Cairan obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari serbuk simplisia atau ekstrak dan digunakan
sebagai obat dalam. Jamu termasuk dalam cairan obat dalam, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.007 Tahun 2012 menyebutkan usaha jamu
seperti jamu racikan dan jamu gendong tidak wajib memiliki izin edar, namun harus memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan yang telah diatur dalam Peraturan
Kepala BPOM RI Nomor 12 Tahun 2014 terkait persyaratan obat tradisional meliputi keseragaman volume, cemaran mikroba patogen, Angka Kapang Khamir, Angka
Lempeng Total, aflatoksin total, cemaran logam berat, bahan tambahan seperti penggunaan pengawet, pemanis dan pewarna. Persyaratan obat tradisional yang baik
bertujuan untuk melindungi konsumen dan menjaga mutu dari obat tradisional itu sendiri BPOM RI, 2014.
B. Jamu Gendong Beras Kencur
Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional berbentuk cair yang tidak diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Jamu gendong sangat diminati
masyarakat karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh. Jamu gendong biasanya dibuat perorangan atau dalam lingkup industri rumah tangga yang dibuat
dan diolah dengan peralatan sederhana, proses pembuatan yang cukup mudah serta bahan baku yang mudah didapatkan karena tersedia di pasar-pasar maupun di toko
bahan baku jamu Suharmiati dan Handayani, 2005.
Jamu beras kencur dipercaya oleh sebagian besar masyarakat memberikan manfaat yang dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh, menghangatkan tubuh,
serta banyak pula yang berpendapat bahwa jamu beras kencur dapat menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan. Terdapat beberapa variasi bahan yang
digunakan dalam pembuatan jamu beras kencur, namun terdapat dua bahan pokok yang selalu dipakai yaitu beras dan kencur. Kencur Kaempferia galanga L. adalah
salah satu jenis empon-empontanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan Zingiberaceae. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kencur adalah pati
4,14, mineral 13,73 dan minyak atsiri 0,02 berupa sineol, asam metil kanil, penta dekaan, etil aster, asam sinamik, borneol, kamfena, paraeumarin, asam
anisik, alkaloid dan gom Agoes, 2010. Kencur biasa digunakan sebagai campuran tanaman obat untuk penyakit-penyakit seperti radang lambung, masuk angin, sakit
kepala, keseleo, kelelahan dan lain-lain Arisandi, 2009. Bahan-bahan lain yang biasa ditambahkan ke dalam racikan jamu beras
kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulaga, buah asam, buah pala, garam dan jeruk nipis. Gula merah maupun gula putih digunakan sebagai bahan
pemanis dalam racikan jamu beras kencur. Antara penjual jamu satu dengan yang lainnya mempunyai ramuan yang relatif berbeda tergantung dari bahan tambahan
yang digunakan Suharmiati, 2003. Cara pengolahan jamu beras kencur pada beberapa penjual umumnya tidak
jauh berbeda, yaitu merebus semua bahan-bahan terlebih dahulu kemudian
membiarkan sampai dingin. Mula-mula beras disangan selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan kemudian ditumbuk. Kedua
bahan ini kemudian dicampur, diperas melalui kain pembungkus bahan atau disaring dengan saringan. Sari perasan bahan dicampurkan ke dalam air matang yang telah
disiapkan lalu diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan jamu siap dijual kepada konsumen Suharmiati, 2003.
C. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB