Konsep Dasar Balanced Scorecard Perspektif-Perspektif Dalam Balanced Scorecard

c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya- upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut reduction of waste. d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. e. Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi reward atas perilaku yang diharapkan tersebut.

C. Balanced Scorecard

1. Konsep Dasar Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja ke dalam empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Hansen dan Mowen, 2009: 336. Menurut Kaplan dan Norton 1996 dalam Yuwono, et.al. 2006: 7, balanced scorecard merupakan: “... a set of measures that gives top manager a fast comprehensive view of business....includes financial measures that tell the result of actions already taken....complements the financial measures with operational measures on customer satisfaction, internal processes, and the organization’s innovation and improvement activities-operational measures that are the drivers of future financial performance .” Menurut Yuwono, et.al. 2006: 8, balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis.

2. Perspektif-Perspektif Dalam Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strateginya ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun dalam empat perspektif. Menurut Yuwono, et.al. 2006: 31-43, keempat perspektif balanced score sebagai berikut: a. Perspektif Keuangan Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan membagi dalam tiga tahapan siklus kehidupan bisnis, yaitu: 1 Bertumbuh Growth Tahapan ini merupakan tahapan awal siklus kehidupan perusahaan di mana perusahaan memiliki produk dan jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Pada tahap pertumbuhan, perusahaan beroperasi dengan arus kas negatif dalam tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok untuk tahap ini adalah tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. 2 Bertahan Sustain Tahap kedua adalah sustain di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Pada tahap ini, perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada bahkan mengembangkannya. Investasi yang dilakukan biasanya untuk menghilangkan penundaan kemacetan, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Tolok ukur yang cocok untuk tahap ini adalah besarnya tingkat pengembalian investasi yang dilakukan, yang sering digunakan adalah ROI, ROCE dan EVA. 3 Menuai Harvest Harvest merupakan tahapan yang terakhir untuk siklus kehidupan perusahaan. Pada tahap ini, perusahaan memanen menuai hasil invetasi dari tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru. Pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan hanyalah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Tolok ukur dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengutangan modal kerja. b. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator, sehingga jika pelanggan merasa tidak puas terhadap produsen maka pelanggan akan mencari produsen lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam Perspektif pelanggan di kelompokkan menjadi dua, yaitu customer core measurement pengukuran inti pelanggan dan customer value propotions proposisi nilai pelanggan. 1 Customer Core Measurement Seperangkat indikasi yang mengukur: a Market Share, pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan. b Customer Retention retensi Pelanggan, mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. c Customer Aquisition Akuisisi Pelanggan, mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. d Customer Satisfaction Kepuasan Pelanggan, menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait kinerja spesifik dalam value proposition. e Customer Profitability Keuntungan Pelanggan, mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Di Luar Kelompok Utama: Customer Value Proposition Mengukur Proposisi Nilai Pelanggan. Customer value propositons merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition. Berikut ini adalah atribut dari customer value proposition: a ProdukServices Attributes Atribut ProdukJasa Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan kualitas. Pelanggan memiliki prefensi yang berbeda atas produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi, kualitas atau harga dari produk tersebut. Perusahaan harus mengidentifikasikan keinginan pelanggan atas produk. b Customer Relationship Hubungan Pelanggan Aribut ini menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting. Konsumen menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan pelanggan. c Image and Reputation Citra dan Reputasi Pada atribut ini menggambarkan faktor intangible yang menarik pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun citra dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang telah dijanjikan perusahaan. c. Perspektif Proses Bisnis Internal Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis untuk diunggulkan perusahaan. Dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis perusahaan berjalan dan mengetahui apakah produk dan jasa perusahaan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kaplan dan Norton membagi model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu: 1 Proses Inovasi Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan untuk menciptakan produk dan jasa yang pelanggan butuhkan. 2 Proses Operasi Proses operasi merupakan merupakan proses untuk membuat dan menyampaikan produkjasa. Aktivitas dalam proses operasi terdiri dari proses pembuatan produk dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait pada proses operasi adalah waktu, kualitas dan biaya. 3 Proses Pelayanan Purna Jual Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produkjasa dilakukan. Aktivitas yang terjadi misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur organisasi. Dalam perspektif ini terdapat tiga pengukuran. Ketiga pengukuran tersebut adalah: 1 Mengukur Kepuasan Pekerja Kepuasan pekerja merupakan faktor yang sangat penting untuk perusahaan. Dengan puasnya pekerja akan dianggap memberikan dampak yang positif bagi perusahaan. Pekerja yang puas akan meningkatkan produktivitas, mutu serta layanan kepada nasabah. 2 Pelatihan Karyawan Pelatihan karyawan merupakan pengembangan sumber daya manusia dengan cara pelatihan atau training. Dengan memberikan pelatihan kepada karyawan maka akan meningkatkan kompetensi dari karyawan itu sendiri, sehingga akan memperngaruhi peningkatan mutu dari perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Mengukur Produktivitas Pekerja Produktivitas pekerja merupakan ukuran hasil dari usaha perusahaan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, mutu, inovasi, proses internal serta menciptakan kepuasan pelanggan. Dengan efektifnya per pekerja dalam menjual produk dan jasa maka pendapatan per pekerja juga akan meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus di salah satu Badan Usaha Milik Daerah BUMD, yaitu PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada: Waktu : 04 Januari 2016 sd 05 Februari 2016 Tempat : PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh Jalan Yetro Sinseng No. 75, Barito Utara, Kalimantan Tengah.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian ini adalah karyawan dan nasabah dari PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh. 2. Obyek dari penelitian ini, antara lain: a. Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Kalteng Kantor Pusat dan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013 sampai dengan 2015, b. Jumlah karyawan PT. Bank Pembangunan Kalteng Cabang Muara Teweh tahun 2013 sampai dengan 2015,