Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Pasar

BAB VII PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DAGING AYAM RAS ANTARA PASAR SWALAYAN DAN TRADISIONAL

7.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Pasar

Perkembangan pasar swalayan sekarang sudah banyak menggeser peranan pasar tradisional yang merupakan kumpulan pedagang dengan skala usaha kecil dengan kelas sosial menengah kebawah. Isu flu burung merupakan salah satu pertimbangan konsumen memilih tempat belanja yang bersih dan sehat karena virus ini berkembang pada lingkungan yang kotor. Peranan pemerintah menjaga keberlangsungan pasar tradisional sangat diharapkan. Karakteristik konsumen Kota Bogor dalam memutuskan pembelian produk pertanian segar yaitu daging ayam ras dapat dilihat dari perilaku responden yang dianalisis. Ada beberapa responden telur ayam ras yang juga merupakan responden daging ayam ras. Hal ini dikarenakan kendala peneliti di lokasi penelitian untuk mendapatkan responden dengan beberapa kriteria screening yang telah ditetapkan yaitu frekuensi pembelian, pendapatan keluarga per bulan serta pengeluaran pangan per bulan. Karakteristik konsumen Kota Bogor dalam memutuskan pembelian produk pertanian segar yaitu telur ayam ras dapat dilihat dari perilaku responden yang dianalisis. Jumlah responden untuk responden telur ayam ras untuk pasar tradsional dan pasar swalayan sebanyak 60 orang. Karakteristik responden telur ayam ras berdasarkan pemilihan pasar secara lebih detail disajikan pada Tabel 20. Hasil karakteristik secara umum tidak berbeda nyata antara karakteristik pasar modern dan pasar tradisional. Enam karakteristik sampel yang diuji yaitu umur, gender, pendapatan per bulan, pengeluaran pangan per bulan, status perkawinan, pekerjaan, kepemilikan pembantu rumah tangga serta pendidikan akhir responden memiliki proporsi persentase yang tidak berbeda nyata. Hal ini dibuktikan dengan uji anova uji F. Tabel 24 Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Berdasarkan Umur, Gender, Status Pernikahan dan Kepemilikan Rumah Tangga Karakteristik Sampel Tradisional Orang Modern Orang Tradisional Modern Umur a. 20 - 29 tahun 8 3 26,67 10,00 b. 30 - 39 tahun 10 10 33,33 33,33 c. 40 - 49 tahun 11 12 36,67 40,00 d. 50 - 59 tahun 1 4 3,33 13,33 e. 60 tahun 1 0,00 3,33 Total 30 30 100,00 100,00 Gender a. Laki-laki 2 1 6,67 3,33 b. Wanita 28 29 93,33 96,67 Total 30 30 100,00 100,00 Status a. Belum Menikah 6 3 20,00 10,00 b. Menikah 24 27 80,00 90,00 Total 30 30 100,00 100,00 Pembantu Rumah Tangga a. Tidak 26 21 86,67 70,00 b. Ya 4 9 13,33 30,00 Total 30 30 100,00 100,00 Responden daging ayam ras pasar tradisional dan swalayan merupakan kebanyakan konsumen yang berada pada rentang umur 40 hingga 49 tahun. Sebanyak 95 responden pada Pasar Tradisional Warung Jambu dan Pasar Swalayan Ramayana Departement Store merupakan ibu rumah tangga atau wanita dengan status menikah. Tingkat pendapatan responden pasar tradisional dan swalayan berada pada rentang kelas menengah sebesar 55 persen dari total responden daging ayam ras. