Karakteristik Suku Jawa Suku Jawa

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang Jawa mempunyai sikap yang sangat kental dengan prinsip budaya dan adat istiadatnya, yang secara turun temurun diberikan oleh nenek moyangnya sehingga budi pekerti yang dimiliki juga menjadi unik dan beda dari daerah lainnya.

2.2.3 Karakteristik Suku Jawa

Keberadaan hidup orang Jawa, tak luput dari kehidupan sosial dan budaya orang Jawa yang memiliki corak dan ragam. Sedang kehidupan sosial dan budaya orang Jawa sendiri dilatarbelakangi oleh sisa kebiasaan hidup pada jaman sebelumnya. Pengaruh dari sisa-sisa kebiasaan hidup yang demikian menjadi ciri khas atau warna tersendiri bagi kehidupan sosial dan budaya orang Jawa Yana, 2010: 11-12. Suku Jawa memiliki keunikan yang berbeda dari suku-suku lainnya, Raffles 2008 dalam bukunya yang berjudul “The History of Java” menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh orang Jawa yang antara lain adalah sebagai berikut: a. Ciri-ciri fisik orang Jawa Penduduk asli Jawa rata-rata bertubuh pendek, meskipun tidak sependek orang Bugis dan orang-orang di pulau lain. Bentuknya sempurna dan tegap meski tidak sebagus orang melayu. Kaki mereka panjang, dengan telapak kaki dan pergelangan kecil. Biasanya mereka mempertahankan bentuk asli ini, kecuali pada perempuan kalangan atas yang mencoba memperkecil pinggang mereka dengan mengikat kuat wilayah perut hingga berubah bentuk. Keningnya tinggi, alisnya bagus, jauh di atas mata dan lekuk mata dalam menyerupai bangsa Cina atau Tartar. Warna matanya hitam, hidungnya kecil dan pesek meski tidak sepesek penduduk pulau lain. Mulutnya biasanya bagus, berbibir lebar dan seringkali mereka menghitamkan gigi dengan kebiasaan menghisap tembakau, sirih, dan lain-lain. Tulang pipinya tinggi, jenggotnya jarang-jarang, rambutnya lurus dan hitam, kadang keriting dan kadang-kadang berwarna coklat kemerahan. Kulit orang Jawa seperti bangsa di wilayah timur pulau, lebih dikategorikan kuning dibanding berwarna tembaga atau hitam. Warna kulit mereka yang dianggap terbagus adalah warna kuning emas, kecuali di beberapa daerah pegunungan dimana mereka lebih menyukai warna kulit tembaga. Secara umum, wanita Jawa tidak semenarik laki-lakinya, hal tersebut dikarenakan oleh beban kerja mereka di sawah dan karena seringnya terbakar sinar matahari. b. Tingkah laku Orang-orang Jawa sangat sopan dan sederhana, lemah lembut, berhati-hati, dan seringkali menunjukkan rasa malu bahkan cenderung tunduk. Mereka mempunyai rasa kesopanan dan tidak pernah bertindak atau berkata kasar. Mereka tetap sabar dan tenang meskipun terasing dari lingkungannya, mereka juga cenderung tidak suka mengusik urusan orang lain. Orang Jawa berjalan dengan lambat dan tidak tergesa-gesa, namun dapat menjadi tangkas apabila diperlukan. c. Karakteristik intelektualitas Kemajuan penduduk Jawa dalam bidang manufaktur dan keterampilan pertanian menunjukkan tingkat pengetahuan yang mereka miliki. Pemikiran dan perasaan mereka tajam dan peka, penilaian mereka tentang karakter biasanya tepat. Meskipun energi yang dimiliki orang Jawa sedikit dan gelisah dalam menghadapi kesulitan, mereka memiliki kemampuan yang besar dalam menghadapi penindasan dan kadang mereka memiliki ketekunan dalam mengatasi rintangan. d. Kepercayaan orang Jawa Orang-orang yang pendidikannya rendah sering percaya pada takhayul dan kebanyakan orang Jawa masih mempercayainya. Mereka mudah terkesan, dan hal ini membuat mereka mudah terpedaya. Orang Jawa percaya pada khayalan- khayalan yang dikembangkan dari anggapan, mereka mudah mempercayai pertanda, ilmu nujum, ramalan, dan dukun. Mereka juga mudah menjadi korban dari fanatisme agama dan memuja pada yang mereka anggap kekuatan supranatural. Paham-paham keagamaan tidak dapat membebaskan mereka dari takhayul dan ketaatan yang telah dipuja sejak dulu, sehingga penduduk Jawa menggabungkan kepercayaan dari dua sistem agama. Orang Jawa sangat mempercayai hari baik dan hari yang dianggap tidak baik atau gejala alam, mereka tidak akan melakukan perjalanan atau pekerjaan tanpa melihat jenis harinya. e. Antusiasme orang Jawa Meskipun pada banyak hal penduduk Jawa lesu dan tidak bergairah, namun antusiasme agama mereka begitu tinggi sehingga mereka menjadi tekun dan pemberani dalam sekali waktu. Mereka memperkirakan tidak ada pekerjaan yang sulit, tidak ada hasil yang mustahil, dan tidak ada kemelaratan yang menyakitkan. f. Prasangka orang Jawa Prasangka yang dimiliki penduduk Jawa tidak banyak dan tidak keras kepala, umumnya memperlihatkan perasaan terpuji dan ramah. Nasionalisme mereka sangat kuat, meskipun sangat menyanjung cerita tradisional tentang hal- hal luar biasa yang terjadi pada masyarakat Jawa kuno. g. Karakter moral orang Jawa Masyarakat Jawa sebenarnya merupakan penduduk yang dermawan dan ramah jika tidak diganggu dan ditindas. Dalam hubungan domestik, mereka baik, lembut, kasih sayang dan penuh perhatian. Dalam hubungannya dengan masyarakat umum, mereka orang yang patuh, jujur dan beriman, memperlihatkan sikap yang bijaksana, jujur, jelas dan berterus terang. Orang Jawa memiliki pembawaan yang tenang, pada umumnya bebas dan royal jika dilihat dari barang- barang yang dimilikinya. Keramahan adalah sifat yang umum mereka miliki, orang Jawa juga sangat sensitif dan pemalu meskipun sebenarnya ambisius untuk mendapatkan kekuasaan dan nama baik.

2.2.4 Kaidah Dasar Kehidupan Masyarakat Jawa