1. Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangkan
semua sisa bahan kimia yang digunakan. 2.
Daya bakar bahan kimia yang bersangkutan 3.
Persyaratan peralatan dan biaya pelaksanaan Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gama. Sinar ultraviolet
juga dapat digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah. Penggunaan sterilisasi dengan radiasi sangat terbatas karena menuntut persyaratan
keamanan dan biaya yang tinggi Hadioetomo, 1985. Proses sterilisasi lain yang dilakukan pada suhu kamar adalah sterilisasi
dengan penyaringan filtrasi. Sterilisasi ini digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium dan larutan-larutan yang sangat peka terhadap panas atau relatif tidak
tahan terhadap pemanasan. Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara melewatkan pada saringan dengan ukuran pori
yang kecil sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung di dalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan
yang biasa disterilkan dengan cara ini yaitu serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, media sintetik tertentu dan antibiotika Cappucino, 2008.
J. Landasan Teori
Menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Republik Indonesia, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu merupakan obat tradisional yang termasuk dalam cairan obat dalam. Obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu racikan
maupun jamu gendong, tidak wajib memiliki izin edar. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.007 Tahun 2012 tentang Registrasi Obat
Tradisional. Berdasarkan fakta tersebut, maka jamu yang diproduksi harus tetap dijamin
keamanannya agar layak dikonsumsi dan memenuhi kriteria sesuai dengan PerMenKes RI No. 003MENKESPERI2010 yang menyebutkan bahwa jamu harus
aman sesuai dengan persyaratan mutu kefarmasian. Persyaratan mutu obat tradisional telah diatur dalam Peraturan KBPOM Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014.
Beberapa persyaratannya yaitu Angka Lempeng Total harus kurang dari atau sama dengan 10
4
kolonimL serta tidak mengandung mikroba patogen. Salah satu jamu gendong yang sering dikonsumsi masyarakat adalah jamu
beras kencur. Jamu beras kencur dipercaya memiliki khasiat menghilangkan kelelahan dan rasa pegal-pegal pada tubuh, meningkatkan nafsu makan serta
menghindari terkena flu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter jaminan keamanan dan mutu meliputi Angka Lempeng Total ALT dan
mengidentifikasi adanya bakteri patogen Eschericia coli dalam jamu beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi wilayah Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman Yogyakarta.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan tingginya jumlah ALT dan kemungkinan adanya cemaran bakteri E. coli adalah kurangnya higienitas para
penjual jamu di Pasar Sambilegi. Saat melakukan observasi, peneliti melihat penjual jamu tidak menggunakan sabun dan air mengalir pada saat mencuci tangan sebelum
membuat jamu. Botol dan gelas yang akan digunakan sebagai wadah jamu yang siap diminum juga kurang diperhatikan kebersihannya, yaitu hanya dicuci dengan
mencelupkan ke dalam air pada ember. Bahan baku berupa rimpang yang berasal dari tanah yang digunakan oleh penjual jamu kemungkinan mengandung banyak mikroba
patogen. Apabila air yang digunakan oleh penjual jamu beras kencur di Pasar Sambilegi tercemar E. coli, maka akan terjadi kontaminasi pada saat pembuatan
maupun penyajian jamu beras kencur. Masuknya E. coli kedalam tubuh manusia tentu berbahaya, karena dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti infeksi intestinal
misalnya diare serta komplikasi masalah pencernaan lainnya.
K. Hipotesis