Kerangka Berfikir TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 2 Purworejo digunakan model ekspositori dengan metode ceramah. Hal tersebut membuat peserta didik sangat bergantung pada penjelasan guru. Menurut hasil wawancara dengan Bapak AJP. Budi Raharjo, salah satu guru matematika di SMA Negeri 2 Purworejo, peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang mengacu pada aspek pemecahan masalah. Peserta didik dalam pembelajaran cenderung menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik, sebagian besar merasa kesulitan dalam menguasai Materi Pokok Peluang kelas XI terutama soal yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran merupakan suatu proses dimana peserta didik membina ide baru atau konsep berasaskan kepada pengetahuan yang mereka miliki. Peserta didik memilih dan menginterpretasikan apa yang mereka miliki, membina hipotesis, membuat keputusan yang melibatkan pemikiran mental struktur kognitif seperti skema dan model mental, memberikan makna dan pembentukan pengalaman, dan membolehkan individu melebihi apa yang diberikan beyond the information given. Keterampilan dan pengetahuan yang didapatkan peserta didik diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi merupakan hasil dari menemukan sendiri inquiry. Kegiatan inquiry yang baik dilakukan peserta didik melalui interaksi dengan guru atau peserta didik lain. Maka harus ada peralihan dari belajar perorangan individual learning ke belajar bersama cooperative learning dan adanya peralihan dari teacher centered learning ke student centered learning. Pemilihan model Pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran matematika akan berpengaruh terhadap minat serta kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah POGIL Process Oriented Guided-Inquiry Learning. POGIL adalah model pembelajaran yang didesain dengan kelompok kecil yang berinteraksi dengan instruktorguru sebagai fasilitator. Model pembelajaran ini membimbing peserta didik melalui kegiatan eksplorasi agar peserta didik membangun pemahaman sendiri inkuiri terbimbing. Dalam pembelajaran di kelas, peserta didik difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan mengaplikasikan pengetahuannya pada situasikonteks yang berbeda. Keefektifan model POGIL telah dibuktikan dalam banyak penelitian pendidikan Farrel dalam Sumardiyanto, 2011. Dari banyak penelitian didapat kesimpulan yang sama yaitu: 1 peserta didik yang mendapat nilai jelek lebih sedikit pada model POGIL dari pada model konvensional; 2 peserta didik menguasai isi materi mata pelajaran pada umumnya lebih baik untuk model POGIL dari pada model konvensional; dan 3 sebagian besar peserta didik lebih menyukai model POGIL dibanding model konvensional . Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki model pembelajaran POGIL, diharapkan penerapan model pembelajaran POGIL di SMA Negeri 2 Purworejo dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada Materi Pokok Peluang Kelas XI. Secara ringkas diagram kerangka berfikir adalah sebagai berikut: Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah Pembelajaran harus beralih dari individual learning ke cooperative learning dan dari teacher centered learning ke student centered learning. Keterampilan dan pengetahuan yang didapatkan diharapkan merupakan hasil dari menemukan sendiri inquiry dan interaksi dengan peserta didik lain Dalam POGIL peserta didik berinteraksi dengan instruktorguru sebagai fasilitator dan peserta didik lain untuk membangun pemahaman sendiri inkuiri terbimbing. Dengan menerapkan POGIL kemampuan pemecahan masalah akan meningkat Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir

2.5. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

STUDI PERBEDAAN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LC 5E DAN CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS X

1 18 307

KEEFEKTIFAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP

0 20 259

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

2 15 263

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS X

3 33 315

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS

0 11 258

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN.

0 0 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SMA

0 6 9