Proses Keputusan Pembelian Telur Ayam Ras

2 4 6 8 10 12 14 16 18 Swalayan 4 5 16 5 Tradisional 7 6 11 6 A B C D Gambar 13 Grafik Jawaban Responden Telur Ayam Ras Terhadap Status Kota Bogor dan Flu Burung Keterangan : A. Bebas Flu Burung C. Sudah menular pada manusia B. Sudah menular pada ayamunggas D. Tidak Tahu

6.3 Proses Keputusan Pembelian Telur Ayam Ras

Menurut Engel, 1995 hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan pembelian adalah tempat pembelian. Produk dapat diperoleh melalui berbagai saluran pemasaran yang berbeda. Keputusan tempat pembelian dilakukan tergantung pada pengetahuan tentang dimana melakukan pembelian. Telur ayam ras merupakan pangan harian yang mudah ditemukan baik di pedagang keliling, pasar tradisional maupun pasar swalayan. Langkah-langkah dalam melakukan keputusan pembelian sebagai berikut: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan tindakan atau persepsi pasca pembelian. 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan adalah tahap awal dalam perilaku keputusan pembelian. Konsumen merasakan dan mengenali produk dapat memenuhi apa yang diinginkannya. Sebagian besar responden pada pasar swalayan dan tradisional mengenali telur ayam ras merupakan lauk harian. Jawaban responden terhadap motivasi melakukan pembelian daging dan telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Motivasi Responden Telur Ayam Ras dalam Melakukan Pembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Harga lebih murah 2 6,67 6 20,00 Gaya hidup 6 20,00 6 20,00 Kebiasaan 13 43,33 10 33,33 Pemenuhan gizi 9 30,00 8 26,67 Total 30 100,00 30 100,00

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dilakukan secara internal terlebih dahulu informasi dalam ingatan kemudian secara eksternal informasi dari lingkungan bila tidak mencukupi secara internal. Informasi pembelian bahan pangan termasuk telur ayam ras lebih banyak merupakan pencarian informasi secara internal pola belanja keluarga sebelumnya dan dipengaruhi oleh keluarga dan tetangga. Pada pasar tradisional mayoritas responden mendapatkan informasi tempat pembelian dari keluarga, teman serta tetangga sedangkan pada responden pada pasar swalayan mengetahui tempat pembelian Ramayana Departement Store dari media cetak atau selebaran produk. Selebaran dari pasar swalayan lebih banyak tentang promo diskon dari produk yang dijual. Sumber informasi responden dalam memutuskan tempat pembelian dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Sumber Informasi Responden Telur Ayam Ras dalam Menentukan Tempat Pembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Anggota keluarga 7 23,33 10 33,33 Teman Tetangga 9 30,00 10 33,33 Promo Media CetakElektronik 0,00 2 6,67 Lainnya 10 33,33 7 23,33 Anggota keluarga dan Teman Tetangga 2 6,67 1 3,33 Anggota keluarga, Teman Tetangga serta Promo Media CetakElektronik 2 6,67 0,00 Total 30 100,00 30 100,00 3. Evaluasi Alternatif Seringkali pembelian direncanakan tetapi terkadang banyak barang dan jasa dibeli secara spontan. Pada responden swalayan, mayoritas pertimbangan responden melakukan pembelian karena kelengkapan dengan barang lain sedangakan pada responden pasar tradisional lebih banyak karena kedekatan emosional yaitu adanya hubungan emosi langganan. Selain itu, satu pedagang menjual satu atau sedikit komoditas sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dalam pembelian. Pertimbangan responden dalam menentukan tempat pembelian dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Pertimbangan Responden Telur Ayam Ras dalam Melakukan Pembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Harga 3 10,00 4 13,33 Kedekatan Emosional 3 10,00 13 43,33 Kelengkapan dgn barang lain 15 50,00 9 30,00 Lainnya 9 30,00 4 13,33 Total 30 100,00 30 100,00

