11
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional, Jamu dan Cairan Obat Dalam
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional pada Bab I Ketentuan Umum dalam
pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat BPOM RI, 2014. Pemanfaatan obat tradisional lebih sering digunakan untuk tujuan pencegahan
preventif dalam upaya meningkatkan kesehatan. Obat tradisional juga digunakan dalam usaha perawatan kecantikan maupun kosmetik Soegihardjo, 2002. Dengan
semakin berkembangnya obat tradisional dan minat masyarakat untuk kembali ke alam back to nature menyebabkan popularitas obat tradisional semakin meningkat
Santoso, 2000. Obat tradisional yang beredar dikelompokkan berdasarkan cara pembuatan,
jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiatnya dikelompokkan
menjadi tiga yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar OHT dan Fitofarmaka BPOM RI, 2004. Ketiga produk obat tradisional tersebut harus memenuhi kriteria keamanan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan serta memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jamu, OHT dan Fitofarmaka memiliki perbedaan dalam tingkat pembuktian
keamanan, khasiat serta standarisasi bahan baku dan produk. Jamu merupakan ramuan yang terbuat dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
galenik atau campuran bahan tersebut yang telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris yang
ada. OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan telah dilakukan standarisasi
terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik pada hewan percobaan dan uji klinik pada manusia serta bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi BPOM RI, 2005. Obat tradisional
tidak boleh mengandung : 1.
Bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat. 2.
Narkotika maupun psikotropika, atau bahan lain yang berdasarkan pertimbangan kesehatan dan berdasarkan penelitian dapat membahayakan
kesehatan. 3.
Hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku PerMenKes, 2012.
Cairan obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari serbuk simplisia atau ekstrak dan digunakan
sebagai obat dalam. Jamu termasuk dalam cairan obat dalam, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.007 Tahun 2012 menyebutkan usaha jamu
seperti jamu racikan dan jamu gendong tidak wajib memiliki izin edar, namun harus memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan yang telah diatur dalam Peraturan
Kepala BPOM RI Nomor 12 Tahun 2014 terkait persyaratan obat tradisional meliputi keseragaman volume, cemaran mikroba patogen, Angka Kapang Khamir, Angka
Lempeng Total, aflatoksin total, cemaran logam berat, bahan tambahan seperti penggunaan pengawet, pemanis dan pewarna. Persyaratan obat tradisional yang baik
bertujuan untuk melindungi konsumen dan menjaga mutu dari obat tradisional itu sendiri BPOM RI, 2014.
B. Jamu Gendong Beras Kencur