3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap melakukan kegiatan penelitian dibutuhkan objek atau sasaran penelitian yang umumnya eksis dalam jumlah yang besar atau banyak. Sehingga
data didapatkan
dalam penelitian
ini, konsekuen
dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Maka peneliti melakukan penelusuran untuk mencari bahan-bahan hukum yang relevan terhadap isu yang dihadapi
dengan menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
3.6.1 Observasi
Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan data yang valid. Metode ini diartikan ”sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik ter hadap gejala yang tampak pada objek penelitian”
Maman 1999: 77. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 1.
Melakukan pengamatan dan pengidentifikasian kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Semarang dalam penataan lingkungan di kota semarang
2. Melakukan pengamatan terhadap proses implementasi kebijakan penataan
lingkungan yaitu Perda Kota Semarang No. 13 Tahun 2006 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup dan Perda lain yang berkaitan dengannya.
3. Melihat seberapa efektif dan efisien kebijakan penataan lingkungan tersebut.
3.6.2 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong 2002: 135. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk
menilai keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang objek penelitian. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan metode
wawancara bebas, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi juga mengingat data apa yang ingin dikumpulkan sehingga walaupun bebas tetapi
pertanyaan harus terarah terhadap jawaban-jawaban yang dibutuhkan oleh pewawancara untuk melengkapi data. Adapun wawancara ini dilakukan terhadap
tiga narasumber yaitu : 1.
Narasumber dari SKPD yaitu Bagian Hukum Setda dan Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Semarang, adapun dari Bagian Hukum
Setda Kota yaitu Staf Sub bidang Dokumentasi dan Informasi bernama Wundri Ajisari, SH sedangkan Badan Lingkungan Hidup Kota
Semarang yaitu Kepala Sub Bidang Penangganan Sengketa bernama Noramainging Istina, SP dan Staf Sub Bidang Pengawasan Pencemaran
bernama Ari Widyarini, ST. 2.
Narasumber dari pihak yang berpotensi menyebabkan kerusakan atau perubahan lingkungan yaitu bisa dari perusahaan yang mengeluarkan
limbah dan biasanya pencemaran ini dilakukan secara statis diam oleh Ibu Emi, Kepala Humas dan Bapak Budi, Kepala Bagian Umum PT.
Nyonya Meneer dan PT BLU Trans Semarang perusahaan yang melakukan pencemaran secara dinamis berubah-ubah oleh manajer
pengelolaan BLU yaitu Bapak Joko Umboro Jati, SE. Peneliti hanya melakukan wawancara terhadap kedua perusahaan dikarenakan
perusahaan lain belum dapat memberikan kontribusi pada penelitian ini.
3. Narasumber dari masyarakat dan tokoh masyarakat, yaitu bisa dari
warga sekitar bernama bapak Irwan dan warga di daerah yang mengalami dampak dari kerusakan lingkungan yaitu bapak Sujanto.
3.6.3 Dokumentasi