Karakteristik Responden Telur Ayam Ras Berdasarkan Pemilihan

BAB VI PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TELUR AYAM RAS ANTARA PASAR SWALAYAN DAN TRADISIONAL

6.1 Karakteristik Responden Telur Ayam Ras Berdasarkan Pemilihan

Pasar Perkembangan pasar swalayan sekarang sudah banyak menggeser peranan pasar tradisional yang merupakan kumpulan pedagang dengan skala usaha kecil dengan kelas sosial menengah kebawah. Informasi yang semakin mudah diakses, tingkat pengetahuanpendidikan serta tingkat pendapatan yang semakin meningkat maka kesadaran konsumen akan higienitas bahan pangan semakin meningkat. Isu flu burung merupakan salah satu pertimbangan konsumen memilih tempat belanja yang bersih dan sehat karena virus ini berkembang pada lingkungan yang kotor. Karakteristik konsumen Kota Bogor dalam memutuskan pembelian produk pertanian segar yaitu telur ayam ras dapat dilihat dari perilaku responden yang dianalisis. Jumlah responden untuk responden telur ayam ras untuk pasar tradsional dan pasar swalayan sebanyak 60 orang. Hasil karakteristik secara umum tidak berbeda nyata antara karakteristik pasar modern dan pasar tradisional. Enam karakteristik sampel yang diuji yaitu umur, gender, pendapatan per bulan, pengeluaran pangan per bulan, status perkawinan, pekerjaan, kepemilikan pembantu rumah tangga serta pendidikan akhir responden memiliki proporsi persentase yang tidak berbeda nyata. Hal ini dibuktikan dengan uji anova uji F. Karakteristik responden telur ayam ras berdasarkan umur, gender, status pernikahan dan kepemilikan rumah tangga. Umur responden dominan pada rentang 30-39 tahun dan 40-49 tahun dengan gender wanita. Responden umumnya sudah berkeluarga. Hal ini karena keputusan pembelian bahan pangan lebih banyak dilakukan oleh ibu atau istri dalam keluarga.. Kebanyakan responden pada pasar tradisional adalan ibu rumah tangga yang juga tidak memperkerjakan Pembantu Rumah Tangga PRT sehingga melakukan proses pembelian sendiri. Tabel 12 Karakteristik Responden Telur Ayam Ras Berdasarkan Umur, Gender, Status Pernikahan dan Kepemilikan Rumah Tangga Jumlah Responden Persentase Karakteristik Tradisional Modern Tradisional Modern Umur a. 20 - 29 tahun 9 4 30,00 13,33 b. 30 - 39 tahun 10 10 33,33 33,33 c. 40 - 49 tahun 10 11 33,33 36,67 d. 50 - 59 tahun 1 4 3,33 13,33 e. 60 tahun 1 0,00 3,33 Total 30 30 100,00 100,00 Gender a. Laki-laki 2 2 6,67 6,67 b. Wanita 28 28 93,33 93,33 Total 30 30 100,00 100,00 Status a. Belum Menikah 7 4 23,33 13,33 b. Menikah 23 26 76,67 86,67 Total 30 30 100,00 100,00 Pembantu Rumah Tangga a. Tidak 24 21 80,00 70,00 b. Ya 6 9 20,00 30,00 Total 30 30 100,00 100,00 Secara umum, Kota Bogor memiliki kelas sosial yang berbeda-beda. Pada Pasar Bogor dan Warung Jambu yang menjadi lokasi penelitian, pendapatan keluarga dominan di kelas pendapatan menengah pada rentang Rp 3.000.000 sampai Rp 5.000.000 dengan proporsi 60 persen dari total responden telur ayam ras dipasar tradisonal dan swalayan. Rentang pendapatan tersebut berpengaruh pada proporsi pengeluaran untuk bahan pangan. Proporsi pengeluaran pangan masyarakat Kota Bogor lebih didominasi bahan bukan makanan sebesar 51,41 persen BPS Kota Bogor, 2003. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa masyarakat Kota Bogor merupakan masyarakat dengan rata-rata pendapatan berada pada rentang kelas menengah. Rata-rata pengeluaran pangan responden pasar tradional dan swalayan sebanyak 40,80 persen dari total pendapatan keluarga. Pengeluaran pangan terbesar pada rentang pengeluaran Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 1.999.999. Tabel 13 Karakteristik Responden Telur Ayam Ras Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Pangan per Bulan Jumlah Responden Persentase Karakteristik Tradisional Modern Tradisional Modern Pendapatan per Bulan a. Rp 3.000.000 - 4.999.000 19 17 63,33 56,67 b. Rp 5.000.000 11 13 36,67 43,33 Total 30 30 100,00 100,00 Pengeluaran Pangan per Bulan a. Rp 1.000.000 – 1.999.999 21 13 70,00 43,33 b. Rp 2.000.000 – 2.999.999 4 15 13,33 50,00 c. Rp 3.000.000 5 2 16,67 6,67 Total 30 30 100,00 100,00 Kebanyakan responden Ramayana Departement Store merupakan pegawai negeri yang melakukan pembelian sendiri pada lokasi penelitian pada saat pulang kerja atau hari libur. Hal ini dikarenakan lokasi Plaza Bogor dan Plaza Jambu Dua berdekatan dengan kantor-kantor pemerintahan. Sebagian besar merupakan. Pendidikan akhir responden pasar tradisional mayoritas pada tingkat pendidikan SMA sedangkan responden Swalayan Ramayana menyelesaikan pendidikan tingkat Diploma Tabel 14 Karakteristik Responden Telur Ayam Ras Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan Akhir Jumlah Responden Persentase Karakteristik Tradisional Modern Tradisional Modern Pekerjaan a. Ibu Rumah Tangga 12 5 40,00 16,67 b. Pegawai Negeri 8 12 26,67 40,00 c. Pegawai Swasta 2 7 6,67 23,33 d. Wirausaha 8 3 26,67 10,00 e. Lainnya 3 0,00 10,00 Total 30 30 100,00 100,00 Pendidikan Akhir a. SMU 12 9 40,00 30,00 b. Diploma 8 11 26,67 36,67 c. Sarjana 10 10 33,33 33,33 Total 30 30 100,00 100,00 Hasil uji F pada Lampiran menunjukkan semua karakteristik tidak signifikan dengan tingkat kepercayaan α lima persen terima H . Nilai signifikasi semua karakteristik diatas 0,05 persen. Hal ini berarti populasi konsumen pasar tradisional dan swalayan tidak berbeda nyata. Karakteristik yang tidak berbeda antara populasi terjadi karena responden pasar swalayan Ramayana Departement Store bukan merupakan konsumen dengan pola belanja kelas sosial atas. Ukuran yang digunakan untuk penggolongan kelas sosial menurut Engel, 1995 adalah pendapatan, pendidikan, pekerjaan, kekayaan dan lainnya. Kelas sosial dapat menunjukkan perilaku produk dan pemilihan merek serta tempat belanja sehingga produsen dapat memfokuskan diri pada kelas sosial tertentu. Pendapatan mayoritas responden baik di pasar tradisional maupun pasar swalayan berada pada rentang kelas menengah antara Rp 3.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000 dengan rentang pengeluaran pangan terbanyak pada Rp 1.000.000 hingga di bawah Rp 2.000.000.

6.2 Pengetahuan Responden Telur Ayam Ras Tentang Flu Burung