Metode Pelelehan Dispersi Padat

air di udara hingga 40 bobotnya. PVP memiliki sifat sebagai wetting agent yang baik dalam larutan dan dengan mudah dapat membentuk suatu film sehingga sangat baik digunakan untuk coating zat aktif obat. PVP terdiri dari ratusan hingga ribuan monomer di mana atom-atomnya terikat secara kovalen Fischer dan Bauer, 2009. PVP memiliki rumus kimia C 6 H 9 NOn dengan bobot molekul 2.500 – 25.000.000 gmol. PVP memiliki kenampakan serbuk amorf, bersifat higroskopik, dan berwarna putih atau kuning terang. PVP meleleh pada suhu 150 – 180 o C yang merupakan glass temperaturenya Budavari, dkk, 1996. Di dunia kefarmasian, PVP biasa digunakan sebagai pengganti plasma darah dan sebagai bahan-bahan tambahan dalam formulasi produk obat. Polimer ini digunakan sebagai bahan pengikat pada tablet yang digunakan secara oral. Penggunaaan PVP yang cukup efektif saat ini adalah pada pembentukan kompleks povidone-iodine yang memiliki sifat desinfektan. Obat yang diproduksi dapat berwujud larutan, salep, dan sabun cair. Kompleks ini dinilai cukup efektif dan aman, selain itu juga merupakan bahan yang cukup murah dan mudah didapatkan Santhi, 2003. PVP adalah bahan kimia yang dikategorikan aman namun diketahui adanya kasus alergi terhadap penggunaan PVP secara subkutan dan bila terjadi kontak dengan membran mukosa. Alergi yang terjadi adalah anaphylaxis. PVP digunakan sebagai bahan tambahan dalam obat, penyebab alergi pertama kali ditujukan pada iodine, namun setelah dilakukan uji klinik diketahui bahwa PVP yang menyebabkan timbulnya alergi van Ketel dan van den Berg, 1990.

E. Disolusi

Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana suatu zat padat masuk ke dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses dimana zat padat melarut. Secara prinsip disolusi dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dengan pelarut. Dalam penentuan kecepatan disolusi dari berbagai bentuk sediaan padat terlibat berbagai proses dan faktor yang mempengaruhi. Karakteristik fisik sediaan, proses pembasahan sediaan, kemampuan penetrasi media disolusi ke dalam sediaan, proses pengembangan, proses disintegrasi, dan degradasi sediaan, merupakan sebagian dari faktor yang mempengaruhi kerakteristik disolusi obat dari sediaan Beringer, 2005. Secara sederhana kecepatan pelarutan didefinisikan sebagai jumlah zat yang terlarut dari bentuk sediaan padat dalam medium tertentu sebagai fungsi waktu Fudholi, 2013. Dapat juga diartikan sebagai kecepatan larutan bahan obat dari sediaan farmasi atau granul atau partikel-partikel sebagai hasil pecahannya bentuk sediaan obat tersebut setelah berhubungan dengan cairan medium. Dalam hal tablet biasanya diartikan sebagai mass transfer, yaitu kecepatan pelepasan obat atau kecepatan larut bahan obat dari sediaan tablet kedalam medium penerima Beringer, 2005. Untuk mengerti mekanisme dari disolusi digunakan salah satu model atau gabungan dari beberapa model antara lain adalah: 1. Model Lapisan Difusi Diffusion Layer Model Pada permukaan padat terdapat satu lapisan tipis cairan dengan ketebalan ℓ, merupakan komponen kecepatan negatif dengan arah yang berlawanan dengan

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 / Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin.

2 7 60

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying.

2 6 96

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin

1 2 58

Pengaruh rasio poloxamer 407 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin

2 2 62

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying

1 3 85

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

PENGARUH POLIVINIL PIROLIDON TERHADAP LAJU DISOLUSI FUROSEMID DALAM SISTEM DISPERSI PADAT

0 0 13

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator - USD Repository

0 0 88