BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah
Setiap manusia pasti mengalami perkembangan. Tahap perkembangan menurut Piaget dibagi menjadi empat tahap. Keempat tahap tersebut yaitu, 1
tahap sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun, 2 tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2 tahun sampai dengan 7 tahun, 3
tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia 7 tahun sampai dengan 11 tahun, 4 tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 11 tahun sampai
dengan dewasa Dahar, 2011:136. Tahap perkembangan yang pertama disebut tahap sensorimotor, terjadi
pada usia 0-2 tahun. Tahap ini ditandai dengan adanya refleks-refleks sederhana pada bayi yang baru lahir dan pada usia 2 tahun anak memulai pikiran simbolis
yang menggambarkan bahasa anak usia dini Salkind, 2009: 327. Pada tahap sensorimotor, anak banyak menggunakan indera-indera untuk berkembang dalam
dunianya sendiri. Selama periode ini konsep anak tentang objek masih berubah- ubah, dan anak belum mengenal konsep ruang dan waktu Dahar, 2011: 137.
Pada tahap ini Piaget mengatakan ada enam subtahap yaitu, penggunaan refleks- refleks awal, reaksi siklus primer, reaksi siklus sekunder, koordinasi skemata
sekunder, reaksi siklus tersier, dan representasi simbolik. Inteligensi pada tahap ini
berdasarkan pada
pengalaman perseptual
Salkind, 2009:
328.
Tahap kedua adalah tahap praoperasional konkret, berlangsung pada usia 2-7 tahun. Seorang anak pada tahap praoperasional dapat merekayasa simbol-
simbol yang merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata seperti bahasa. Permulaan dan perkembangan bahasa merupakan perkembangan yang sangat
penting pada tahap ini. Karakteristik dari tahap ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada
persepsi indera Salkind, 2009: 328. Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret dengan usia anak 7-11
tahun. Tahap ini merupakan tahap awal anak untuk berpikir rasional. Hal ini berarti anak dapat melakukan operasi-operasi logis untuk menyelesaikan masalah-
masalah konkret. Anak sudah dapat menghadapi masalah yang bertentangan dengan pikiran dan persepsi. Jika ada masalah, anak lebih memilih keputusan
logis. Pada tahap operasional konkretini anak membutuhkan pengalaman langsung agar dapat memecahkan masalah Widyastono, 2014: 29. Pada tahap ini
anak mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai macam tugas kognitif. Pada tahap ini, struktur kognitif anak jauh lebih
berkembang, namun anak masih sering berada pada batas-batas persepsinya. Tahap yang keempat adalah tahap operasional formal dengan usia lebih
dari 11 tahun. Tahap ini ditandai dengan kepekaan anak terhadap orang lain, kemampuan untuk menghadapi pertentangan, dan kemampuan untuk menangani
logika dan permutasi.Tahap operasional formal ini dilalui ketika anak sudah dapat melakukan operasi-operasi konkret untuk membentuk operasi-operasi yang lebih
kompleks. Anak juga tidak memerlukan benda-benda untuk membantunya. Anak sudah dapat berpikir abstrak.
Berdasarkan pernyataan di atas, siswa SD usia 7-11 tahun berada pada tahap yang ketiga yaitu tahap operasional konkret. Siswa yang berada tahap
operasional konkret membutuhkan banyak latihan keterampilan konkret agar dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis. Latihan keterampilan
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan buku suplemen. Jadi, siswa kelas II SD membutuhkan buku suplemen dalam melatih keterampilan membaca dan
menulis secara konkret. 2.1.2
Perkembangan Bahasa Anak SD kelas rendah
Bahasa memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk berhubungan dengan orang
lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Setiap orang mengalami perkembangan bahasa. Teori mengenai perkembangan bahasa
disampaikan oleh
Chomsky. Chomsky
menyebutkan beberapa
tahap perkembangan bahasa Crain, 2007: 528-532, yaitu:
2.1.2.1 Bahasa Awal
Bahasa pada bayi sejak lahir dimulai dengan gerakan-gerakan tubuh yang sangat halus sebagai respon terhadap ucapan. Gerakan bayi menjadi beragam
sesuai ikatan suara dan kata-kata dari ucapan tersebut. Pada usia satu bulan, bayi mulai mendeguk dan menjekut. Pada usia enam bulan bayi mulai meraba dan
membuat suara-suara getaran.
2.1.2.2 Pengucapan Satu-Kata
Pada usia sastu tahun, bayi mulai memproduksi kata-kata tunggal. Mereka menggunakan kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat. Satu kata
yang diucapkan seorang bayi mengandung banyak makna yang disesuaikan dengan konteks saat itu.
2.1.2.3 Pengucapan Dua-Kata
Pada usia satu setengah tahun, anak-anak meletakkan dua kata bersama- sama. Bahasa anak dengan usia tersebut juga menunjukkan struktur tertentu. Anak
memiliki pengetahuan dasar tentang hubungan objek-kata kerja-dan objek. 2.1.2.4
Pengembangan Gramatika Pada usia dua sampai tiga tahun, anak biasanya menggunakan tiga atau
lebih kata secara bersamaan. Ucapan anak biasanya sudah dapat mengikuti S-P-O. Selama tahap ini anak juga mulai suka menggunakan akhiran kata.
