Proses Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Telur dan Daging Ayam Ras pada Konsumen Menengah Atas Terkait Adanya Isu Flu Burung di Kota Bogor, Jawa Barat

7.3 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Engel, 1995 hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan pembelian adalah tempat pembelian. Daging ayam ras merupakan pangan harian yang mudah ditemukan baik di pedagang keliling, pasar tradisional maupun pasar swalayan. Langkah-langkah dalam melakukan keputusan pembelian sebagai berikut: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan tindakan atau persepsi pasca pembelian. 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan adalah tahap awal dalam perilaku keputusan pembelian. Konsumen merasakan dan mengenali produk dapat memenuhi apa yang diinginkannya. Responden pasar swalayan lebih banyak melakukan pembelian daging ayam ras karena kebiasaan sedangkan responden pada pasar tradisional mengenali daging ayam sebagai sumber pemenuhan gizi protein hewani. Jawaban responden terhadap motivasi melakukan pembelian daging ayam ras dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Motivasi Responden Melakukan Pembelian Daging Ayam Ras Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Harga lebih murah 2 6,67 4 13,33 Gaya hidup 6 20,00 2 6,67 Kebiasaan 12 40,00 10 33,33 Pemenuhan gizi 10 33,33 14 46,67 Total 30 100,00 30 100,00 2. Pencarian Informasi Informasi pembelian bahan pangan termasuk telur dan daging ayam ras lebih banyak merupakan pencarian informasi secara internal pola belanja keluarga sebelumnya dan dipengaruhi oleh keluarga dan tetangga. Pada pasar tradisionaldan swalayan mayoritas responden mendapatkan informasi tempat pembelian dari keluarga, teman serta tetangga. Promo media cetak selebaran tidak menjadi sumber informasi baik hampir semua responden baik di pasar swalayan maupun tradisional. Sumber informasi responden dalam memutuskan tempat pembelian dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29 Motivasi Responden Daging Ayam Ras dalam Melakukan Pembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Anggota keluarga 9 30,00 11 36,67 Teman Tetangga 10 33,33 11 36,67 Lainnya 9 30,00 7 23,33 Anggota keluarga dan Teman Tetangga 1 3,33 1 3,33 Anggota keluarga, Teman Tetangga serta Promo Media CetakElektronik 1 3,33 0,00 Total 30 100,00 30 100,00 3. Evaluasi Alternatif Seringkali pembelian direncanakan tetapi terkadang banyak barang dan jasa dibeli secara spontan. Menurut Kotler, 1997 antara niat pembelian dan keputusan pembelian masih ada faktor yang mempengaruhi konsumen melakukan pembelian yaitu sikap orang lain dan tampilan di tempat pembelian. Pada responden pasar swalayan, pertimbangan responden lebih mayoritas pada kelengkapan dengan barang lain sedangkan responden pada pasar tradisional lebih banyak karena emosionalhubungan psikologis. Keterikatan emosional dengan pedagang langganan dan trik tawar menawar yang hanya bisa dilakukan di pasar tradisional bisa menjadi salah satu faktor kenyamanan buat responden tersebut. Pertimbangan responden dalam menentukan tempat pembelian dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Pertimbangan Responden Daging Ayam Ras dalam Melakukan Pembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Harga 3 10,00 3 10,00 Kedekatan Emosi 3 10,00 13 43,33 Kelengkapan dgn barang lain 16 53,33 10 33,33 Lainnya 8 26,67 4 13,33 Total 30 100,00 30 100,00 4. Keputusan Pembelian Pengenalan kebutuhan, pencarian informasi serta pertimbangan menilai alternatif akan membuat konsumen melakukan suatu keputusan pembelian. Keputusan membeli tempat belanja pasar tradisional atau swalayan dipengaruhi juga oleh persepsi konsumen menilai daging ayam ras yang