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Kota Bogor dihabiskan sebanyak 48,59 persen untuk bahan makanan BPS Kota Bogor, 2003. Semakin tinggi kelas sosial baik dilihat dari pendapatan, pendidikan maupun pekerjaan maka pengeluaran akan banyak dihabiskan untuk pengeluaran non pangan dari total pendapatan. Sebagian pengeluaran responden daging ayam ras dipasar tradisonal dan pasar swalayan dihabiskan sebanyak 40,89 persen untuk bahan pangan bulanan dengan pengeluaran responden untuk bahan pangan sebagian besar pada rentang Rp 1.000.000 hingga dibawah Rp 2.000.000. Tabel 25 Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Pangan per Bulan Karakteristik Sampel Tradisional Orang Modern Orang Tradisional Modern Pendapatan per Bulan a. Rp 3.000.000 - 4.999.000 17 16 56,67 53,33 b. Rp 5.000.000 13 14 43,33 46,67 Total 30 30 100,00 100,00 Pengeluaran Pangan per Bulan a. Rp 1.000.000 – 1.999.999 18 12 60,00 40,00 b. Rp 2.000.000 – 2.999.999 7 16 23,33 53,33 c. Rp 3.000.000 5 2 16,67 6,67 Total 30 30 100,00 100,00 Responden pada pasar tradisional adalah ibu rumah tangga yang juga tidak memperkerjakan pembantu rumah tangga sehingga melakukan proses pembelian sendiri. Kebanyakan responden Ramayana Departement Store merupakan pegawai negeri pada saat pulang kerja atau hari libur. Hal ini dikarenakan lokasi Plaza Bogor dan Plaza Jambu Dua berdekatan dengan kantor-kantor pemerintahan. Pendidikan akhir responden pasar tradisional mayoritas pada tingkat pendidikan Sarjana sedangkan responden Ramayana Departement Store kebanyakan menyelesaikan pendidikan tingkat Diploma. Tabel 26 Karakteristik Responden Daging Ayam Ras Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan Akhir Karakteristik Sampel Tradisional Orang Modern Orang Tradisional Modern Pekerjaan a. Ibu Rumah Tangga 14 6 46,67 20,00 b. Pegawai Negeri 4 12 13,33 40,00 c. Pegawai Swasta 4 5 13,33 16,67 d. Wirausaha 8 4 26,67 13,33 e. Lainnya 3 0,00 10,00 Total 30 30 100,00 100,00 Pendidikan Akhir a. SMU 10 10 33,33 33,33 b. Diploma 8 11 26,67 36,67 c. Sarjana 12 9 40,00 30,00 Total 30 30 100,00 100,00 Hasil uji F pada Lampiran menunjukkan semua karakteristik tidak signifikan dengan tingkat kepercayaan α lima persen kecuali karakteristik untuk umur responden. Nilai signifikasi karakteristik umur dibawah 0,05 persen 0,48 persen. Hal ini berarti populasi konsumen pasar tradisonal dan pasar swalayan berbeda secara umur. Semakin mendekati rentang umur yang lebih tua, responden lebih memilih berbelanja di pasar swalayan. Hal ini dikarenakan semakin berumur lebih tua, pendapatan rata-rata keluarga lebih tinggi kecuali responden pada rentang 50-59 tahun pasar tradisional dan rentang 60 tahun pasar swalayan. Hal ini tidak berpengaruh karena responden pada rentang umur tersebut hanya satu orang Tabel 21. Selain itu, semakin mendekati lebih tua konsumen lebih membutuhkan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik yang ditawarkan pada pasar swalayan. Tabel 27 Rata-Rata Pendapatan Responden Daging Ayam Ras Berdasarkan Rentang Umur Pasar Tradisional Pasar Swalayan Rentang Umur Total Pendapatan Rupiah Rata-Rata Pendapatan Rupiah Total Pendapatan Rupiah Rata-Rata Pendapatan Rupiah 20-29 Tahun 31.000.000 3.875.000 14.000.000 4.666.667 30-39 Tahun 42.400.000 4.240.000 49.500.000 4.950.000 40-49 Tahun 50.300.000 4.572.727 61.000.000 5.083.333 50-59 Tahun 4.000.000 4.000.000 21.000.000 5.250.000 60 Tahun - - 3.000.000 3.000.000 Variabel karakteristik lainnya tidak signifikan terjadi karena responden pasar swalayan Ramayana Departement Store bukan merupakan konsumen dengan pola belanja kelas sosial atas sehingga tidak ada pembedaan karaktersistik yang nyata antara responden pasar tradsional dan pasar swalayan. Kelas sosial dapat menunjukkan pemilihan tempat belanja sehingga produsen dapat memfokuskan diri pada kelas sosial tertentu. Ukuran yang digunakan untuk penggolongan kelas sosial menurut Engel 1995 adalah pendapatan, pendidikan, pekerjaan, kekayaan dan lainnya. Pendapatan mayoritas responden baik di pasar tradisional maupun pasar swalayan berada pada rentang kelas menengah antara Rp 3.