dikemukakan oleh penyair. Dengan tipografi yang tepat seorang penyair dapat menyampaikan perasaan mereka yang dituangkan ke dalam puisi.
Jadi, pada dasarnya tipografi adalah susunan baris-baris atau bait-bait yang merupakan lukisan wajah dari puisi yang berperan dalam menampilkan
aspek artistik visual dari puisi serta menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum bahwa struktur fisik puisi merupakan gambaran fisik yang terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret,
bahasa figuratif, versifikasi, dan tipografi sehingga menjadi sebuah kesatuan yang saling berkesinambungan menjadikan karya puisi terlihat estetik dan sarat makna.
2.2.1.2.2 Unsur Batin Puisi
Unsur batin puisi merupakan unsur yang melandasi munculnya sebuah puisi. Adapun unsur batin puisi yaitu sebagai berikut:
1. Tema
Suharianto 2005:38-39 mengatakan bahwa seperti halnya dengan karya sastra prosa, fungsi puisi juga merupakan media untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan pengarangnya. Dengan demikian puisi pun memiliki tema atau pokok permasalahan yang ingin disampaikan oleh pengarangnya.
Tema adalah gagasan pokok subject-matter yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema yang banyak dalam puisi biasanya adalah
ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan. Sering kali aspek pokok
dalam tema sebuah sajak sudah disebut dalam judul ataupun larik pertama sajak
itu, dalam puisi ada ciri-ciri khas dalam mengembangkan temanya Luxemburg dkk 1984: 183.
Pada dasarnya tema merupakan sesuatu yang mendasari munculnya puisi yang merupakan pokok permasalahan yang ingin disampaikan oleh penulis atau
penyair kepada pembaca. Hanya saja untuk menemukan tema dari sebuah puisi memiliki kesulitan tersendiri tidak seperti menemukan tema karya sastra prosa.
Hal ini dikarenakan bahasa puisi yang padat dan tema tersirat dari bahasa yang digunakan dalam puisi.
2. Perasaan felling
Perasaan merupakan salah satu dasar puisi dibuat. Misalnya: ketika seorang penyair mengalami patah hati, perasaan hancur dan sedih merupakan
alasan sebuah puisi terwujud. Perasaan memiliki peran tersendiri dalam puisi yang dihasilkan oleh seorang penyair. Setiap penyair memiliki perasaan yang berbeda
dalam menanggapi suatu hal dan tentunya hal tersebut mempengaruhi puisi yang dihasilkan oleh masing-masing penyair.
3. Nada dan Suasana
Nada merupakan bunyi yang terwujud dari hasil pemilihan kata serta hal- hal lainnya yang memiliki peran dalam terwujudnya sebuah puisi. Dengan nada
yang ada seorang pembaca mampu menangkap yang sedang dibicarakan oleh penyair melalui puisinya. Nada mengungkapkan sikap penyair kepada pembaca
dan dari sikap itulah muncul suasana dari sebuah puisi Waluyo 2003:37. Menurut Jabrohim 2003;66, suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi. Suasana merupakan gambaran yang diwujudkan oleh
penyair dan ingin disampaikan kepada pembaca. Hal ini dapat dirasakan ketika sebuah puisi dibacakan. Terutama ketika puisi dibacakan dengan intonasi, jeda,
dan ekspresi yang tepat. Sehingga pesan yang ada dalam puisi semakin terasa oleh pembaca puisi atau pendengar pembacaan puisi.
4. Amanat
Waluyo 2003:40 mengatakan amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah pembaca membaca sebuah puisi. Amanat ini
dirumuskan sendiri oleh seorang pembaca. Namun, pada dasarnya amanat tidak lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan oleh penyair.
2.2.2 Keterampilan Menulis Puisi