Hurlock 1980: 380 membagi lansia menjadi 2 tahapan, yaitu:
1. Usia lanjut dini, berkisar antara usia 60 tahun sampai 70 tahun 2. Usia lanjut, berkisar antara 70 tahun sampai akhir kehidupan seseorang.
Papalia, dkk. 2008: 845 menyebutkan bahwa beberapa ilmuwan sosial yang mengkhususkan diri mempelajari penuaan merujuk pada tiga kelompok
lansia, yaitu: 1. Lansia muda young old: 65-74 tahun, aktif, vital dan bugar
2. Lansia tua old old : 75-84 tahun 3. Lansia tertua oldest old: 85 tahun ke atas, kecenderungan lebih besar lemah
dan tidak bugar serta memiliki kesulitan dalam mengelola aktivitas keseharian.
Menurut Hurlock 1980: 14 pada tahapan perkembangan dalam rentang kehidupan mengatakan bahwa batasan masa tua atau masa usia lajut adalah usia
60 tahun sampai meninggal Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa periode
perkembangan lansia dimulai pada usia 60 tahun sampai pada akhir hidup seseorang.
1.1.3 Karakteristik Lansia
Suardiman 2011: 2 menyebutkan ada dua pendekatan yang sering digunakan untuk mengidentifikasi kapan seseorang dikatakan tua, yaitu
pendekatan biologis dan pendekatan kronologis. Usia biologis adalah usia yang didasarkan pada kapasitas fisik atau biologis seseorang, sedangkan usia
kronologis adalah usia seseorang yang didasarkan pada hitungan umur seseorang. Cara yang lebih mudah untuk mengidentifikasi seseorang sudah tergolong tua atau
belum adalah usia kronologis, usia yang didasarkan pada umur kalender, umur dari ulang tahun terakhir.
Hurlock 1980: 380-385 mengemukakan bahwa seseorang yang telah memasuki masa lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Usia lansia merupakan periode kemunduran Seseorang yang memasuki masa usia lansia akan mengalami kemunduran fisik
maupun mental secara perlahan-lahan dan bertahap. b. Lansia mempunyai status minoritas
Status lansia berada dalam kelompok minoritas yaitu suatu status dalam beberapa hal mengecualikan lansia untuk tidak berinteraksi dengan kelompok
lain. c. Penyesuaian yang buruk
Sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi lansia menyebabkan lansia mengembangkan konsep diri yang cenderung negatif.
d. Keinginan yang sangat kuat untuk menjadi muda kembali Status kelompok minoritas pada lansia secara alami telah membangkitkan
keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin tampak muda apabila tampak tanda-tanda menua.
Berdasarkan uraian di atas, karakteristik lansia dimulai pada kemunduran fisik dan psikologis, ada status minoritas, penyesuaian diri yang buruk dan ada
keinginan kuat untuk menjadi muda kembali.
2.1.2 Perubahan yang Dialami Lansia
Menurut Hurlock 1980: 386-393 menyatakan bahwa perubahan yang dialami lansia adalah:
a. Perubahan Fisik Perubahan kondisi fisik terjadi pada usia lansia dan sebagian besar perubahan
terjadi ke arah yang memburuk, proses dan kecepatannya sangat berbeda untuk masing-masing individu. Perubahan fisik meliputi perubahan
penampilan, bagian dalam tubuh, fungsi fisiologis, panca indera, dan seksual. Perubahan penampilan yang dialami lansia misalnnya, bahu membungkuk dan
tampak mengecil, perut membesar dan membuncit, mata kelihatan pudar, tidak bercahaya, dan sering mengeluarkan cairan, pipi berkerut, longgar, dan
bergelombang, kulit berkerut dan kering, rambut menipis berubah menjadi putih dan kaku. Perubahan pada fungsi fisiologis misal sulit bernafas sebagai
akibat dari cara pemanfaatan tenaga yang tidak normal, berkurangnya tingkat metabolisme dan kekuatan otot-otot menurun. Perubahan panca indera terlihat
seperti menurunnya fungsi organ penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan perabaan sedangkan perubahan seksual yang dialami lansia
adalah lansia sering menahan hubungan seksual dan munculnya keraguan akan kemampuan seksual karena sikap sosial yang tidak menyenangkan.
b. Perubahan kemampuan motorik Orang lansia pada umumnya menyadari bahwa lebih lambat dan koordinasi
gerak kurang baik dibandingkan pada masa muda. Perubahan kemampuan motorik disebabkan oleh pengaruh fisik dan psikologis.
c. Perubahan kemampuan mental Kemampuan mental lansia semakin berkurang karena adanya penurunan
fungsi dan kemampuan dalam panca indera. Perubahan mental yang dialami lansia adalah menurunnya kemampuan mengingat, mempelajari hal-hal baru,
menurunnya kecepatan dalam mencapai kesimpulan, berkurangnya kapasitas berpikir kreatif, cenderung lemah dalam mengingat hal-hal yang baru,
kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu meningkat, kehilangan rasa dan keinginan terhadap hal-hal yang lucu dan
menurunnya perbendaharaan kata yang digunakan Hurlock 1980: 394 d. Perubahan minat
Hubungan antara jumlah keinginan dan minat pada seluruh tingkat usia ternyata erat dengan keberhasilan penyesuaian.
Suardiman 2011: 9-16 menyatakan bahwa masalah yang umumnya dihadapi lansia dapat dikelompokkan ke dalam:
1. Masalah ekonomi Usia lanjut ditandai dengan menurunnya produktivitas kerja, memasuki masa
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan yang kemudian terkait dengan pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, rekreasi dan kebutuhan sosial. Penghasilan usia lanjut pada umumnya berasal
dari: pensiun, tabungan, bantuan dari anak atau anggota keluarga lainnya. Bagi usia lanjut yang penghasilannya mencukupi, tidak menjadi masalah.
Bagi yang tidak memiliki penghasilan yang mencukupi akan menghadapi masalah.
2. Masalah sosial budaya Memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan
anggota keluarga, anggota masyarakat maupun teman kerja sebagai akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun. Perubahan nilai sosial
masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik, berpengaruh bagi para usia lanjut yang kurang mendapat perhatian, sehingga
sering tersisih dari kehidupan masyarakat dan terlantar. Kurangnya kontak sosial ini menimbulkan perasaan kesepian.
3. Masalah kesehatan Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang
berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Masa tua ditandai oleh
penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai penyakit. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik
pada lansia maupun pemerintah karena masing-masing penyakit memerlukan dukungan dana atau biaya.
4. Masalah psikologis Masalah psikologis yang umumnya dihadapi lansia adalah: kesepian, terasing
dari lingkungan, ketidakberdayaan perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, ketergantungan, keterlantaran terutama pada lansia yang miskin, post
power syndrome dan sebagainya. Kebutuhan psikologis merupakan
kebutuhan akan rasa aman the safety needs; kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan rasa kasih sayang the belongingness and love needs;
kebutuhan akan aktualisasi diri the need for self actualization. Memasuki periode lansia menyebabkan beberapa perubahan dalam
hidupnya, dimulai dari perubahan fisik, perubahan kemampuan motorik, perubahan kemampuan mental, dan perubahan minat.
2.1.3 Teori-Teori Mengenai Penuaan