Tabel 5.3 Pengujian Reliabilitas Kepuasan Nasabah dan Kepuasan Karyawan
Perspektif Cronbach Alpha
Standarized Alpha
Hasil Belief
Ideal
Pelanggan Kepuasan Nasabah
0,882 0,934
0,60 Reliabel
Pembelajaran dan Pertumbuhan Kepuasan Karyawan
0,873 0,906
0,60 Reliabel
Sumber: Output SPSS 23
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Perspektif Keuangan
Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan menggunakan rasio rentabilitas dan likuiditas. Rasio-rasio tersebut digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan pendapatan dan penurun biaya PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh pada tahun 2013-2015, sebagai berikut:
a. ROA Return On Asset
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan dari seluruh aktiva yang dimiliki. Hasil perhitungan ROA
PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel 5.4 .
Tabel 5.4. Return On Asset satuan Rupiah
Tahun 2013
2014 2015
EBT 21.727.317.801
30.330.633.632 28.062.545.620
Total Aset 429.078.327.259 520.398.749.525 432.077.880.927
ROA 5,06
5,83 6,49
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cab. Muara Teweh tahun 2013 - 2015
Hasil perhitungan pada tabel 5.4, ROA tahun 2013-2015 berturut- turut sebesar 5,06, 5,83, dan 6,49. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ROA mengalami peningkatan setiap tahunnya, artinya laba yang diperoleh PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh
mengalami peningkatan dari total aset yang dimiliki. ROA PT. Bank Pembangunan Kalteng dari tahun 2013-2015 adalah sangat baik, karena
nilai ROA lebih besar dari 2. Ini menunjukkan bahwa PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh mampu memperoleh laba
yang besar. Peningkatan rasio ROA dari tahun 2013-2015 disebabkan adanya
peningkatan pendapatan yang diikuti dengan peningkatan laba. Peningkatan pendapatan ini karena bank mampu meningkatkan kualitas
pelayanannya, adanya kemudahan yang diperoleh nasabah misalnya penambahan unit kerja untuk memenuhi kebutuhan nasabah,
meningkatnya jumlah nasabah dan tingkat kredit yang tinggi. b.
Return On Equity ROE
Rasio ini digunakan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bersih. Rasio ini
membandingkan laba setelah pajak dengan total ekuitas. Hasil perhitungan ROE pada PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara
Teweh, dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Return On Equity
satuan Rupiah
Tahun 2013
2014 2015
EAT 17.958.927.580
25.386.690.512 23.362.900.126 Total Ekuitas
21.727.317.801 30.330.633.632 28.062.545.620
ROE 82,66
83,7 83,25
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cab. Muara Teweh tahun 2013 - 2015
Berdasarkan tabel 5.5, ROE pada tahun 2013-2015 berturut-turut adalah 82,66, 83,7, dan 83,25. ROE pada tahun 2014 mengalami
peningkatan 1,04 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 ROE mengalami penurunan sebesar 0,45 dari tahun sebelumnya. Walaupun
rasio ROE sempat mengalami penurunan tapi ROE tahun 2013-2015 menunjukkan bahwa bank mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi.
ROE PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013-2015 dikatakan sangat baik karena hasil ROE lebih besar dari
12,5. Peningkatan dan penurunan ROE karena adanya perubahan jumlah
laba dan total ekuitas yang meliputi laba ditahan. Laba sendiri merupakan selisih dari pendapatan dan biaya. Nilai pendapatan bank dipengaruhi
oleh jumlah nasabah pada bank. Jika bank mampu meningkatkan nasabah serta mempertahankan nasabah lama maka akan tersedia dana yang akan
ditempatkan pada lembaga keuangan lainnya. Dana juga tersedia untuk dipinjamkan kepada pihak ketiga sehingga bank dapat memperoleh
pendapatan bunga yang merupakan pendapatan operasional. c.
NIM Net Interest Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Perhitungan NIM pada PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Net Interest Margin
satuan Rupiah
Tahun 2013
2014 2015
Pendapatan bunga bersih
26.509.094.287 35.010.224.527
34.168.404.630 Aktiva produktif
276.543.457.762 191.076.477.476 224.579.745.025 NIM
9,59 18,32
15,21
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cab. Muara Teweh tahun 2013-2015
Berdasarkan tebel 5.6 menunjukan bahwa NIM PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013-2015 berturut-
turut adalah 9,59, 18,32 dan 15,21. Terjadi peningkatan NIM yang cukup besar pada tahun 2014, tetapi pada tahun 2015 terjadi penurunan.