4. Keputusan Pembelian

Pengenalan kebutuhan, pencarian informasi serta pertimbangan menilai alternatif akan membuat konsumen melakukan suatu keputusan pembelian. Keputusan membeli tempat belanja pasar tradisional atau swalayan dipengaruhi juga oleh persepsi konsumen menilai telur yang dijual. Responden yang sering melakukan pembelian telur ayam ras di pasar swalayan, mayoritas menganggap telur ayam ras berbeda di pasar swalayan dan tradisional. Responden pada pasar tradisional tidak signifikan menganggap telur ayam ras pada pasar tradisional berbeda. Mereka lebih percaya higienitas produk yang dijual di pasar swalayan. Persepsi konsumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Persepsi Responden Telur Ayam Ras Tentang Perbedaan Telur Ayam Ras yang Dijual di Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Tidak Beda 6 20,00 16 53,33 Berbeda 24 80,00 14 46,67 Total 30 100,00 30 100,00 Keputusan pembelian jenis bahan pangan yang dikonsumsi termasuk dalam belanja harian seringkali merupakan tindakan spontan. Responden pasar swalayan lebih merencanakan kebutuhan atau barang yang dibeli dari rumah. Hal ini dikarenakan produk pada pasar swalayan sifatnya lebih kontinyutersedia setiap saat. Responden pada pasar tradisional lebih banyak melakukan pembelian secara terencana atau melihat tampilan di pasar. Cara responden dalam melakukan pembelian telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Cara Responden Telur Ayam Ras dalam Memutuskan KunjunganPembelian Pasar Swalayan Pasar Tradisional Sumber Informasi Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Terencana dari rumahKebutuhan 26 86,67 15 50,00 Tergantung situasitampilan di pasar 2 6,67 13 43,33 Kebetulantidak terencana 2 6,67 2 6,67 Total 30 100,00 30 100,00 Isu flu burung membuat sebagian konsumen berhenti mengkonsumsi untuk sementara, mengurangi jumlah konsumsi, tetap mengkonsumsi dengan tindakan preventif ataupun tidak berpengaruh pada keputusan pembelian. Tindakan konsumen melakukan pembelian telur ayam ras dengan adanya isu flu burung dapat dilihat pada Tabel 20. Sebagian besar responden pada pasar tradisonal dan swalayan tetap mengkonsumsi dengan melakukan tindakan pencegahan seperti yang banyak dikampanyekan pemerintah. Hanya sebagian kecil responden pada pasar swalayan yang berhenti mengkonsumsi dan beralih pada alternatif protein lain. Tabel 20 Tindakan Responden Telur Ayam Ras dengan Adanya Isu Flu Burung Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Tidak mengkonsumsi untuk sementara 3 10,00 2 6,67 Mengurangi konsumsi 1 3,33 0 0,00 Tetap mengkonsumsi seperti biasa sebelum isu flu burung 3 10,00 10 33,33 Tetap mengkonsumsi dengan melakukan tindakan preventif 23 76,67 18 60,00 Total 30 100,00 30 100,00

