dapat membuat peserta didik kurang menguasai materi pelajaran. 3 Pelajaran yang diperoleh mudah terlupakan. 4 Peserta didik cenderung menghafal bukan memahami isi pelajaran. 5 Iniasiatif dan kreatifitas peserta didik kurang berkembang.

2.1.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

STUDI PERBEDAAN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LC 5E DAN CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS X

1 18 307

KEEFEKTIFAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP

0 20 259

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

2 15 263

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS X

3 33 315

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS

0 11 258

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN.

0 0 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SMA

0 6 9