beragam dengan bentuk-bentuk baru yang terus bermunculan. Beberapa klasifikasi pengecer menurut Kotler 1997 adalah :
a. Pengecer Toko Usaha eceran toko dapat diklasifikasikan menjadi delapan kategori antara lain
toko khusus, toko serba ada, pasar swalayan, toko kelontong, toko diskon, pengecer potongan harga, toko super, toko kombinasi, pasar dan ruang pamer
katalog b. Penjualan Eceran Bukan Toko
Walaupun sebagian besar barang dan jasa dijual melalui toko, penjualan eceran tidak melalui toko berkembang lebih pesat dibandingkan penjualan
eceran melalui toko. Penjualan eceran tidak melalui toko terbagi menjadi empat kategori yaitu penjualan langsung, pemasaran langsung, penjualan
otomatis dan jasa pembelian c. Organisasi Eceran
Banyaknya pemilikan toko secara independen menyebabkan semakin banyak penjualan eceran menjadi bentuk corporate retailing. Organisasi-organisasi
eceran mencapai skala ekonomis yang lebih besar seperti daya beli yang besar, pengakuan merek yang lebih luas dan pegawai yang terlatih. Jenis-jenis
penjualan utama eceran yaitu jaringan toko korporat, jaringan sukarela, koperasi pengecer, koperasi konsumen, organisasi waralaba dan konglomerat
perdagangan
2.3 Pengertian Pasar
Pasar merupakan perdagangan eceran berbentuk toko. Pasar menurut Belshaw dalam Rudi, 2005 adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial,
ekonomi, kebudayaan, politis dan lain-lainnya. Pasar merupakan tempat pembeli dan penjual penukar tipe lain saling bertemu dan mengadakan tukar-menukar.
Menurut Belshaw, pasar timbul tidak untuk memberi kesempatan kepada orang untuk menjual surplus tetapi timbul akibat adanya diferensiasi pekerjaan, sehingga
di pasar orang yang mengkhususkan di dalam produksi jenis tertentu bisa memperoleh hasil produksi orang lain spesialisasi.
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 23MPPKep11998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan, pasar
didefinisikan sebagai tempat bertemunya pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dimana proses jual beli terbentuk yang menurut kelas mutu
pelayanan dapat digolongkan sebagai pasar tradisional dan pasar modernswalayan. Perbedaan karakteristik antar kedua pasar tersebut dapat dilihat
pada Tabel 6. 1.
Pasar modernswalayan merupakan pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta atau koperasi dimana pengelolaannya dilaksanakan secara modern
dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada di satu tangan, bermodal relatif kuat dan dilengkapi dengan label
harga yang pasti. Pasar swalayan dapat dibedakan menjadi hipermarket, supermarket, departement store, serta minimarket.
Hipermarket adalah toko modern yang memiliki luas areal diatas 5000 m
2
per outletnya dengan variasi barang yang lebih banyak dan pilihan merek yang lebih
luas. Hipermarket dapat menempati pusat-pusat perdaganganpusat pasarpusat pertokoan atau gedung yang dibangun sendiri di lokasi khusus. Konsep yang
ditawarkan oleh hipermarket adalah one stop shopping atau pusat pertokoan yang
lengkap yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga sehari-hari dimulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan sandang. Kepemilikan
hipermarket umumnya adalah joint venture antara swasta lokal dengan swasta asing atau kepeemilikan asing seperti kepemilikan asing seperti kepemilikan Giant
dan Carrefour.
Tabel 6 Perbedaan Karakteristik Antar Pasar Tradisional dengan Pasar Modern
No Aspek
Pasar Tradisonal Pasar Swalayan
1 Sejarah
Evolusi Panjang Fenomena Baru
2 Fisik
Kurang Baik Baik dan Mewah
3 Kepemilikan Milik
masyarakatdesa, Pemda, Sedikit Swasta
Umumnya perorangan swasta
4 Modal Modal
lemahsubsidiswadaya masyarakatinpres
Modal kuatdigerakkan oleh swasta
5 Konsumen Umumnya
golongan menengah ke bawah
Umumnya golongan menengah ke atas
6 Metode pembayaran
Ciri dilayani, tawar menawar
Harga psati, pembayaran terkonsentrasi
7 Status tanah
Tanah negara, sedikit sekali swasta
Tanah swastaperorangan
8 Pembiayaan
Kadang-kadang ada subsidi Tidak ada subsidi
9 Pembangunan
Umumnya dilakukan oleh Pemdadesamasyarakat
Pembangunan fisik oleh swasta
10 Pedagang yang
masuk Beragam, massal dari sektor
informal sampai pedagang menengah dan besar
Pemilik modal juga pedagangnya tunggal
atau beberapa pedagang format skala menengah
dan besar
11 Peluang masukpartisipasi
Bersifat massal pedagang kecil, menegah dan besar
Terbatas umumnya pedagang tunggal dan
menengah ke atas 12
Jaringan Pasar regional, pasar kota
dan pasar kawasan Sistem rantai korporsi
nasional atau bahkan terkait dengan modal
luar negeri manajemen tersentralisasi
Supermarket adalah toko modern yang memiliki rata-rata luas antara 600-1000 m
2
yang biasanya berada di mal, pusat perbelanjaan atau gedung milik sendiri. Komoditi utama yang biasa dijual umumnya adalah barang-barangbahan pangan
dan peralatan dapur. Model kepemilikan dari supermarket umumnya adalah milik swasta baik lokal maupun asing. Milik swasta lokal biasanya berasal dari
kepemilikan kelompook atau group perusahaan yang mendirikan cabang perusahaan diberbagai daerah seperti Matahari Supermarket, Ramayana
Supermarket dan lain-lain. Departement Store merupakan toko modern dengan luas area yang bervariasi
biasanya berhubungan dengan proses retailing, penyortiran barang konsumsi yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia atau gaya hidup. Self service atau
pelayanan penjualan biasanya dibawah satu manajemen umum. Barang yang dijual di departement store umumnya adalah barang-barang sandang seperti
pakaian, sepatu dan lain-lain. Kepemilikan departement store biasanya milik swasta asing dan lokal. Target pasar antara departement store asing umunya
berbeda dengan lokal. Departement store asing lebih membidik masyarakat kalangan meneengah ke atas sedangkan departement store lokal umunya
membidik pasar dari masyarakat menengah ke bawah Minimarket adalah pasar swalayan yang berukuran kecil umumnya luas antara
100-300 m
2
per outlet. Minimarket dapat menempati pertokoan, perkantoran, mal ataupun gedung sendiri. Minimarket menerapkan sistem waralaba bagi
masyarakat yang ingin membuka gerai minimarket tersebut pada lokasi pilihan. Sistem waralaba adalah perjanjian kontrak dimana perusahaan induk memberi hak
kepada anak perusahaan atau perorangan dibawah kondisi khusus. Minimarket
lebih mudah untuk berekspansi ke berbagai daerah yang ada hingga ke daerah pemukiman dengan menerapkan sistem ini.
2. Pasar Tradisional merupakan pasar yang bentuk bangunannya relatif
sederhana dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan ruang usaha sempit, sarana parkir yang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar dan
penerangan yang kurang baik. Barang yang diperdagangkan adalah kebutuhan sehari-hari, harga yang relatif murah dengan mutu yang kurang
diperhatikan dan cara pembeliannya dilakukan dengan tawar-menawar.
2.4 Penelitian Terdahulu