kebutuhan akan rasa aman the safety needs; kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan rasa kasih sayang the belongingness and love needs;
kebutuhan akan aktualisasi diri the need for self actualization. Memasuki periode lansia menyebabkan beberapa perubahan dalam
hidupnya, dimulai dari perubahan fisik, perubahan kemampuan motorik, perubahan kemampuan mental, dan perubahan minat.
2.1.3 Teori-Teori Mengenai Penuaan
Menurut Santrock 2002: 239, berdasarkan teori sosial ada tiga teori yang mengupas tentang penuaan:
1. Teori Pemisahan Disengagement Theory Teori pemisahan menyatakan bahwa orang-orang lansia secara perlahan-
perlahan menarik diri dari masyarakat. Pemisahan merupakan aktivitas timbal- balik di mana orang-orang dewasa lanjut tidak hanya menjauh dari
masyarakat, tetapi masyarakat juga menjauh dari mereka. 2. Teori Aktivitas Activity Theory
Menurut teori aktivitas, semakin orang-orang lansia aktif dan terlibat semakin kecil kemungkinan mereka menjadi renta dan semakin besar kemungkinan
mereka merasa puas dengan kehidupannya. Teori aktivitas ini menyatakan bahwa individu-individu seharusnya melanjutkan peran-peran masa dewasa
tengahnya di sepanjang masa dewasa akhir.
3. Teori Rekonstruksi Gangguan Sosial Social Breakdown-Reconstruction Theory
Penuaan menurut teori rekonstruksi gangguan sosial dikembangkan melalui fungsi psikologis negatif yang dibawa oleh pandangan-pandangan negatif
tentang dunia sosial dari orang-orang lansia dan tidak memadainya penyediaan layanan untuk mereka.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa teori-teori mengenai penuaan ada tiga, yaitu teori pemisahan, teori aktivitas, dan teori rekonstruksi
gangguan sosial.
2.1.4 Tugas Perkembangan Lansia
Erik Erikson dalam Alwisol 2010: 103-104 memandang bahwa usia lansia bisa menjadi orang yang senang bermain, menyenangkan tetapi juga bisa
menjadi tempat orang pikun, depresi, dan putus asa. Erikson percaya bahwa masa lansia dicirikan oleh tahap akhir dari delapan tahapan siklus kehidupan, integritas
versus keputusasaan integrity versus despair. Pandangan Erikson, tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah
dilakukan. Beberapa jalan yang berbeda, lansia telah mengambangkan suatu harapan yang positif di setiap periode sebelumnya. Pandangan tentang masa lalu
retrospective glances dan kenangan akan menampakkan suatu gambaran dari kehidupan yang telah dilewatkan dengan baik dan seorang lansia akan merasa
puas integritas.
Lansia mengalami keputusasaan maka masa lalu hanya akan dinilai negatif dan tampak dari perilaku keragu-raguan dan kemurungan. Putus asa berarti tanpa
harapan. Tugas perkembangan yang lain adalah terkait dengan ritualisme yaitu integral versus sapentisme. Integral maksudnya adalah bijaksana dan telah
mampu memaknai kehidupan sedangkan lansia yang belum bisa menunjukkan sikap bijaksana dan senang memberi petuah-petuah yang bersifat dogmatis
dikatakan berinteraksi dengan ritualism sapentism.
2.2 Suku Jawa