Karakteristik Makna Hidup Penghayatan Hidup Bermakna

merasa optimis dapat meraih kehidupan yang lebih baik. Pengharapan mengandung makna hidup karena adanya keyakinan akan terjadinya perubahan yang lebih baik, ketabahan menghadapi keadaan buruk saat ini dan sikap optimis menyongsong masa depan. Dari beberapa sumber di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber kebermaknaan hidup menurut Victor E. Frankl ada 3, yaitu creative values, experiential values, attitudinal values. Sementara itu Bastaman menambahkan bahwa ada 1 lagi sumber kebermaknaan hidup yaitu hopeful values.

2.3.4 Karakteristik Makna Hidup

Bastaman 2007: 51 mengemukakan gambaran mengenai beberapa sifat khusus dari makna hidup, yaitu: 1. Makna hidup itu sifatnya unik, pribadi dan temporer, artinya apa yang dianggap berarti oleh seseorang belum tentu berarti pula bagi orang lain. makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dan tak sama dengan makna hidup orang lain, serta mungkin pula dari waktu ke waktu berubah. 2. Makna hidup itu sifatnya unik dan nyata, dalam artian makna hidup benar- benar dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan sehari-hari, serta tidak perlu selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak-filosofis, tujuan-tujuan idealistis dan prestasi-prestasi akademis yang serba menakjubkan. 3. Makna hidup adalah memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan kita, sehingga makna hidup itu seakan-akan menantang kita untuk memenuhinya. Makna hidup ditemukan dan tujuan hidup ditentukan, kita seakan-akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya, serta kegiatan-kegiatan kita pun menjadi lebih terarah kepada pemenuhan itu. Dari karakteristik-karakteristik di atas, dapat disimpulkan bahwa makna hidup memiliki sifat-sifat yang unik, spesifik, dan temporer serta fungsinya sebagai pedoman dan pengarah kegiatan-kegiatan kita.

2.3.5 Penghayatan Hidup Bermakna

Dalam Bastaman 2007: 85 dikemukakan ketika seseorang mendapatkan hidup yang bermakna. Mereka yang menghayati hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan yang penuh semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tujuan hidup, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, merupakan sesuatu yang jelas bagi mereka, kegiatan-kegiatan mereka pun menjadi lebih terarah serta merasakan sendiri kemajuan-kemajuan yang telah mereka capai. Tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari bagi mereka merupakan sumber kepuasan dan kesenangan tersendiri sehingga dalam mengerjakannya pun mereka lakukan dengan bersemangat dan bertanggung Jawab. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam arti menyadari batasan-batasan pada lingkungan, tetapi dalam keterbatasan itu mereka tetap dapat menentukan sendiri apa yang paling baik mereka lakukan serta menyadari pula bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, betapapun buruknya keadaan. Apabila mereka berada pada situasi yang tak menyenangkan atau mereka mengalami penderitaan, mereka akan menghadapinya dengan sikap tabah serta sadar bahwa senantiasa ada hikmah yang tersembunyi dibalik penderitaannya itu. Seseorang yang hidupnya bermakna, akan benar-benar menghargai hidup dan kehidupan karena mereka menyadari bahwa hidup dan kehidupan itu senantiasa menawarkan makna yang harus mereka penuhi. Tindak bunuh diri sebagai jalan keluar dari penderitaan berat tidak akan terlintas di pikiran mereka. Kemampuan untuk menentukan tujuan-tujuan pribadi dan menemukan makna hidup merupakan hal yang sangat berharga dan tinggi nilainya serta merupakan tantangan untuk memenuhinya secara bertanggung Jawab. Mereka mampu untuk mencintai dan menerima cinta kasih orang lain, serta menyadari bahwa cinta kasih merupakan salah satu yang menjadikan hidup ini bermakna. Penghayatan hidup bermakna merupakan gerbang ke arah kepuasan dan kebahagiaan hidup. Artinya, hanya dengan memenuhi makna-makna potensial yang ditawarkan oleh kehidupanlah penghayatan hidup bermakna tercapai dengan kepuasan dan kebahagiaan sebagai ganjarannya. Mereka yang menghayati hidup bermakna benar-benar tahu untuk apa mereka hidup dan bagaimana mereka menjalani hidup.

2.3.6 Penghayatan Hidup Tanpa Makna