Gambar 3. Dampak hambatan perdagangan pada komoditi impor Sumber: Monke and Pearson, 1989
3.1.4.2 Kebijakan Input
Input merupakan fakor yang berperan penting dalam aktifitas produksi. Input dapat digolongkan menjadi input tradable dan input non tradable. Kebijakan yang
berlaku bagi input tradable dapat berupa kebijakan subsidi baik itu positif maupun negatif dan hambatan perdagangan, sedangkan bagi input non tradable
hanya berlaku kebijakan subsidi baik itu positif maupun negatif. Kebijakan hambatan perdagangan tidak berlaku pada input non tradable karena input
tersebut diproduksi dan digunakan dalam domestik. 1. Kebijakan input tradable.
Gambar 4 di bawah ini memperlihatkan dampak kebijakan subsidi negatif pajak dan subsidi positif pada input tradable. Pada Gambar 4a, pajak yang
dikenakan pemerintah bagi input tradable mengakibatkan peningkatan biaya produksi pada tingkat ouput yang sama sehingga terjadi penurunan produksi
output domestik dari Q
1
ke Q
2
atau kurva supply bergeser ke kiri atas. Efisiensi ekonomi yang hilang yaitu seluas daerah segitiga ABC; daerah ini merupakan
S
D Q
Q
3
Q
4
Q
2
Q
1
A E
G F
B C
P
perbedaan antara nilai output yang hilang atau Q
2
CAQ
1
dengan biaya untuk memproduksi output tersebut atau Q
2
BAQ
1
. Dampak penerapan subsidi positif bagi input tradable dapat dilihat pada
Gambar 4b. Pada gambar ini, terlihat bahwa kebijakan tersebut menyebabkan peningkatan penggunaan input dari Q
1
ke Q
2
atau kurva supply bergeser ke kanan bawah. Efisiensi ekonomi yang hilang yaitu sebesar ABC yang merupakan
perbedaan biaya produksi yang semakin bertambah atau Q
1
ACQ
2
dengan kenaikan nilai output atau Q
1
ABQ
2
.
a b
Gambar 4. Pajak dan subsidi pada input tradable Sumber: Monke and Pearson, 1989
2. Kebijakan input non tradable. Efek pengenaan subsidi positif dan negatif pada input non tradable dapat
dilihat pada Gambar 5. Pada Gambar 5a terlihat bahwa pengenaan pajak subsidi negatif sebesar P
c
-P
p
mengakibatkan produksi turun dari Q
1
ke Q
2.
Harga di tingkat produsen turun menjadi P
p
sedangkan harga di tingkat konsumen naik menjadi P
c.
Efisiensi ekonomi yang hilang dari sisi produsen yaitu sebesar DBA dan dari sisi konsumen sebesar BCA.
A C
B
Q
1
Q
2
S
Q
B
A
Q
1
Q
2
S C
P
w
P S’
P
w
P
Q S’
Gambar 5b menerangkan dampak subsidi positif pada input non tradable. Kebijakan tersebut berdampak pada peningkatan produksi dari Q
1
ke Q
2.
Harga yang diterima produsen meningkat dari P
d
menjadi P
p
sedangkan harga yang diterima konsumen menurun dari P
d
menjadi P
c
. Efisiensi ekonomi yang hilang diukur dari perbedaan biaya produksi akibat meningkatnya output yang dihasilkan
atau Q
1
ABQ
2
dengan kesediaan membayar konsumen. Total efisiensi yang hilang yaitu seluas daerah ACD yang terdiri dari inefisiensi ekonomi dari sisi produsen
ACB dan dari sisi konsumen ABD.
a b
Gambar 5. Pajak dan subsidi pada input non tradable Sumber: Monke and Pearson, 1989
3.1.5 Policy Analysis Matrix