4.1.2.3.5 Peraturan Walikota Semarang No. 14 F Tahun 2005 tentang Standar
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Semarang
Peraturan Walikota Semarang Nomor 14 F Tahun 2005 ini adalah peraturan mengenai tata cara prosedur dalam penyelenggaraan pelayanan publik oleh
badan pengendalian dampak lingkungan Kota Semarang. Bentuk pelayanan publik oleh badan pengendalian dampak lingkungan Kota Semarang yaitu tata
cara pengaduan dan sengketa lingkungan hidup di Kota Semarang yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Bagan 4.2 MEKANISME PENGADUAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP
Sumber : Perwal Kota Semarang No. 14 F Tahun 2005 Semua bentuk kebijakan Perwal Kota Semarang No. 14 Tahun 2005
termasuk dalam jenis kebijakan Procedural Polies adalah suatu kebijakan yang dilihat dari pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan
publik, serta bagaimana suatu kebijakan publik diimplemetasikan dan juga termasuk dalam kebijakan Distributive Polices adalah suatu kebijakan yang
mengatur tentang pemberian pelayanan atau keuntungan bagi individu-individu, kelompok-kelompok, perusahaan-perusahaan atau masyarakat tertentu.
Sumber Kasus
- CEK LAPANGAN
- PENGUMPULAN
DATA -
ANALISA LAB 7 HARI
KEWAJIBAN PENGELOLLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
30 HARI KORDINASI
DENGAN STAKEHOLDER
7HARI PERINGATAN
I = 30 HARI II = 30 HARI
III = 30 HARI PENYELESAIAN KASUS
DILUAR PENGADILAN :
ADR MEDIASI
PENGADILAN
4.1.3 Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam Penataan
Lingkungan
Kebijakan-kebijakan penataan lingkungan ini harus mengarahkan kepada kesejahteraan rakyat social welfare. Untuk itu dalam pelaksanaan kebijakan
yang mengarah kepada kesejahteraan rakyat social welfare Pemerintah Kota Semarang harus menjalankan kebijakan itu dengan asas-asas good governance
agar tercapainya dari tujuan kebijakan yang dikeluarkan itu. Dalam menjalankan asas-asas umum pemerintahan yang baik good governance perlunya suatu
sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengerti dan mengetahui arah dari dikeluarkannya kebijakan tersebut.
Menurut pendapat Wundri Ajisari, SH., staf bagian hukum setda Kota Semarang berdasarkan hasil wawancara tanggal 14 Maret 2011 mengatakan
bahwa Sosialisasi itu mempengaruhi efektivitas pelaksanaan suatu kebijakan
baik yang berupa Perda maupun yang berupa Perwal, karena adanya sosialisasi tersebut kesadaran masyarakat mengenai lingkungan hidup
menjadi meningkat. Masyarakatpun menjadi tahu mengenai aturan yang mengatur tentang lingkungan hidup.
Pendapat ini juga disetujui oleh Ari Widyarini Staff Sub Bidang Pengawasan Pencemaran Lingkungan mengatakan dari hasil wawancara pada
tanggal 23 Maret 2011 bahwa “sosialisasi itu sangat mempengaruhi keefektivitasan suatu kebijakan” agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan
baik. Kebijakan penataan lingkungan di Kota Semarang dapat terlaksanakan dengan baik apabila sosialisasi kebijakan tersebut dapat berjalan dan mengenai
seluruh lapisan masyarakat.