Kerangka Pemikiran Operasional Keputusan Pembelian Telur dan Daging Ayam Ras pada Konsumen Menengah Atas Terkait Adanya Isu Flu Burung di Kota Bogor, Jawa Barat

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Telur dan daging ayam ras adalah salah satu produk segar harian untuk memenuhi konsumsi protein hewani. Daging ayam ras lebih diminati dari sumber protein hewani lainnya karena relatif lebih murah dibandingkan harga daging lainnya. Telur dan daging ayam ras lebih mudah ditemukan daripada telur ataupun daging itik, burung, ayam kampung dan lainnya. Saat ini pelaku agribisnis ayam ras dihadapkan pada kasus flu burung terjadi dan dapat menimbulkan kematian pada manusia. Sejak ditemukan wabah flu burung di Indonesia pada Juli 2003 telah mematikan sekitar lima juta ekor unggas. Tetapi secara nasional produksi ayam ras tidak mengalami penurunan yang signifikan. Data kematian terbesar terbanyak pada ayam ras yang berkisar 0,5 persen dari populasi ayam ras dan 0,4 persen dari polulasi unggas secara keseluruhan. Flu burung yang menular dari unggas ke manusia di Indonesia merupakan kasus tertinggi dibandingkan negara lain dengan jumlah kasus 120 pasien positif flu burung dengan angka kematian 80,8 persen Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, 2008. Virus AI mulai masuk di Kota Bogor tahun 2005 dengan 43 kelurahan positif flu burung di enam kecamatan dengan satu orang suspek di Kelurahan Ciluar. Sumber penularan flu burung adalah unggas ayamitikburung. Isu flu burung menimbulkan sebagian masyarakat berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian telur dan daging ayam ras termasuk memperhatikan tempat pembeliannya. Proses pemilihan toko tempat pembelian hingga terjadi pembelian akan dievaluasi oleh konsumen berdasarkan tingkat atribut kepuasannya. Konsumen akan sering membeli di suatu tempat bila kriteria suatu tempat belanja sesuai dengan keinginannya. Atribut-atribut yang akan dipakai dalam penelitian ini akan disesuaikan dengan kondisi pasar tradisional dan pasar swalayan yang dijadikan obyek penelitian. Pertumbuhan pasar swalayan semakin meningkat pesat dibandingkan dengan pertumbuhan pasar tradisional seiring meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan pangan. Pertumbuhan pasar swalayan di Propinsi Jawa Barat mencapai 66 persen dibandingkan dengna pertumbuhan peasr tradisonal yang hanya mencapai 5 persen per tahun selama rentang waktu 2002- 2005 Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2007. Hal ini seharusnya menjadi prioritas pengelola pasar tradisional di Kota Bogor untuk mempertahankan kelangsungan para pedagang. Proses perkembangan pasar swalayaan tidak bisa ditekan dengan pelarangan ataupun pembatasan pembangunan pasar swalayan. Perubahan pendapatan, penduduk dan budaya akan mempengaruhi kuantitas, kualitas serta variasi kegiatan perdagangan. Upaya melindungi pasar tradisional dengan membatasi perkembangan pesaing pasar swalayan tidak akan melindungi para pedagang lokal dalam jangka panjang. Analisis dilakukan dengan sampel konsumen yang sering membeli atau jarang membeli telur dan atau daging ayam ras di pasar tradisional maupun pasar swalayan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis ANOVA. Analisis ANOVA memberikan informasi tentang karakteristik pembedaan konsumen yang memilih berbelanja di pasar tradisional atau sealayan. Karakteristik konsumen dan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian akan dijelaskan dengan analisis deskriptif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan analisis lebih lanjut tentang pembangunan pasar swalayan dapat mengantikan pasar tradisional. Bagan kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Bagan Kerangka Penelitian Kasus Flu Burung di Indonesia menimbulkan kematian pada manusia Peningkatan Kesadaran Kesehatan dan Kebersihan Bahan Pangan Karakteristik Pembeda Pemilihan Pasar Tradisional dan Swalayan Konsumen Rumah Tangga Pergeseran pola belanja telur dan daging ayam ras dari pasar tradisional ke pasar modern Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Dengan Isu Flu Burung Variabel yang Mempengaruhi Konsumen Memilih Tempat Berbelanja Rekomendasi Pengetahuan Konsumen tentang Flu Burung BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian