4.2 Proses Penelitian
Proses penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian, dimulai persiapan penelitian, pelaksanaan
penelitian sampai pada hasil dan kesimpulan dari penelitian terkait.
4.2.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian yang dimulai dari penyusunan proposal hingga sampai pada koding tahap 4. Pelaksanaan penelitian
secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Tahapan Penelitian
No Tahap
Waktu Pelaksanaan
1 Penyusunan konsep penelitian dan
proposal penelitian Maret 2013
2 Studi pendahuluan
Mei 2013 2
Pengambilan data Oktober 2013
3 Pengumpulan data
Desember 2013 4
Tabulasi data November- Desember 2013
5 Kategorisasi
Desember 2013 6
Koding tahap 1 Desember 2013
7 Koding tahap 2
Januari 2014 8
Koding tahap 3 Januari 2014
9 Koding tahap 4
April 2014 10
Penyusunan hasil
temuan dan
pembahasan Febuari-April 2014
Proses pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 11 bulan yang dimulai pada bulan Maret 2013, penelitian didahului dengan penyusunan
konsep penelitian dan proposal penelitian pada bulan Maret 2013. Pada penyusunan konsep penelitian, peneliti dan rekan-rekan peneliti yang tergabung
menjadi satu kelompok penelitian payung menyusun konsep penelitian. Dimulai dari pengambilan tema besar, yaitu subjective well-being lalu sasaran penelitian
dan yang terakhir adalah penambahan satu variabel pembeda yang diduga
memiliki pengaruh pada tema besarnya. Setelah penyusunan konsep penelitian, peneliti menyusun proposal penelitian. Terdapat 3 bagian dalam proposal
penelitian ini, bab pertama membahas tentang latar belakang masalah yang akan diteliti, bab kedua mengenai teori yang mendasari variabel penelitian, dalam hal
ini subjective well-being dan kebermaknaan hidup, kemudian bab ketiga adalah tentang metode penelitian.
Bulan Oktober 2013 dilakukan pengambilan data kurang lebih selama 1 bulan yang ditujukan kepada lansia bersuku Jawa di Provinsi Jawa Tengah yang
tersebar di beberapa kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan cara peneliti memberikan angket kepada responden secara
langsung dengan dibantu oleh rekan peneliti. Bulan November 2013 dilakukan dua tahap sekaligus, yaitu pengumpulan
data dan tabulasi data. Setiap angket yang sudah dikembalikan kepada peneliti, data tersebut kemudian langsung ditabulasi untuk menyingkat waktu. Pada proses
tabulasi data, peneliti menyalin jawaban-jawaban responden ke dalam aplikasi Microsoft word yang ada dalam komputerlaptop. Peneliti menyalin satu demi
satu jawaban responden sebanyak 500 orang, dari 31 pertanyaan yang disediakan di angket penelitian. Jawaban-jawaban responden itu juga diberi kode urut untuk
mempermudah peneliti mengecek antara jumlah responden yang ada dengan jawabannya. Jawaban yang telah selesai di salin, kemudian dicetak dan siap untuk
dipotong sesuai dengan nomor soal, kode urut subjek, data demografi dan jawaban yang diberikan oleh responden. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah contoh bagan
tabulasi yang dibuat oleh peneliti:
Tabel 4.12 Contoh Tabulasi Data Responden
No Kode
IDENTITAS Jawaban
JK SM
TGL AGM
PKT PENY
AKTV
14 A.1
Bila dapat memberi
pada orang lain
walaupun sedikit
14 A.2
Hidup yang mampu
memaknai disetiap
keadaan bermakna
bagi lingkungan,
keluarga dan negara
14 A.3
Dst Keterangan:
No = Nomor pertanyaan
A1 = responden pertama dengan “A” sebagai inisial nama peneliti
A2 = responden kedua dengan “A” sebagai inisial nama peneliti, dst
JK = jenis kelamin responden penelitian. Diisi dengan huruf “L” untuk laki-
laki dan “P” untuk perempuan. SM
= status marital responden penelitian. Dalam angket penelitian ini, disediakan 4 pilihan jawaban. Untuk kode “M” adalah menikah, “BM”
ditujukan untuk belum menikah, “D” untuk duda serta “J” untuk janda. TGL = tempat tinggal responden penelitian. Kode “KLG” untuk responden yang
tinggal bersama keluarga, “S” adalah kode untuk responden yang tinggal sendiri, serta “P” untuk responden yang tinggal di panti jompo.
AGM = agama responden penelitian. Terdiri dari Islam, Kristen dan Katholik yang terdapat dalam penelitian ini.
PKT = pekerjaan terakhir responden penelitian. Variasi pekerjaan terakhir responden penelitian terdiri dari “PNS” untuk Pegawai Negeri Sipil,
Veteran yang terdiri dari TNI dan ABRI. “S” untuk pekerjaan swasta dan”TB” untuk tidak bekerja.
