samping itu, matriks PAM juga terdiri atas empat kolom yaitu kolom pertama sebagai kolom penerimaan, kolom kedua merupakan kolom biaya input tradable,
kolom ketiga merupakan kolom biaya input non tradable dan kolom terakhir merupakan kolom keuntungan.
4.4.3 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat tingkat kepekaan suatu aktifitas ekonomi apabila terjadi perubahan-perubahan baik pada input yang digunakan
maupun pada ouput yang dihasilkan serta melihat pula pengaruh yang ditimbulkan sebagai akibat perubahan yang terjadi.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sensitivitas sebagai berikut: 1. Bila terjadi kenaikan harga kedelai sebesar 60 persen. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan di daerah penelitian pernah terjadi kenaikan harga kedelai dari Rp 3.200 per kilogram menjadi Rp 8000 per kilogram pada Januari 2008.
2. Bila terjadi kenaikana harga input kedelai 60 persen diimbangi kenaikan harga output 46 persen.
V GAMBARAN UMUM 5.1 Kondisi Umum Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibukota Republik Indonesia. Secara geografis, kabupaten ini terletak
antara 6,19°-6,47° Lintang Selatan dan 106°1’-107°103’ Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 2.301,95 Km
2
. Batas wilayah Kabupaten Bogor sebagai berikut: a. sebelah utara
: Kota depok b. sebelah barat
: Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang c. sebelah timur
: Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi d. sebelah selatan
: Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2006 yaitu 4.215.436 jiwa.
Jumlah tersebut terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 2.163.853 jiwa dan penduduk perempuan 2.051.583 jiwa dengan rasio jenis kelamin 1,05. Dari segi
struktur penduduk, Kabupaten Bogor memiliki struktur penduduk muda sehingga akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah angkatan kerja Kabupaten Bogor
dalam Angka, 2007 Struktur perekonomian Kabupaten Bogor pada tahun 2006 didominasi oleh
sektor industri pengolahan 64,30 persen kemudian perdagangan, hotel dan restoran 15,48 persen, dan sektor pertanian 4,69 persen. Kelompok sektor yang
paling banyak berkontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Bogor adalah kelompok sektor sekunder yang terdiri atas sektor industri, listrik, gas, air, dan
sektor bangunan. Hal ini dapat dilihat pada tabel kontribusi kelompok sektor dalam perekonomian Kabupaten Bogor di bawah ini.
Tabel 9. Kontribusi Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bogor tahun 2003-2006
Kode Lapangan usaha
Tahun Sektor
2003 2004
2005 2006
I PRIMER
7,51 7,01
6,13 5,83
1 Pertanian
5,98 5,65
5,03 4,69
2 Pertambangan
1,53 1,36
1,1 1,14
II SEKUNDER
70,03 70,5
70,56 70,79
3
Industri 63,35
63,73 64,13
64,30
4 Listrik, gas, dan air
3,58 3,63
3,28 3,27
5 Bangunan
3,1 3,14
3,15 3,23
III TERSIER
22,45 22,49
23,31 23,38
6 Perdagangan
14,15 14,21
15,2 15,48
7 Angkutan
2,56 2,58
2,85 2,9
8 Keuangan
1,65 1,64
1,59 1,48
9 Jasa
4,09 4,06
3,66 3,52
PDRB 100
100 100
100
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2006
5.2 Kondisi Umum Desa Citeureup