diakibatkan oleh krisis multidimensional. Kebijakan-kebijakan tersebut yang telah menyebabkan banyak hal yang membentuk situasi perkotaan seperti
sekarang ini. Dengan demikian penyelenggaraan pemerintahan tidak terlepas dari apa yang dimaksud sebagai istilah kebijakan.
2.1.1 Pengertian Kebijakan
Istilah kebijakan publik sering ada dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kegiatan akademis, seperti dalam kuliah hukum administrasi negara dan ilmu
politik. Istilah kebijakan policy term mungkin digunakan secara luas seperti dalam “Kebijakan Luar Negeri Indonesia”, “Kebijakan Ekonomi Jepang” atau
“Kebijakan Pertanian di Negara-Negara Berkembang atau Negara-Negara Dunia Ketiga”. Istilah ini tidak asing apabila kuliah di fakultas hukum, karena istilah
ini selalu dipakai dalam perkuliahan Hukum Administrasi Negara. Dari permasalahan-permasalahan negara yang ada memang hampir semuanya telah
diatur di kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan-kebijakan tersebut akan dapat temukan dalam bidang
kesejahteraan sosial social welfare, di bidang kesehatan, perumahan rakyat, pertanian, pembangunan ekonomi, hubungan luar negeri, pendidikan nasional
dan lain sebagainya. Kebijakan tersebut ada yang berhasil tetapi banyak yang gagal maka dari kegagalan itu perlu mengkaji kebijakan yang di keluarkan itu
pemerintah dalam penaataan lingkungan seberapa efektifnya dapat berjalan. “Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” digunakan untuk menunjuk
perilaku seorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah atau sejumlah aktor dalam suatu bidang tertentu”
Winarno 2007: 16. Berkaitan dengan pengertian kebijakan tersebut, Carl Friedrich dalam Budi Winarno 2002 : 16 memberikan pengertiannya sebagai
berikut : Kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap
kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau
suatu maksud tertentu.
Berbeda hal dengan pengertian kebijakan menurut Thomas R. Dye, yang mengatakan kebijakan publik adalah “segala yang dilakukan pemerintah, sebab-
sebab mengapa hal tersebut dilakukan, dan perbedaan yang ditimbulkan sebagai akibatnya” Wibowo dan Nogi 2004: 45. Sedangkan menurut pakar-pakar yang
lain dalam buku kebijakan publik pro civil society karangan Wibowo dan Nogi S 2004: 45 mendefinisikan kebijakan publik adalah
Serangkaian program terencana yang meliputi tujuan, nilai, dan praktek Harold Lasswell. “Tindakan-tindakan tertentu yang ditentukan atau
pernyataan mengenai sebuah kehendak” Austen Ranney. Dalam bahasan yang lebih komprehensif Lester 2000 memberikan usulan
definisi kebijakan publik yaitu, “proses atau serangkaian keputusan atau
aktivitas pemerintah yang didisain untuk mengatasi masalah publik, apakah hal itu riil ataukan masih direncanakan” imagined.
Kebijakan juga menyangkut hubungan antar negara di segala sektor. Hubungan antar negara ini yang memacu Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB
untuk memberikan suatu definisi tentang kebijakan tersebut. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1975, kebijakan didefinisikan sebagai
pedoman aktor. Pedoman itu boleh jadi amat sederhana atau komplek, bersifat umum atau
khusus, luas atau sempit, kabur atau jelas, longgar atau terperinci, bersifat kualitatif atau kuantitatif, publik atau privat. Kebijakan dalam maknanya
seperti ini mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai
aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana United Nations, 1975 Wahab 2008: 2.
Dari semua pengertian tentang kebijakan dapat disimpulkan bahwa keberadaan peraturan kebijaksanaan tidak akan lepas dengan adanya
kewenangan bebas vrijebevoegdheid dari pemerintah yang sering disebut dengan istilah freies ermessen. Namun kewenangan ini tidaklah boleh dijalankan
sedemikian rupa sehingga merugikan individu atau warga, tanpa alasan yang patut. Pejabat Administrasi Negara tidak boleh menjalankan wewenangnya
untuk menyelenggarakan suatu kepentingan umum yang lain dari yang dimaksud peraturan yang menjadi dasar wewenangnya.
2.1.2 Jenis Kebijakan