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000 dengan rentang pengeluaran pangan terbanyak pada Rp 1.000.000 hingga di bawah Rp 2.000.000. Pendidikan responden mayoritas menyelesaikan pada tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana. 7.2 Pengetahuan Responden tentang Flu Burung Pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang tersimpan dalam ingatan konsumen. Pengetahuan responden daging ayam ras, penanganan serta tempat pembelian pasar tradisional maupun swalayan akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja. Sumber informasi responden tentang flu burung didapatkan dari berbagai sumber. Kebanyakan responden daging ayam ras pada pasar tradisional dan swalayan tidak mencari tahu sendiri tapi mendapatkan dari berbagai literatur dan promo yang dilakukan pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah banyak memberikan informasi lewat televisi yang mana kepemilikan televisi lebih merata di seluruh kalangan masyarakat. Responden pada pasar swalayan lebih banyak yang mencari lewat media vetak atau televisi dibandingkan responden pasar tradisional. Sumber informasi dapat dilihat pada Gambar 14. 5 10 15 20 25 30 Swalayan 26 2 2 Tradisional 1 4 22 2 1 A B C D A C B C C D Gambar 14 Grafik Sumber Informasi Responden Daging Ayam Ras Tentang Flu Burung Keterangan : A. Anggota Keluarga C. Media Elektronik B. TemanTetangga D. BrosurSelebaran Informasi yang baik akan diterima dengan baik oleh konsumen. Tetapi dalam proses penyampaian pesan tersebut akan ada barrier sehingga persepsi tiap konsumen akan berbeda. Penyebab flu burung adalah virus avian influenza AI. Sebagian besar responden mengetahui virus sebagai penyebab penyakit ini. Responden pada pasar swalayan lebih baik pemahamannya dibandingkan responden pada pasar tradisional. Jumlah responden daging ayam ras yang menjawab penyebab flu burung dapat dilihat pada Gambar 15. 5 10 15 20 25 30 Swalayan 28 2 Tradisional 24 1 5 A B C Gambar 15 Grafik Jawaban Responden Daging Ayam Ras Terhadap Penyebab Flu Burung Keterangan : A. Virus B. Bakteri C. Tidak Tahu Sumber penularan flu burung adalah semua unggas yang terinfeksi virus AI baik yang hidup liar, di peternakan rakyat maupun peternakan besar yang dikelola dengan manajemen komersil. Sebagian besar responden pada pasar tradisional menjawab bahwa semua unggas liar dan yang dipelihara yang menjadi hewan perantara penyebaran penyakit ini sedangkan responden pada pasar swalayan menjawab bahwa semua unggas yang hidup liar, dipelihara di rumah maupun peternakan komersil merupakan hewan pembawa dan penyebar virus. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 16. 2 4 6 8 10 Swalayan 2 4 5 2 2 5 1 9 Tradisional 4 2 5 2 3 9 2 2 1 A B C D E B C B D C D BCD Gambar 16 Grafik Jawaban Responden Daging Ayam Ras Terhadap Hewan Pembawa Virus AI Keterangan : A. Ayam ras saja B. Semua Unggas Liar C. Semua Unggas yang dipelihara di rumah D. Semua Unggas yang hidup di peternakan besar E. Tidak Tahu Di Indonesia, flu burung masih dalam tahap penularan antar unggas ke unggas dan antar unggas ke manusia. Penularan antar manusia masih dalam tahap penelitian. Tetapi bila virus ini bisa menjadi lebih ganas dan menyebabkan pandemi pada manusia. Sedikit responden yang beranggapan virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia. Mayoritas responden lebih banyak yang menjawab virus ini dapat menyebar dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia. Responden pada pasar swlayan lebih baik pemahamannya karena kebanyakan mengetahui virus ini menyebar pada manusia melalui unggas sedangkan responden pada pasar tradisional lebih banyak yang menjawab bahwa penularan hanya terjadi pada unggas. Jawaban responden terhadap penularan flu burung dapat dilihat pada Gambar 17. 