Walaupun terjadi penurunan NIM pada tahun 2015, tapi NIM PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013-2015 adalah
sangat baik. Peningkatan dan penurunan NIM ini disebabkan nilai pendapatan
bunga bersih bank mengalami perubahan dari seluruh aktiva produktif yang dikelola oleh bank. Semakin banyak nasabah yang meminjam dana
dari bank maka piutang akan meningkat yang dikuti dengan peningkatan aktiva produktif. Jika piutang meningkat maka bank akan memperoleh
pendapatan bunga bersih yang besar juga. d.
BOPO Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien bank dalam mengelola biaya operasional. Hasil
perhitungan BOPO di PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
satuan Rupiah
Tahun 2013
2014 2015
Biaya Operasional 15.579.335.833
19.766.809.568 21.369.204.450 Pendapatan
Operasional 37.308.955.710
50.092.322.062 49.432.093.868 BOPO
41,76 39,46
43,23
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cab. Muara Teweh tahun 2013-2015
Hasil perhitungan BOPO pada tahun 2013-2015 berturut-turut adalah 41,76, 39,46, dan 43,23. Pada tahun 2014, BOPO mengalami
penurunan, sedangkan pada tahun 2015,BOPO meningkat. Walaupun terjadi penurunan dan peningkatan BOPO hasil perhitungan BOPO PT.
Bank Pembangunan Kalteng tahun 2013-2015 adalah sangat baik, karena nilai BOPO lebih kecil dari 92.
Terjadinya penurunan BOPO pada tahun 2014 karena bank mampu mengefektifkan biaya operasional dan tetap memperoleh pendapatan
yang besar. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi kenaikan BOPO karena adanya peningkatan biaya operasional bank dan tetap memperoleh
pendapatan yang besar walaupun pendapatannya tidak lebih besar dari tahun 2014. Biaya operasional meliputi biaya pelatihan, biaya sewa,
biaya tenaga kerja, biaya promosi, dan lain-lain. Pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga. Pendapatan
bunga itu sendiri diperoleh dari bunga dana yang disimpan pada lembaga keuangan lainnya serta bunga kredit nasabah. Besarnya dana dan jumlah
kredit dipengaruhi oleh jumlah nasabah. Semakin banyak nasabah maka pendapatan bank akan semakin besar. Agar nasabah meningkat, bank
harus mengorbankan sejumlah biaya untuk melakukan promosi, meningkatkan pelatihan karyawan, meningkatkan unit kerja, dan lain-
lain. Jadi, semakin besarnya biaya operasional bank maka akan besar juga pendapatan bank.
e. LDR Loan to Deposit Ratio
Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank memberikan kredit dengan menggunakan
dana yang diterima bank dari pihak ketiga. Hasil perhitungan LDR pada PT. Bank Pembangunan Kalteng pada tahun 2013-2015 dapat dilihat
pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Loan to Deposit Ratio
satuan Rupiah
Tahun 2013
2014 2015
Kredit yang berikan 163.408.513.551 189.354.384.434 221.047.596.315 Dana pihak ketiga
402.418.992.560 488.995.045.420 393.469.753.753 LDR
40,61 38,72
56,18
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cab. Muara Teweh tahun 2013
– 2015.
Berdasarkan tabel 5.8, hasil perhitungan LDR tahun 2013-2015 berturut-turut adalah 40,61, 38,72, dan 56,18. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. Bank Pembangunan Kalteng memiliki dana yang cukup untuk disalurkan kepada nasabah berupa kredit. Hasil LDR PT. Bank
Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013-2015 adalah sangat baik, karena nilai LDR lebih kecil dari 75.
Terjadi penurunan LDR pada tahun 2014, artinya bank mampu menghimpun dana dari pihak ketiga yang besar sehingga dana yang
disediakan untuk disalurkan ke nasabah berupa kredit pun tersedia besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang disebabkan oleh dana dari pihak ketiga yang dihimpun bank menurun tetapi permintaan kredit
meningkat. Walaupun terjadi penurunan, tetapi bank mampu menyediakan dana yang berasal dari pihak ketiga untuk salurkan berupa
kredit. Dana pihak ketiga dipengaruhi oleh nasabah. Semakin banyak
nasabah yang menabung maka semakin besar juga dana dari pihak ketiga. Jumlah
nasabah dipengaruhi
oleh kemampuan
bank dalam
mempertahankan nasabah lamanya, kemampuan bank memenangkan nasabah baru dari pesaingnya, kepuasan nasabah, serta produktivitas
karyawan. Secara keseluruhan hasil penilaian kinerja bank dari perspektif keuangan adalah sangat baik.
2. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan