5. Good Salary, dengan memperoleh gaji yang layak sesuai dari hasil
pekerjaannya akan menentukan proses bekerjanya. 6.
Well Motivated and high Idealism, wartawan yang memiliki motivasi yang baik dan idealisme yang tinggi akan memudahkan wartawan dalam
menghadapi berbagai macam masalah dalam pelaksaan tugas. Sebagian besar wartawan adalah laki
– laki. Hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia AJI pada
tahun 2011 – 2012 yang menunjukkan bahwa jumlah wartawan laki – laki
lebih mendominasi dari pada wartawan perempuan. Data yang ada menunjukkan dari 10 wartawan hanya ada 2
– 3 wartawan perempuan atau dari 1000 wartawan ada 200
– 300 wartawan perempuan Luviana, 2012.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA WORK FAMILY CONFLICT
DENGAN STRES KERJA PADA WARTAWAN PRIA KORAN HARIAN
Profesi sebagai wartawan merupakan pekerjaan yang menuntut untuk bekerja selama 24 jam sehari. Tuntutan pekerjaan ini memungkinkan
wartawan untuk jarang berada dirumah, sehingga urusan dalam kehidupan keluarga sering terbengkalai. Seperti masalah mengantar anak atau pasangan
ke rumah sakit yang memungkinkan para wartawan untuk absen kerja Spector, 2008. Penelitian Galinsky, Bond, dan Friedman dalam Zulkarnain,
2013 menyatakan bahwa 58 karyawan yang telah berumah tangga serta memiliki anak akan mempunyai kecemasan terhadap tuntutan pekerjaannya
dan kehidupan keluarganya. Menurut Judge et al., 2004 konflik peran yang
dialami individu terjadi ketika sebuah pengharapan dalam hal kinerja dari salah satu peran akan menimbulkan kesulitan yang dialami oleh peran lain.
Konflik tersebut disebut sebagai work family conflict. Work family conflict merupakan salah satu bentuk konflik antar peran yang
memiliki tekanan dari pekerjaan dan memiliki tekanan yang lain dalam keluarga Wulandari, 2012. Work family conflict memiliki aspek
– aspek yang terdiri dari aspek timed
– based demands, strain – based demands, dan behavior
– based. Timed – based demands terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan waktu yang dimiliki seorang karyawan dalam organisasi,
sehingga karyawan tersebut tidak memiliki banyak waktu untuk keluarga. Contoh kondisi konflik timed
– based demands dapat digambarkan dengan jumlah jam kerja yang berlebih, lembur, tingkat kehadiran menurun, memiliki
shift yang tidak teratur, dan tidak memiliki kontrol jam kerja. Pada aspek strain
– based demands terjadi dikarenakan tekanan tanggung jawab yang dituntut dari organisasi melebihi kapasitas dalam melaksanakan tugas
pekerjaan, sehingga
kebutuhan dan
keinginan keluarga
menjadi dikesampingkan. Apabila hal ini terjadi dalam interval waktu yang lama, maka
dapat menyita pikiran dan tenaga, sehingga menurunkan keharmonisan dalam keluarga. Pada aspek behavior - based merupakan perilaku yang disebabkan
terbawanya sikap atau cara memperlakukan diri di organisasi ke lingkungan keluarga. Aspek
– aspek inilah yang akan memicu work family conflict menjadi meningkat pada diri seseorang.
Gambaran – gambaran kondisi dari aspek – aspek work family conflict
merupakan bentuk konflik antar peran yang memiliki tekanan dari pekerjaan dan tekanan dalam keluarga. Tekanan untuk menyeimbangkan dua peran
tersebut dapat menyebabkan stres kerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Grandey, Bryanne, dan Ann 2005 dalam Zulkarnain, 2013 yang menjelaskan
bahwa work family conflict dapat menghabiskan waktu dan energi seseorang sehingga menyebabkan munculnya perasaan terancam dalam diri seseorang
serta perilaku negatif dalam pekerjaannya. Work family conflict cenderung mengarah pada stres kerja dikarenakan tekanan akan seringkali terjadi pada
individu ketika urusan pekerjaan mencampuri kehidupan keluarga,. Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan dalam menangani urusan pekerjaan
berkurang, sehingga berpotensi terjadinya stres kerja Kusendi, 2013. Stres kerja adalah suatu kondisi yang dapat menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai tujuannya dimana untuk mencapai tujuannya tersebut, seseorang seringkali memiliki batasan atau penghalang Robbins,
2001. Oleh karena itu adanya work family conflict yang tinggi dapat memicu stres kerja yang tinggi pula.
Gambar 1. Skema Hubungan Antara Work Family Conflict dengan Stres Kerja Pada Wartawan Koran Harian Kompas
E. HIPOTESIS