5. Perilaku Pasca Pembelian

Perilaku konsumen pasca pembelian ditunjukkan dari tingkat kepuasaan konsumen sehingga konsumen mau kembali dan membeli pada tempat tersebut loyal. Loyal dapat berarti bahwa responden tidak mau bila tidak pada tempat tersebut atau responden tetap membeli produk atau tempat tertentu berapapun kenaikan harganya. Responden pada pasar swalayan lebih puas dibandingkan responden pasar tradisional tetapi tidak berbeda secara signifikan Tabel 21 Tabel 21 Ketidakpuasan Responden Telur Ayam Ras Terhadap Pasar Pasar Swalayan Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Puas 17 56,66 16 5,.33 Tidak Puas 13 43,33 14 46,66 Total 30 100,00 30 100,00 6.4 Perbandingan Penilaian Atribut Telur Ayam Ras Pada Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional Atribut-atribut berdasarkah hasil pengamatan penulis, ada 14 atribut yang membedakan responden memilih berbelanja di pasar tradisonal dan pasar swalayan. Responden diberikan penilaian skala 1-4. Skala lebih rendah mengindikasikan penilaian yang lebih positif. Pada atribut ragam produk cangkang telur bersih, tidak mudah retak, tidak mudah busuk, aman terhadap flu burung serta kemasan. Atribut yang membedakan penilaian responden pada atribut cangkang yang lebih bersih dan aman terhadap flu burung serta kemasan. Responden pada pasar swalayan memberikan penilaian yang lebih positif karena mempercayai keamanan dan kebersihan. Hal ini karena Swalayan Ramayana baik dalam memperhatikan kebersihan tempat maupun telur yang dijual. Walaupun kemasan yang dipakai antara pasar tradisional dan swalayan sama plastik tetapi secara psikologis bungkus plastik putih untuk pembelian di pasar swalayan dianggap lebih baik Tabel 22. Tabel 22 Interpretasi Nilai Atribut Produk Telur Ayam Ras Jumlah Responden Variabel 1 2 3 4 Rata-Rata Intrepetasi Cangkang telur lebih bersihtidak banyak kotoran yang melekat Responden Swalayan 23 7 1,23 Sangat Baik Responden Tradisional 7 16 5 2 2,07 Baik Tidak mudah retak Responden Swalayan 17 11 1 1 1,53 Sangat Baik Responden Tradisional 9 19 2 1,77 Sangat Baik Tidak mudah busukwaktu segar lebih lama Responden Swalayan 15 14 1 1,57 Sangat Baik Responden Tradisional 12 13 5 1,77 Sangat Baik Aman Flu Burung Responden Swalayan 12 18 1,60 Sangat Baik Responden Tradisional 22 8 2,27 Baik Kemasan yang baik Responden Swalayan 20 9 1 1,37 Sangat Baik Responden Tradisional 4 14 10 2 2,33 Baik Atribut pasar sebagai tempat pembelian yaitu pedagang mudah dijangkau, kecepatan pelayanan, timbangan yang lebih baik dan pas, kebersihan, waktu buka serta tanggap terhadap saran. Atribut yang membedakan penilaian pasar yaitu timbangan yang lebih baik, kebersihan pasar, waktu buka serta tanggap terhadap saran. Penilaian pada atribut-atribut tersebut lebih positif untuk responden pasar swalayan Tabel 23 Tabel 23 Interpretasi Nilai Atribut Pasar Telur Ayam Ras Jumlah Responden Variabel 1 2 3 4 Rata-Rata Intrepetasi Pedagang mudah dijangkau Responden Swalayan 14 14 1 1 1,63 Sangat Baik Responden Tradisional 19 7 3 1 1,53 Sangat Baik Kecepatan pelayanan Responden Swalayan 20 9 1 1,37 Sangat Baik Responden Tradisional 17 9 3 1 1,60 Sangat Baik Timbangan lebih baikpas Responden Swalayan 20 9 1 1,37 Sangat Baik Responden Tradisional 24 5 1 2,23 Baik Kebersihan PedagangPasar Responden Swalayan 21 9 1,30 Sangat Baik Responden Tradisional 21 8 1 2,33 Baik Waktu buka pasar sesuai dengan waktu pembeli Responden Swalayan 17 13 1,43 Sangat Baik Responden Tradisional 10 11 6 3 2,07 Baik Tanggap terhadap saran dan kritik Responden Swalayan 17 12 1 1,47 Sangat Baik Responden Tradisional 12 13 5 1,77 Baik Penilaian sangat baik diberikan responden pasar swalayan sedangkan penilaian responden tradisional baik untuk variabel timbangan. Hal ini dikarenakan Swalayan Ramayana telah menngunakan timbangan digital sedangkan para pedagang pasar tradisional masih menggunakan timbangan yang biasa sehingga masih ada keraguan manupulasi pada timbangan. Swalayan Ramayana yang telah dilengkapi dengan AC, lantai tehel dan pencahayaan yang cukup baik memberikan penilaian responden yang lebih positif. Responden pasar tradisional menganggap kebersihan baik lebih negatif karena Pasar Tradisional Bogor maupun Warung Jambu masih memiliki lantai tanah sehingga hujan menjadi becek, tidak keteraturan pedagang berdasarkan komoditas sehingga menyulitkan pembeli baru. Waktu buka pasar mempengaruhi responden dalam memberikan penilaian. Waktu buka Swalayan Ramayana berkisar antara jam 09.00 pagi hingga jam 21.00 malam sedangkan waktu buka pasar tradisional hanya beberapa jam saja. Pasar Bogor ramai di dini hari hingga pagi hari dengan jam operasional selama 13 jam. Pasar Jambu Dua berkisar antara 9 jam dengan jam ramai pada sore hari hingga malam hari. Kebanyakan responden pasar tradisonal merupakan ibu rumah tangga yang memberikan nilai baik pada atribut ini. Responden pasar swalayan adalah pegawai negeri di sekitar lokasi pasar sehingga memberikan nilai atribut ini sangat baik. Mereka melakukan pembelian pada jam pulang kerja pada sore hari. BAB VII PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DAGING AYAM RAS ANTARA PASAR SWALAYAN DAN TRADISIONAL

7.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Pasar