Tuhan. Hal yang sama juga terjadi pada pendapat Frankl 2003 dan Kleftara dan Psarra 2012. Ciri khas kebermaknaan hidup menurut lansia bersuku Jawa
terletak pada hidup yang bahagia, berkesan untuk orang lain, dan mempunyai hubungan sosial yang baik.
4.4.1.2 Gambaran Tujuan Memperoleh Hidup yang Bermakna Lansia Bersuku
Jawa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan memperoleh hidup yang bermakna lansia bersuku Jawa. Kebermaknaan hidup memberikan nilai dan tujuan
bagi seseorang untuk menjalani hidup dan berjuang untuk mencapai atau mempertahankannya Lubis dan Maslihah, 2012. Ada 6 kategori yang
menggambarkan tujuan memperoleh hidup yang bermakna lansia bersuku Jawa. Tujuan lansia memperoleh hidup yang bermakna adalah 1 keinginan untuk
hidup bahagia dan sejahtera, 2 bermanfaat bagi sesama, 3 menjalankan perintah agama, 4 bertambah luas pergaulan, 5 mencapai kepuasan dalam
hidup, 6 menjadi teladan. 4.4.1.2.1
Keinginan hidup bahagia dan sejahtera Menurut lansia bersuku Jawa tujuan memperoleh hidup yang bermakna
salah satunya adalah keinginan untuk hidup bahagia dan sejahtera. Hidup bahagia dan sejahtera menurut lansia adalah keinginan hidup yang bahagia dan tenang,
agar dicintai oleh keluarga serta lingkungannya, membahagiakan orang lain, memiliki tujuan hidup pasti baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di
akhirat, hidup mandiri, hidup yang penuh semangat, masih bisa dan terus bekerja
keras, memperoleh apapun yang dibutuhkannya, dan menjadikan pribadi, kehidupan yang baik, mencapai hal yang dibutuhkan dan ketika memperoleh dan
mencapai kebahagiaan. Kehidupan yang bahagia dan sejahtera dipengaruhi dan mempengaruhi
kondisi fisik dan batin seseorang. Selain itu, perekonomian lansia saat ini juga mempengaruhi perasaan bahagia dan sejahteranya. Penurunan penghasilan
membutuhkan penyesuaian gaya hidup lansia Yuki Widiasari Sartini, 2010. Hidup sederhana masih menjadi pilihan terbaik untuk lansia agar tetap mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu, pandangan orang-orang Jawa tidak memisahkan kesejahteraan fisik materi dengan kesejahteraan batin non-
fisik, karena hidup orang Jawa merupakan suatu pengalaman religius Soembodo, tanpa tahun. Suardiman 2011: 185-186 terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikis
memang membuat lansia menjadi bahagia. Selain itu, kebutuhan sosial dan kebutuhan beribadah merupakan kebutuhan yang juga dirasakan penting. Hidup
bahagia dan sejahtera tidak sebatas memiliki perasaan bahagia dan sejahtera fisik dan psikisnya, namun juga terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan sosial dan
kebutuhan beribadahnya. 4.4.1.2.2
Bermanfaat bagi sesama Penggambaran tujuan kebermaknaan hidup lansia bersuku Jawa adalah
bemanfaat bagi sesama. Bermanfaat bagi sesama menurut lansia bersuku Jawa yaitu berguna bagi masyarakat dan keluarga dan partisipasi pada masyarakat.
Berguna bagi masyarakat dan keluarga adalah jika lansia bisa memberikan bantuan dan masih bisa menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
kepentingan masyarakat. Lansia selain berguna bagi masyarakat dan keluarga, juga ikut
berpartisipasi pada masyarakat. Bentuk partisipasinya seperti mengembangkan dan berbagi ilmu serta bisa mengajak lingkungan ke hal yang positif. Partisipasi
pada masyarakat adalah bentuk aktualisasi diri. Dalam teori Maslow Alwisol, 2009: 208 aktualisasi diri dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu
hierarki kebutuhan, namun juga dapat dipandang sebagai tujuan final, tujuan ideal dari kehidupan masyarakat. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk
memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat lakukan dan untuk menjadi kreatif
dan menjadi puncak prestasi potensinya. 4.4.1.2.3
Menjalankan perintah agama Tujuan lansia memperoleh hidup yang bermakna adalah menjalankan
perintah agama. Contohnya seperti ingin mencapai kenikmatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, ingin agar hidupnya mulia di hadapan Tuhan,
menjadikan diri sebagai orang yang selalu bersyukur, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya menuju ridho Tuhan dan tujuan jangka panjang
adalah untuk kehidupan di akhirat nanti. Aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak peak
experience membuat orang lebih religius, mistikal, sholeh dan indah poetical dibanding dengan aktualisasi yang diperoleh melalui pengembangan diri Alwisol:
2010: 211. Masyarakat Jawa memiliki tujuan hidup yaitu mengurangi hawa nafsu, sehingga mampu mengerti perasaan yang lebih benar. Harapannya adalah
tentram ing manah, kedamaian, ketenangan dan ketentraman hati Purwadi, 2012: 5. Usaha untuk memperoleh kedamaian, ketenangan dan ketentraman hati
dilakukan dalam upaya untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Usaha-usaha yang dilakukan seperti menjalankan perintah dalam agamanya serta menjauhi
larangannya. Hal inilah yang mendasari sebagian lansia bersuku Jawa untuk mencapai aktualisasi tertinggi, yaitu peak experience.