5 10 15 20 Swalayan 1 19 1 5 2 2 Tradisional 1 14 14 1 A B D A B B C ABC Gambar 17 Grafik Jawaban Responden Daging Ayam Ras Terhadap Penularan Flu Burung Keterangan : A. AyamUnggas ke Unggas C. Manusia ke Manusia B. AyamUnggas ke Manusia D. Tidak Menular Saat ini, virus H5N1 sangat rentan menular pada manusia yang bersentuhan langsung dengan unggas terutama kotoran unggas. Mayoritas responden menjawab orang yang rentan merupakan orang yang bersentuhan atau lingkungannya berdekatan dengan unggas. Pada bagian pertanyaan ini di kuisioner, semakin banyak responden yang beranggapan bersentuhan dengan penderita flu burung dapat menimbulkan resiko tertular tetapi mayoritas responden pada pasar tradisional maupun pasar swalayan menjawab bersentuhan dengan unggas yang sakit adalah hal rentan tertular AI. Jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 18. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Swalayan 1 16 6 2 4 1 Tradisional 1 17 5 7 A B C D B C C D BCD Gambar 18 Grafik Jawaban Responden Daging Ayam Ras Terhadap Orang yang Rentan Tertular AI Keterangan : A. Orang yang memasak ayamunggas B. Orang yang mengkonsumsi ayamunggas C. Orang yang tinggal bersentuhan dengan ayamunggas D. Orang yang tinggalbersentuhan dengan penderita flu burung Pencegahan penularan flu burung dengan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti mencuci tangan dan peralatan yang dipakai ketika menyentuh maupun mengelola unggas. Pada bagian pertanyaan ini, semakin banyak responden yang menilai tidak berdekatan atau melakukan kontak langsung dengan penderita adalah cara terbaik menghindari virus AI. Mayoritas responden pada pasar swalayan dan tradisional mengetahui bahwa cara terbaik pencegahan flu burung seperti informasi yang selalu disebarkan pemerintah. Jawaban responden tentang hal yang dijelaskan sebelummnya dapat dilihat pada Gambar 19. 2 4 6 8 10 12 14 16 Swalayan 6 3 1 2 2 5 11 Tradisional 2 2 4 2 1 4 15 A B C D B C B D C D BCD Gambar19 Grafik Jawaban Responden Daging Ayam Ras Terhadap Cara Pencegahan Flu Burung Keterangan : A. Tidak mengkonsumsi daging ayam ras B. Tidak berdekatanmelakukan kontak langsung dengan ayampeternakan ayam C. Tidak berdekatanmelakukan kontak secara langsung dengan manusia yang terkena flu burung D. Mengkonsumsi daging ayam ras yang dimasak pada suhu yang panas Kota Bogor termasuk kota yang sudah terinfeksi flu burung tetapi belum ada kasus probable yang terjadi pada manusia. Kasus AI terakhir pada ungga ditemukan pada Februari 2008 di Kota Bogor. Responden pasar swalayan menilai Kota Bogor termasuk dalam kota dengan penularan pada manusia sedangkan responden pada pasar tradisional menilai Kota Bogor masih termasuk pandemi pada unggas. Jawaban responden lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 20. 2 4 6 8 10 12 14 16 Swalayan 4 6 14 6 Tradisional 8 10 6 6 A B C D Gambar 20. Grafik Jawaban Responden Daging Ayam Ras Terhadap Status Kota Bogor dan Flu Burung Keterangan : A. Bebas Flu Burung C. Sudah menular pada manusia B. Sudah menular pada ayamunggas D. Tidak Tahu

7.3 Proses Keputusan Pembelian