PENY = riwayat penyakit yang diderita oleh responden penelitian. Apabila responden mengisi identitas dengan berbagai macam riwayat penyakit,
dalam tabel tabulasi dituliskan “SKT” yang artinya sakit dan apabila responden menyatakan dirinya sehat, cukup dituliskan dengan “SHT”
AKTV = aktivitas yang sering dilakukan responden penelitian saat ini. Peneliti membagi menjadi lima kelompok, yaitu hobi, kegiatan keagamaan,
ekonomi, sosial dan rumah tangga. Untuk hobi dituliskan dengan kode “HB”, “RLG” untuk religius atau kegiatan keagamaan, “EK” untuk
ekonomi, “SOS” untuk sosial dan “RT” untuk rumah tangga. Tahap selanjutnya yaitu tahap kategorisasi. Dalam tahap ini, peneliti
mengelompokkan jawaban-jawaban responden sesuai dengan kategori yang telah dibuat oleh peneliti dan para reviewer. Proses kategorisasi dilakukan dengan cara
mencari jawaban yang sesuai dengan kategorisasi. Misalnya dalam contoh, pertanyaan nomor 14 “Menurut BapakIbu, hidup bermakna adalah ...” jika
jawaban yang tertera pada potongan kertas adalah berguna bagi orang lain, maka jawaban tersebut dikelompokkan menjadi satu kategori dengan kategori hidup
yang berguna. Masing-masing responden memiliki jawaban yang bermacam-
macam, apabila terdapat lebih dari satu jawaban dengan dua atau lebih kategori yang berbeda, diambil makna dari jawaban pertama dari jawaban responden
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kategori yang sudah tersedia. Jawaban kedua, ketiga dan seterusnya yang ada pada jawaban tersebut, kemudian di koding
kembali dan dihitung pada kolom jawaban penyerta. Jawaban penyerta adalah jawaban-jawaban responden yang terletak pada jawaban kedua, ketiga dan
seterusnya. Khusus untuk pertanyaan yang mengemukakan tentang definisi, jawaban-jawaban penyerta tersebut diabaikan dan hanya mengambil makna dari
jawaban pertama yang kemudian dimasukkan pada kategori-kategori yang disediakan. Jawaban-jawaban yang sudah dikategori kemudian di tempel pada
kertas plano sesuai dengan kategori masing-masing. Proses selanjutnya adalah dilakukan koding pada masing-masing
pertanyaan sesuai dengan jumlah kategori. Koding tahap 1 masih dilakukan secara spesifik, sehingga pada masing-masing pertanyaan terdapat lebih dari 10 kategori,
tergantung pada variasi jawaban. Proses koding tahap 1 dilakukan selama 1 minggu.
Koding tahap 2 dilakukan yaitu dengan menghitung jumlah jawaban yang berada pada jawaban penyerta. Jawaban-jawaban responden yang memiliki dua
atau lebih jawaban pada dua atau lebih kategori yang berbeda, kemudian dikoding kembali dengan cara memasukkan jawaban yang berada pada jawaban penyerta
tersebut satu-persatu ke kategori yang sesuai. Misalnya pada pertanyaan nomor 15, terdapat jawaban “bermasyarakat dalam kehidupan duniawi dan beramal
jariah, bersodaqoh dan melaksanakan segala rukun agama untuk kehidupan
akhirat”, jawaban bermasyarakat dalam kehidupan duniawi kemudian dimasukkan ke dalam kategori partisipasi pada masyarakat, dan jawaban yang
beramal jariah, bersodaqoh dan melaksanakan segala rukun agama untuk kehidupan akhirat dimasukkan ke dalam kategori menjalankan perintah agama.
Cara memasukkannya dengan membuat turus di samping jumlah asli dari kategori. Kemudian jumlahkan total turus dengan jumlah asli pada masing-masing
kategori, sehingga akan terdapat lebih dari 500 jawaban per itemnya. Apabila terdapat jawaban yang sama sekali tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori yang
telah tersedia, jawaban tersebut dimasukkan pada kategori uncategorize. Pada koding tahap 3 dilakukan dengan cara membuat kategori yang lebih
umum daripada koding tahap 2. Kategori umum ini didapatkan dari kategori- kategori yang maknanya hampir mendekati satu sama lain, yang bisa dijadikan
dalam satu kategori umum. Misalnya pada kategori saling menghargai, rukun dan sesuai norma yang semula pada 3 kategori yang berbeda, pada koding tahap 3
dijadikan dalam 1 kategori, yaitu kategori mempunyai hubungan sosial yang baik. Jika sekiranya masih ada beberapa kategori yang bisa dijadikan satu dengan
kategori lainnya, maka kategori tersebut bisa dijadikan satu menjadi satu kategori umum. Koding tahap 3 ini memuat tidak lebih dari 11 kategori. Koding tahap
dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembacaan tabel. Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan melihat jumlah responden
yang menjawab pertanyaan dari beberapa kategori yang ada, kategori juga diurutkan sesuai dengan jumlah responden yang menJawab dari mulai terkecil
sampai yang terbesar.
4.2.2 Keterbatasan Penelitian