2.1.2.5 Perubahan-perubahan
Pada usia tiga sampai dengan enam tahun, gramatika anak berubah dengan cukup kompleks. Pada tahap ini anak banyak mengalami perubahan-perubahan.
Anak-anak tidak dapat menguasai operasi-operasi pengubahan kalimat sekaligus. 2.1.2.6
Mendekati Gramatika Orang Dewasa. Pada usia lima atau enam tahun, banyak aspek gramatika yang mereka
kuasai. Mereka tampak kesulitan dengan menggunakan kalimat pasif sampai usia tujuh atau lebih. Sementara pada usia lima sampai sepuluh tetap penting
menentukan kemampuan gramatika anak yang paling halus dan kompleks.
Bahasa yang digunakan tergantung dengan kebiasaannya sehari-hari. Setiap orang melewati tahap-tahap pemerolehan bahasa, meskipun secara umum
tahapan yang diperoleh biasanya mempunyai urutan tertentu. Tahap perkembangan perolehan bahasa dapat dibagi menjadi tiga urutan yaitu, 1
perkembangan prasekolah, 2 perkembangan ujaran kombinatori, 3 perkembangan masa sekolah Tarigan, 1988: 14.
2.1.2.7 Perkembangan Prasekolah
Perkembangan pemerolehan bahasa anak sebelum sekolah terdiri dari perkembangan linguistik, tahap satu kata, dan ujaran kombinasi permulaan
Tarigan, 1988: 14. Perkembangan linguistik merupakan bahasa yang digunakan anak sejak lahir. Bahasa yang digunakan adalah simbol-simbol dan vokalisasi.
Selanjutnya bahasa anak berkembang menjadi tahap satu kata. Tahap tersebut disebut tahap satu katakarena dengan kata yang begitu sedikit anak mampu
mengekspresikan begitu banyak arti. Tahap selanjutnya adalah ujaran kombinatori permulaan yaitu bertambahnya kata-kata yang digunakan anak ketika akan
mengatakan sesuatu. Panjang ucapan anak kecil merupakan indikator perkembangan bahasa yang lebih baik.
2.1.2.8 Perkembangan Ujaran Kombinatori
Perkembangan ini mencakup perkembangan negatif, perkembangan interogatif, perkembangan penggabungan kalimat, dan perkembangan sistem
bunyi. Perkembangan negatif adalah penggunaan kata tidak yang digunakan untuk noneksistensi, penolakan, atau penyangkalan. Perkembangan interogatif
digunakan untuk menuntut informasi atau menagih keterangan. Perkembangan ini
mempunyai tiga tipe struktur yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban yatidak, pertanyaan yang menuntut informasi, dan pertanyaan yang menuntut jawaban
salah satu dari yang berlawanan. Anak-anak pada tahap ini mempelajari ucapan- ucapan yang merupakan pertanyaan, hal yang ditanyakan, dan cara
mengemukakan pertanyaan Tarigan, 1988: 23-24. Perkembangan penggabungan kalimat tahap ini lebih rumit lagi. Tahap ini
memperlihatkan sarana atau cara pengembangan penggabungan kalimat anak melalui beberapa dimensi yaitu penggabungan dua klausa setara menuju yang
tidak setara, klausa utama yang tidak tersela menuju penggunaan klausa yang tersela, susunan klausa yang memuat kejadian tetap menuju susunan klausa yang
bervariasi, serta penggunaan perangkat semantik-sintaksis yang kecil menuju perangkat yang lebih luas Tarigan, 1988: 25. Pada pemerolehan sistem bunyi,
terdapat gerak dari pembuatan bunyi ke arah pembuatan pengertian. Pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selama tahun pertama yaitu periode
vokalisasi dan prameraban serta periode meraban. Vokalisasi mencakup berbagai bunyi dan belum memperlihatkan suatu pola.
2.1.2.9 Perkembangan Masa Sekolah
Perkembangan bahasa ini berada pada masa ketika anak-anak sudah sekolah. Baik sekolah awal seperti TK atau SD kelas rendah. Selama masa-masa
sekolah anak mengembangkan dan memakai bahasa secara unik dan universal. Hal tersebut dapat menandai dan memberinya ciri sebagai pribadi yang nyata
dalam masyarakat tersebut. Perkembangan bahasa pada masa-masa sekolah
terutama dapat dibedakan dalam tiga bidang yaitu struktur bahasa, pemakaian bahasa, dan kesadaran metalinguistik Tarigan, 1988: 29.
Struktur bahasa ini mengalami perluasan dan penghalusan terus-menerus mengenai semantik dan sintaksis. Tarafnya menuju ke taraf yang lebih kecil
seperti fonologi.
Pemakaian bahasa
dapat meningkatkan
kemampuan menggunakan bahasa secara lebih efektif dan melayani aneka fungsi dalam
situasi-situasi komunikasi yang beraneka ragam. Kesadaran metalinguistik berkaitan
dengan pertumbuhan
kemampuan untuk
memikirkan, mempertimbangkan, dan berbicara mengenai bahasa sebagai sandi atau kode
formal Tarigan, 1988: 29. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua
pemerolehan bahasa berlangsung secara bertahap dan terus-menerus. Hal tersebut dapat terjadi karena pengalaman anak bersambung dan meluas. Dengan demikian,
sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan bahasa siswanya.
2.1.3 Karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah