bentuk sediaan kapsul. Dispersi padat dapat dibuat dalam berbagai macam perbandingan jumlah zat aktif dan pembawa. Srinarong 2009 menyebutkan
bahwa dengan menurunnya proporsi drug load, persen terdisolusi akan meningkat.
Uji disolusi dilakukan dengan alat rotating paddle dan akan dianalisis dengan densitometri untuk melihat profil disolusi dispersi kurkumin. Data dari
analisis densitometri akan diolah dan diketahui apakah kurkumin yang sudah didispersi padat memiliki profil disolusi yang baik.
I. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, dapat dihipotesiskan bahwa dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak dengan pembawa PVP K30 dengan berbagai
proporsi drug load yang dihasilkan dengan metode vacuum rotary evaporator akan meningkatkan disolusi efisiensi kurkumin ekstrak temulawak, dengan
semakin kecil proporsi drug load, semakin besar disolusi efisiensi kurkumin.
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental karena adanya perlakuan terhadap senyawa uji. Rancangan penelitian ini adalah rancangan
penelitian acak pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional 1.
Variabel
a. Variabel bebas
: Proporsi drug load yang digunakan b.
Variabel tergantung : Persentase kurkumin terdisolusi
c. Variabel pengacau terkendali
: Suhu dan kelembaban selama penyimpanan
d.
Variabel pengacau tak terkendali : Suhu dan kelembaban ruangan
2. Definisi Operasional
a. Dispersi padat adalah mendispersikan kurkumin sebagai zat aktif dalam
ekstrak temulawak pada pembawa PVP K30, yang disiapkan dengan metode pelarutan. Dispersi padat dibuat dengan 3 variasi drug load; SD F1
dengan drug load 6, SD F2 dengan drug load 4, dan SD F3 dengan drug load 2,4.
b. Evaporasi adalah metode yang digunakan untuk menghilangkan etanol
sebagai pelarut dalam pembuatan dispersi padat. Campuran ekstrak temulawak dan PVP K30 dimasukkan pada sebuah labu alas bulat pada