dijual di pasar tradisional atau swalayan berbeda. Responden yang sering melakukan pembelian daging ayam ras di pasar swalayan, mayoritas menganggap daging ayam ras berbeda di pasar swalayan dan tradisional. Responden pasar tradisional yang menganggap berbeda memiliki persepsi daging ayam ras yang dijual di pasar tradisonal lebih segar karena selalu berganti tiap hari tidak ada pendingin. Persepsi konsumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31 Persepsi Konsumen tentang Perbedaan Daging Ayam Ras yang Dijual di Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Tidak Beda 7 23,33 15 50,00 Berbeda 23 76,67 15 50,00 Total 30 100,00 30 100,00 Keputusan pembelian jenis bahan pangan yang dikonsumsi termasuk dalam belanja harian seringkali merupakan tindakan spontan. Responden yang sering berbelanja di pasar swalayan maupun pasar tradisional lebih merencanakan kebutuhan atau barang yang dibeli dari rumah. Cara responden dalam melakukan pembelian telur dan daging ayam ras dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32 Cara Responden Daging Ayam Ras dalam Memutuskan KunjunganPembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Sumber Informasi Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Terencana dari rumahKebutuhan 24 80,00 18 60,00 Tergantung situasitampilan di pasar 3 10,00 10 33,33 Kebetulantidak terencana 10 10,00 2 6,67 Total 30 100,00 30 100,00 Isu flu burung membuat sebagian konsumen berhenti mengkonsumsi untuk sementara, mengurangi jumlah konsumsi, tetap mengkonsumsi dengan tindakan preventif ataupun tidak berpengaruh pada keputusan pembelian. Responden pada pasar swalayan maupun pada pasar tradisional lebih banyak yang tetap mengkonsumsi dengan melakukan tindakan preventif seperti yang diinformasikan pemerintah. Tindakan konsumen melakukan pembelian daging ayam ras dengan adanya isu flu burung dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33 Tindakan Responden Daging Ayam Ras dengan Adanya Isu Flu Burung Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Tidak mengkonsumsi untuk sementara 4 13,33 2 6,67 Mengurangi konsumsi 2 6,67 1 3,33 Tetap mengkonsumsi seperti biasa sebelum isu flu burung 3 10,00 10 33,33 Tetap mengkonsumsi dengan melakukan tindakan preventif 21 70,00 17 56,67 Total 30 100,00 30 100,00 Sebagian besar responden tetap mengkonsumsi dengan melakukan tindakan pencegahan seperti yang banyak dikampanyekan pemerintah. Hanya sebagian kecil yang berhenti mengkonsumsi dan beralih pada alternatif protein lain maupun tidak acuh pada penyakit ini. Semua responden yang tidak berpengaruh dengan flu burung atau tetap mengkonsumsi seperti biasa memiliki alasan tidak ada alternatif yang lebih murah selain daging ayam ras dibandingkan daging lainnya 100 persen. Beberapa responden memilih lebih memperhatikan tempat pembelian dengan beralih pada pasar swalayan yang dianggap lebih bersih. Responden tetap mengkonsumsi ayam ras yang bukan dimasak sendiri karena berkaitan dengan waktu yang lebih banyak untuk memasak. Tetapi mereka tetap memperhatikan tempat pembelian yang bersih. 5. Perilaku Pasca Pembelian Perilaku konsumen pasca pembelian ditunjukkan dari tingkat kepuasaan konsumen sehingga konsumen mau kembali dan membeli pada tempat tersebut loyal. Responden yang membeli di pasar tradisional maupun swalayan berbeda tingkat kepuasaan namun tidak signifikan. Hal ini bisa mengakibatkan responden akan mudah beralih pada pasar swalayan maupun pada pasar tradisional Tabel 34. Tabel 34 Ketidakpuasan Responden Terhadap Pasar Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Tidak Puas 14 46,66 15 50,00 Puas 16 53,33 15 50,00 Total 30 100,00 30 100,00

7.4 Perbandingan Penilaian Atribut Pada Pasar Swalayan dan Pasar