b. Respon-respon terhadap item mencerminkan ekspresi dan opini dari responden penelitian.
c. Peneliti dapat mengidentifikasi dan mengeksporasi aspek-aspek yang ditemukan dalam topik penelitian ini secara lebih luas dan mendalam Hayes
dalam Rarasati et al. 2012
3.6 Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2007:248 analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Data yang dikumpulkan dari open-ended questionnaire dianalisis dengan menggunakan pendekatan psikologi indigenous. Indigenous psychology adalah
suatu pendekatan yang menekankan pada studi terhadap perilaku dan cara berpikir seseorang dalam konteks budayanya Kim dan Berry dalam Rarasati, Hakim,
Yuniarti, Faturochman, dan Kim, 2012; Putri, Prawitasari, Hakim, Yuniarti, dan Kim, 2012.
Proses analisis data dimulai dari tabulasi data jawaban responden yang telah terkumpul dari open-ended questionnaire, kemudian jawaban tersebut
dipotong-potong guna untuk dilakukan proses preliminary coding, aksial coding, dan cross-tabulasion Tukiran dalam Primasari dan Yuniarti, 2012.
Cara pertama yang digunakan untuk menganalisis datanya adalah dengan melakukan preliminary coding yaitu memilah-milah respon sesuai dengan
kesamaan respon Tukiran dalam Primasari dan Yuniarti, 2012. Kesamaan respon dinilai bukan melalui interpretasi peneliti melainkan murni dari kata atau
kalimat yang muncul yang menggambarkan respon responden terhadap pertanyaan terbuka yang diajukan.
Tahap awal aksial koding adalah mengenali dan membuat peneliti menjadi familiar terlebih dahulu terhadap jawaban-jawaban responden Tukiran dalam
Primasari dan Yuniarti, 2012. Setelah peneliti familiar dengan jawaban responden, selanjutnya peneliti baru melakukan koding dan kategori. Proses
aksial koding dilakukan dengan cara melakukan kombinasi dari jawaban-jawaban responden yang memiliki kesamaan.
Cara yang terakhir adalah proses cross-tabulasi yaitu membuat persentase jumlah responden dari hasil koding yang telah terkelompokkan Tukiran dalam
Primasari dan Yuniarti, 2012. Berikut ini adalah gambaran secara global proses analisis data:
Gambar 3.1 Proses Analisis Data Gambar disarikan oleh Penulis
Preliminary Coding
Aksial Coding
Keterangan bagan analisis data : 1. Data terkumpul melalui pertanyaan terbuka
2. Melakukan tabulasi data, dengan menyalin semua jawaban responden dengan cara mengetik dikomputer MS. Word
Gambar 3.2 Tampilan Tabel Tabulasi Data
No Kode IDENTITAS
JAWABAN JK SM
TGL AGM PKT
PENY AKTV
14 A.1
14 A.2
14 A.3
3. Setelah di salin seluruh jawaban responden, dicetak untuk selanjutnya dipotong tiap jawabannya
Gambar 3.3 Tampilan potongan Jawaban responden 14
A.1 JK
SM TGL
AGM PKT
PENY AKTV
Jawaban responden
4. Proses analisis data dimulai 4.1
Prelimenary coding 1. Mengambil jawaban yang sudah di potong kemudian baca isinya
2. Tempel potongan tersebut di kertas plano, kemudian tulis kategorinya 3. Ambil jawaban lainnya, baca isinya tanpa diinterpretasikan. Buatlah
keputusan atas dasar pengetahuanintuisi atau berdiskusi pada rekan sejawat teknik keabsahan data mengenai jawaban responden. Jika tampak
samadirasa sama dengan jawaban sebelumnya, jika sama tempelkan jawaban 14
A.1 JK
SM TGL
AGM PKT
PENY AKTV
Jawaban responden
di bawah jawaban yang sama tersebut, namun jika berbeda kategori lain tempel pada bagian lain kertas plano.
4.2 Aksial Koding 1. Jawaban yang telah tertempel dibaca berulang-ulang. Jika ada yang tidak
sesuai dengan kategori yang dimasukkan maka dapat dipindahkan ke kategori yang lebih sesuai atau membuat kategori baru
2. Jika terdapat dua atau lebih jawaban yang terdapat pada dua atau lebih kategori, ambil makna dari jawaban pertama dan kemudian letakkan pada
kategori yang sudah tersedia dan untuk jawaban penyerta, yaitu jawaban kedua, ketiga dan seterusnya dikoding untuk kemudian dihitung.
3. Jawaban kosong atau responden tidak menjawab dikelompokkan tersendiri 4. Kategorisasi dilanjutkan pada seluruh jawaban responden sampai selesai.
5. Penelaahan kembali jawaban memiliki lebih dari dua atau lebih jawaban. Jawaban-jawaban penyerta dihitung sesuai dengan kategori yang sudah ada
dan perhitungan tersebut diletakkan pada kolom jawaban penyerta. Beberapa responden menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak relevan dengan
semua kategori yang ada. Jawaban demikian dimasukkan kategori “uncategorize”.
6. Penelaahan dilakukan ulang pada setiap jawaban yang telah ditempel pada kertas plano sesuai dengan kategori yang sudah ditulis.
7. Analis harus menelaah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Sebelum penafsiran, penulis wajib mengadakan pemeriksaan
terhadap keabsahan data.
8. Setiap kategori yang telah melalui koding pertama, dilanjutkan dengan koding kedua. Koding kedua ini adalah menghitung jumlah jawaban penyerta
dari masing-masing kategori dan kemudian diletakkan pada kolom jawaban penyerta. Khusus untuk pertanyaan definisi, jawaban penyerta tidak dihitung.
Koding tahap 3 mengelompokkan kategori-kategori kecilspesifik menjadi suatu kategori yang lebih luas. Hasil dari koding ketiga ini didapat sejumlah
maksimal 11 kategori untuk setiap pertanyaan yang dianalisis. Proses koding kedua dilakukan oleh beberapa rater. Jika hasil dari koding ketiga masih
terlalu banyak, maka dilanjut dengan koding keempat, kelima dan seterusnya sampai mendapatkan kategori yang lebih sedikit namun dapat mewakili
semuanya. Pertanyaan yang mengungkapkan definisi dan pertanyaan mengenai keterkaitan antara subjective well-being dengan kebermaknaan
hidup, dilakukan dua kali koding. Koding tahap 1 adalah jumlah jawaban responden yang sejumlah 500 jawaban dan koding tahap 2 adalah
penyempitan kategori menjadi kategori yang lebih umum. 4.3 Cross-tabulasi
Proses terakhir yaitu menghitung jumlah frekuensi pada setiap kategori, kemudian dibuat prosentasenya. Jumlah frekuensi yang digunakan adalah yang
telah dikurangi dari jumlah frekuensi jawaban kosong dan kategori uncategorize. Setelah proses kategorisasi, selanjutnya peneliti melakukan analisis
berdasarkan hasil yang diperoleh untuk kemudian disimpulkan dan ditulis dalam laporan hasil penelitian.
dst
Gambar 3.4 Bagan Proses Analisis Data 2. Tabulasi Data
3. Cetak dan Potong Tabulasi Data
4. Proses Analisis Data
1 4.1 Prelimenary
coding 2
4.2 Aksial Koding
4.3 Cross-tabulasi 1. Pengumpulan Data
KATEGORISASI
3
1 2
3
8
3.7 Verifikasi Data