2.1.4 Bahan Ajar
2.1.4.1 Macam-macam Bahan Ajar
Bahan ajar terdiri dari berbagai macam jenis. Salah satu bentuk bahan ajar tersebut berbentuk cetak. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi Prastowo, 2014: 187.
2.1.4.2 Model Pengembangan Bahan Ajar
Model pengembangan yang ada saat ini ada beberapa macam. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dirancang
dan dikembangkan oleh Dick Carey. Model ini terdiri dari sepuluh langkah. Kesepuluh langkah tersebut adalah: 1 analisis kebutuhan dan tujuan, 2 analisis
pembelajaran, 3 analisis pembelajar dan konteks, 4 merumuskan tujuan performansi, 5 mengembangkan instumen penelitian 6 mengembangkan
strategi pembelajaran, 7 mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8 merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9 melakukan revisi, 10 evaluasi
sumatif, 10 . Kesepuluh langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Setyosari, 2013: 230.
Analisis kebutuhan dan tujuan adalah kegiatan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang paling utama dan perlu dipenuhi. Analisis mengkaji kebutuhan
yang seharusnya dan keadaan sesungguhnya di lapangan. Berdasarkan analisis ini dikembangkan suatu persoalan dan sekaligus solusi.
Analisis pembelajaran mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Analisis juga mengidentifikasi hal-
hal yang menjadi kebutuhan. Hasil analisis ini digunakan untuk merancang dan mendesain produk yang ingin dikembangkan dan memiliki ciri khas.
Analisis pembelajar dan konteks mencakup kemampuan, sikap dan karakteristik awal pembelajara dalam latar pembelajaran. Analisis ini dapat
termasuk karakteristik latar pembelajar di mana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah ini dapat dilakukan bersamaan dengan analisis
pembelajaran atau dapat dilakukan secara berurutan. Merumuskan tujuan performansi dilakukan dengan menjabarkan tujuan
umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Rumusan ini menunjukan tujuan produk yang dikembangkan. Tujuan yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi yang telah ada menjadi indikator-indikator. Tujuan khusus berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai ini
berdasarkan indikator-indikator tertentu. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen assessment.
Mengembangkan instrumen assessment dilakukan dengan membuat penilaian. Instrumen untuk mengukur perangkat produk berupa kuesioner atau daftar cek.
Mengembangkan strategi pembelajaran untuk membantu pembelajar mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajar ini dirancang berkaitan dengan
produk atau desain yang dikembangkan. Peranan strategi penting berkaitan dengan proses pengembangan yang ingin dilakukan.
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran merupakan kegaitan nyata yang dilakukan pengembang. Bahan pembelajaran dapat berupa bahan
cetak, manual dan media lain. Produk dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu. Alasan pemilihan model juga perlu dijelaskan pada langkah ini.
Merancang dan melakukan evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program, atau produk
yang dikembangkan. Evaluasi formatif juga dapat dilakukan saat proses pembelajaran. Dick Carey merekomendasikan tiga langkah proses evaluasi
formatif yaitu 1 uji coba prototipe yaitu perorangan atau 1-3 subjek, 2 uji coba kelompok kecil yang melibatkan 6-8 subjek, 3 uji coba lapangan yang
melibatkan 15-30 subjek. Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah ini.
Revisi dilakukan terhadap proses, prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah
pertama. Tujuh langkah tersebut yaitu, tujuan umum pembelajaram analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes,
strategi pembelajaran, danatau bahan-bahan pembelajaran. Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah suatu produk atau proses
pengembangan selesai dikembangkan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan menentukan tingkat efektivitas produk, program atau proses. Peneliti dengan
keperluan pengembangan ini biasanya hanya sampai pada langkah kesembilan yaitu evaluasi formatif di mana rancangan dianggap selesai.
Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Dick Carey Setyosari, 2013: 234
2.1.4.3 Buku sebagai Bahan Ajar Cetak
Kamus Collins 2013: 98 menyebutkan bahwa buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2008: 149 mencatat bahwa buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan
yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi Prastowo, 2014:187. Buku sebagai bahan ajar
berarti kertas yang berisi pembelajaran atau penyampaian informasi. 2.1.4.4
Buku Suplemen Suplemen pembelajaran merupakan tambahanpelengkap yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011: 1359 menyebutkan, suplemen adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi,
tambahan, bagian ekstra pada surat kabar, majalah dan sebagainya, lampiran pelengkap.Buku suplemen merupakan buku pelengkap yang memberikan tentang
pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas atau lebih dalam Sitepu, 2016: 16. Buku suplemen dibuat dengan tujuan untuk melengkapi
materi yang telah ada. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa
suplemen merupakan tambahan atau pelengkap dari sesuatu yang telah ada. Sedangkan buku suplemen berarti, buku penunjang yang dibuat untuk melengkapi
buku teks utama dalam pembelajaran. Buku suplemen dapat digunakan untuk melengkapi latihan keterampilan atau materi-materi yang membantu pelajaran.
2.2 Penelitian yang Relevan