5 Kekurangan buku pelajaran dapat diatasi. Sedangkan kelemahan model pembelajaran ekspositori sebagai berikut.
1 Peserta didik pasif, bosan, dan belum tentu paham. Misalnya guru hanya menerangkan secara lisan tentang konsep lingkaran tanpa alat
peraga. 2 Padatnya materi, dapat membuat peserta didik kurang menguasai materi
pelajaran. 3 Pelajaran yang diperoleh mudah terlupakan.
4 Peserta didik cenderung menghafal bukan memahami isi pelajaran. 5 Iniasiatif dan kreatifitas peserta didik kurang berkembang.
2.1.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan salah satu pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran ini dilakukan dengan membentuk
kelompok kecil yang anggotanya heterogen, keheterogenen ini untuk bekerja sebagai tim atau kelompok dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran matematika,
di mana kegiatan belajar matematika lebih diarahkan pada kegiatan yang mendorong peserta didik aktif menemukan sendiri konsep melalui keterampilan
proses. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang dirangkum oleh Ibrahim 2000:7. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1 Hasil belajar akademik. Dalam belajar kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi peserta didik atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli lain berpendapat bahwa model pembelajaran ini unggul dalam
membentuk peserta didik memahami konsep-konsep sulit. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu.
Tujuan lain dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang kondisi untuk bekerja dengan
saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3 Pengembangan keterampilan sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan
kepada peserta didik keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi. Keterampilan- keterampilan sosial penting dimiliki oleh peserta didik. Agar peserta didik dapat
bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya perlu diajarkan keterampilan- ketarmpilan sebagai beikut.
1 Keterampilan kooperatif tingkat awal. a Menggunakan kesepakatan
Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna unutk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
b Menghargai kontribusi Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat
dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritikan yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan
tidak individu. c Mengambil giliran dan berbagi tugas
Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab tertentu dalam
kelompok. d Berada dalam kelompok
Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
e Berada dalam tugas Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
f Mendorong partisipasi Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk
memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. g Mengundang orang lain
Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan bepartisipasi terhadap tugas yang diberikan.
h Menyelesaikan tugas dalam waktunya Maksudnya di sini adalah setiap individu yang telah mendapat tugas
masing-masing dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktunya. i Menghormati perbedaan individu
Menghormati perbedaan individu ini berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau pengalaman dari semua peserta didik.
2 Keterampilan kooperatif tingkat menengah Keterampilan tingkat menengah menunjukkan penghargaan dan simpati,
mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan
mengurangi ketegangan. 3 Keterampilan kooperatif tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir menjadi mengelaborasi dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar di dalam pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembelajaran biasa. Roger dan David Johson dalam Lie 2005: 31-35 mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima
unsur dasar didalam model pembelajran kooperatif yang harus ditetapkan, diantaranya: 1 saling ketergantungan yang positif, 2 adanya tangung jawab
perseorangan, 3 tatap muka, 4 komunikasi antar anggota, dan 5 evaluasi proses kelompok.
2.1.2.4 Penemuan Terbimbing