terutama dapat dibedakan dalam tiga bidang yaitu struktur bahasa, pemakaian bahasa, dan kesadaran metalinguistik Tarigan, 1988: 29.
Struktur bahasa ini mengalami perluasan dan penghalusan terus-menerus mengenai semantik dan sintaksis. Tarafnya menuju ke taraf yang lebih kecil
seperti fonologi.
Pemakaian bahasa
dapat meningkatkan
kemampuan menggunakan bahasa secara lebih efektif dan melayani aneka fungsi dalam
situasi-situasi komunikasi yang beraneka ragam. Kesadaran metalinguistik berkaitan
dengan pertumbuhan
kemampuan untuk
memikirkan, mempertimbangkan, dan berbicara mengenai bahasa sebagai sandi atau kode
formal Tarigan, 1988: 29. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua
pemerolehan bahasa berlangsung secara bertahap dan terus-menerus. Hal tersebut dapat terjadi karena pengalaman anak bersambung dan meluas. Dengan demikian,
sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan bahasa siswanya.
2.1.3 Karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah
2.1.3.1 Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia diajarkan di sekolah karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa pengantar pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan Kuntarto, 2009: 3.Dengan demikian, bahasa Indonesia perlu diajarkan pada siswa SD. Pelajaran Bahasa Indonesia ini sudah ada sejak SD kelas
rendah. Kurikulum Berbasis Kompetensimenentukan untuk kelas I dan II, dari 27 jam pelajaran perminggu, pada dasarnya dapat diatur dengan komposisi 50
untuk membaca dan menulis permulaan, serta berhitung Widyastono, 2014: 74. Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pada aspek peningkatan
kemampuan membaca dan menulis permulaan. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra. 2.1.3.2
Perbandingan SK dan KD dari KBK dan KTSP Widyastono menjelaskan dalam bukunya 2014: 62 KBK atau kurikulum
2004 adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
daerah Depdiknas, 2003a. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi berlandaskan pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SNP Widyastono, 2014: 70. Kurikulum 2006 atau KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikansekolah Widyastono, 2014: 90. Penyusunan KTSP dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP tersebut dengan memperhatikan acuan operasional Muslich, 2007: 20.
Tabel 2.1 Perbandingan KBK dan KTSP
KBK KTSP
Membaca
Materi Pokok 1.
Beberapa kalimat dalam teks 150 kata
2. Buku cerita 150 kata
Kompetensi Dasar -
Dapat membaca nyaring didengar siswa lain kalimat demi kalimat dalam
teks, menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami
Standar Kompetensi 1.
Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca
puisi anak. Kompetensi Dasar
1.1 Menyimpulkan isi teks pendek 10-
15 kalimat yang dibaca dengan
orang lain. membaca lancar.
1.2 Menjelaskan isi puisi anak yang
dibaca.
Menulis
Materi Pokok 1.
Kalimat yang didiktekan 2.
Kalimat rumpang 3.
Kegemaran 4.
Kegiatan sehari-hari Kompetensi Dasar
- Dapat menuliskan beberapa kalimat
yang didiktekan guru atau teman secara benar,
menggunakan huruf
lepas dengan memperhatikan cara penulisan
yang benar. -
Dapat melengkapi kalimat yang belum selesai dengan benar.
- Dapat menuliskan pengalaman yang
berkaitan dengan kegemaran atau kegiatan sehari-hari secara runtut dan
jelas, menggunakan huruf lepas dengan memperhatikan cara penulisan yang
benar. Standar Kompetensi
2. Menulis
permulaan melalui
kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
Kompetensi Dasar 2.1
Melengkapi cerita
sederhana dengan kata yang tepat.
2.2 Menulis kalimat sederhana yang
didiktekan guru
dengan menggunakan
huruf tegak
bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda
titik.
2.1.3.3 Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
Membaca dan menulis permulaan dapat dilatih dengan berbagai metode. Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan memiliki beberapa
langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah belajar membaca dan menulis permulaan Karli, 2010: 62-84.
2.1.3.3.1 Belajar Membaca tanpa Buku Awali KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman anak
sapaan, percakapan, nyanyian atau demonstrasi. Pilihlah variasi kegiatan seperti: menunjukkan gambar, menemukan gambar, anak bercerita dengan bahasa sendiri,
memperkenalkan bentuk tulisan melalui gambar, membaca tulisan bergambar, memperkenalkan huruf, suku kata, kalimat Karli, 2010: 62-84.
2.1.3.3.2 Belajar Membaca Menggunakan Buku
Pertama dapat diawali dengan membaca buku pelajaran paket. Guru juga dapat memberi kesempatan pada anak untuk melihat isi buku terutama
gambarnya. Guru memberi penjelasan tentang buku tersebut misalnya: warna, jilid, tulisan, dan cara membuka halaman buku agar buku tidak rusak. Siswa juga
dapat diberi penjelasan tentang fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman buku. Anak diajak untuk memusatkan perhatian pada salah
satu teks yang terdapat pada halaman tertentu. Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dulu guru bercerita tentang gambar. Dengan demikian,
pembelajaran membaca dapat dimulai Karli, 2010: 62-84. 2.1.3.3.3
Membaca Buku dan Majalah Anak yang Sudah Terpilih Pertimbangkan
taraf kemampuan
anak, asas
kebermaknaan, kebermanfaatan,
kemenarikan, dan
kemudahan pemerolehan,
untuk menumbuhkan minat baca anak Karli, 2010: 62-84.Membaca bacaan melalui
kegiatan secara berkelompok atau kegiatan anak secara perorangan Karli, 2010: 62-84.Pengenalan huruf diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalan
yang benar. Pelatihan indera anak dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk gambar atau tulisan Karli, 2010: 62-84.
2.1.3.3.4 Latihan Menulis Permulaan untuk Anak SD Kelas I-II
Latihan diawali dengan berlatih menggunakan pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.Latihan gerak tangan, mula-mula melatih gerakan
tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian, latihandilanjutkan dengan berlatih di buku latihan disertai kegiatan
cerita. Misalnya, membuat lingkaran cerita tentang telur,dsb.Latihan mengeblat yaitu menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang
sudah ada. Latihan menghubungkan tanda titik yang membentuk tulisan.Latihan menarik garis atau lengkung diawali dengan cerita dari guru. Latihan menatap
bentuk tulisan untuk mengkoordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak untuk menulis sehingga anak dapat menyimpan bentuk katahuruf dalam benaknya dan
memindahkannya ke jari jemari tangan.Latihan menyalin, latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan anak mengenal huruf dengan baik. Anak kelas 1 SD
semester 1 menulis lepas dahulu selanjutnya semester 2 anak belajar menulis tegak bersambung.Latihan menulis tegak bersambung gunakan buku bergaris
khusus untuk menulis tegak bersambung untuk pemula gunakan garis tiga yang ukurannya besar sekitar ±5 mm.Latihan dikteimla dimaksudkan agar siswa
terlatih untuk mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari- jari ketika menulis.Latihan memberi tanda baca seperti titik, koma, tanya tanya
dan tanda seru untuk kalimat yang ditulis sejak awal Karli, 2010: 62-84. Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
materi membaca dan menulis kelas II SD memerlukan berbagai latihan keterampilan. Metode untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis
mempunyai tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap ini perlu dilakukan agar siswa dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis.
2.1.4 Bahan Ajar