4.4.1.2.4 Bertambah luas pergaulan
Bertambah luas pergaulan merupakan hal yang dijadikan tujuan lansia dalam memperoleh kebermaknaan hidupnya. Terdiri dari bertambah luasnya
pergaulan di lingkungan sosial serta hidup yang sesuai aturan norma. Kehidupan sosial dan budaya orang Jawa dilatarbelakangi oleh sisa kebiasaan hidup pada
jaman sebelumnya Yana, 2010: 12. Tata krama dalam pergaulan sosial masyarakat Jawa terlihat dalam
etikanya meliputi banyak segi seperti unggah-ungguh, suba suta dan lain-lain. Tata krama ini meliputi menghormati orang tua atau yang dituakan, bertamu,
berbicara atau mengeluarkan pendapat, bersalaman, duduk berdiri, makan dan minum, bertegur sapa, berpakaian Yana, 2010: 137. Tata krama berfungsi
sebagai kontrol sosial. Berbagai unsur seperti kebiasaan, adat istiadat, norma- norma yang berlaku turut menentukan perilaku seseorang Yana, 2010: 138. Tata
krama yang baik, dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat Jawa mendasari masyarakat Jawa dalam bergaul dengan
lingkungannya. Apabila ia memiliki tata krama yang bagus, menghormati orang lain, semakin luaslah pergaulannya. Bertambah luasnya pergaulan juga dibarengi
dengan tata krama yang baik. 4.4.1.2.5
Mencapai kepuasan dalam hidup Kepuasan dalam hidup adalah hal yang menjadi tujuan seseorang
memperoleh hidup yang bermakna. Berupa kepuasan pada dirinya sendiri dengan bentuk kondisi kecukupan. Kondisi-kondisi hidup yang serba kecukupan, mulai
dari kebutuhan fisik, kebutuhan batin dan kebutuhan spiritual membuat lansia bersuku Jawa bisa memaknai hidupnya dengan baik pula. Oleh karenanya, tujuan
memperoleh kebermaknaan hidup lansia bersuku Jawa adalah mencapai kepuasan dalam hidupnya.
Usia lanjut dengan penghasilan yang relatif mapan dan kondisi kesehatan yang baik cenderung lebih puas dalam hidupnya dibandingkan dengan mereka
yang penghasilannya kecil dan kondisi kesehatannya kurang baik Suardiman, 2011: 184. Di samping itu usia lanjut yang memiliki jaringan sosial atau jaringan
komunikasi yang luas dengan teman, keluarga, sanak famili akan merasa lebih puas hidupnya daripada yang kurang memiliki jaringan komunikasi atau terbatas
lingkungan hidup Suardiman, 2011: 185. 4.4.1.2.6
Menjadi teladan Tujuan hidup lansia untuk memperoleh hidup yang bermakna adalah
menjadi teladan. Menjadi teladan terutama untuk lingkungan keluarganya, kemudian untuk tetangganya dan lingkungan sosial dimana dia tinggal. Salah
satunya agar menjadi dikenang oleh orang lain.
Menjadi teladan adalah ketika lansia bisa memberikan hal-hal yang baik dan positif yang dapat ditiru oleh lingkungan sekitarnya, terutama untuk anak dan
cucunya. Selain itu juga lansia ingin memberikan sesuatu yang berkesan dan bisa dikenang baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
4.4.1.2.7 Tidak ada jawaban
Sejumlah 8 orang responden tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Beberapa responden menjawab tidak tahu dan tidak paham dengan pertanyaannya.
4.4.1.2.8 Uncategorize
Pada kategori uncategorize, terdapat 4 responden yang menjawab pertanyaan penelitan dengan jawaban yang tidak relevan. Yakni jawaban yang
tidak bisa dimasukkan dalam kategori manapun. Jawaban-jawaban tersebut adalah supaya awet muda dan bisa melihat cucu menikah, membesarkan anak, untuk diri
sendiri, keluarga dan lingkungan dan selalu mengedepankan kebenaran. Keinginan
untuk hidup
bermakna yang
mendorong seseorang
menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna, berharga untuk lingkungan, masyarakat dan dirinya Lubis dan Maslihah, 2012. Tujuan hidup yaitu hal-hal
yang perlu dicapai dan dipenuhi. Makna hidup bermula dari sebuah visi kehidupan, harapan dan merupakan alasan kenapa individu harus tetap hidup.
Makna memberikan nilai dan tujuan bagi seseorang untuk menjalani hidup dan berjuang untuk mencapainya ataupun mempertahankannya Lubis dan Maslihah,
2012. Tujuan lansia memperoleh hidup yang bermakna menurut lansia bersuku Jawa adalah 1 keinginan untuk hidup yang bahagia dan sejahtera, 2 bermanfaat
bagi sesama, 3 menjalankan perintah agama, 4 bertambah luas pergaulan, 5
mencapai kepuasan dalam hidup, dan 6 menjadi teladan. Menurut Frankl dalam Lubis dan Maslihah, 2012 kesenangan dan kekuasaan bukanlah tujuan utama,
melainkan efek yang dihasilkan oleh tingkah laku dalam rangka pemenuhan diri yang bersumber atau diarahkan oleh keinginan kepada makna. Tujuan lansia
bersuku Jawa dalam memperoleh kebermaknaan hidup di atas, berbeda dengan pandangan logoterapi yang dikemukakan oleh Frankl dalam Bastaman, 2007: 36-
37. Logoterapi secara umum digambarkan sebagai corak psikologi atau psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia yang disamping dimensi
ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup the meaning of life dan hasrat untuk hidup bermakna the will to meaning merupakan motivasi utama
manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna the meaningful life yang didambakannya.
4.4.1.3 Gambaran Sumber Kebermaknaan Hidup Lansia Bersuku Jawa