Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

suhu 50 o -60 o C dalam kondisi vakum. Pelarut akan dievaporasi akan menguap dan membentuk tetesan kembali setelah terjadi kontak dengan pendingin Liebig. Tetesan tertampung pada wadah tertentu sehingga terpisah dari bahan sehingga didapatkan bahan yang tidak lagi disertai pelarut. c. Disolusi adalah suatu proses melarutnya kurkumin dari sediaan dispersi padat ke dalam suatu medium buffer phospat menghasilkan larutan berwarna kuning yang bening. Disolusi diukur dengan menghitung disolusi efisiensi, yaitu area di bawah kurva persentase kurkumin terdisolusi. d. Pengukuran persentase disolusi kurkumin pada dispersi padat dilakukan dengan KLT-densitometri sehingga dapat diketahui kadar kurkumin dari dispersi padat tersebut yang telah terpisah dari senyawa lain yang menyerupai kurkumin demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin. C. Bahan Penelitian Ekstrak Temulawak C15, baku kurkumin, kloroform, metanol, PVP K30, Etanol, kloroform, aquabidest, kapsul cangkang keras gelatin No.00.

D. Alat Penelitian

Dissolution tester Erweka, vacuum rotary evaporator, neraca analitis Sartorius, Metler Toledo, Camac Densitometer, sentrifuge, dry box.

E. Tata Cara Penelitian 1.

Pembuatan Dispersi Padat Sistem dispersi padat ini dibuat dengan menggunakan metode pelarutan. Setelah masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan perbandingan, ekstrak temulawak dengan kadar 12,12 dan PVP K30 dilarutkan dalam sejumlah etanol. Setelah itu bubur campuran kedua bahan dikeringkan dengan vacuum rotary evaporator . Massa yang terbentuk kemudian dikumpulkan dan dimasukan ke dalam desikator dengan RH 30 . Tabel I. Formula Dispersi Padat Formula Drug Load Kurkumin 6 4 2,4 Ekstrak g 5 5 5 PVP K30 g 5 10 20 Campuran 1 dan 2 dicampur dalam Erlenmeyer dan dimasukkan stirrer ke dalamnya pada suhu kamar. Campuran lalu dievaporasi pada rotary evaporator dengan kecepatan 100 rpm pada temperatur 50 o -60 o C selama 15 menit. Kemudian dikeringkan di dalam oven hingga diperoleh bobot tetap. Bobot tetap adalah berat pada penimbangan setelah zat dikeringkan selama satu jam tidak berbeda lebih dari 0,25 dari berat zat pada penimbangan sebelumnya Anonim, 1995. Setelah seluruh cairan menguap dan terbentuk sediaan padat, sediaan diambil dan disimpan pada desikator atau dry box dengan kelembaban ≤ 30.

2. Pembuatan Campuran Fisik

Campuran fisik dibuat dengan mencampurkan serbuk ekstrak temulawak dan PVP K30, yang masing-masing telah diayak sebelumnya dengan ayakan no. mesh 50. Jumlah serbuk ekstrak temulawak dan PVP K30 yang dicampurkan dihitung berdasarkan jumlah dispersi padat yang diperoleh tiap replikasinya. Pencampuran kedua serbuk dilakukan dengan mortir dan pengaduk hingga homogen.

3. Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan dalam medium aquadest sebanyak 500 mL pada suhu 37 ± 0,5 o C. Metode yang digunakan adalah rotating paddle. Pedal disolusi diatur pada kecepatan putaran 100 rpm Sediaan uji dimasukkan ke dalam tabung disolusi, lalu alat uji disolusi dihidupkan. Kemudian setiap 5, 10, 15, 30, 45, 60, dan 120 menit dipipet cuplikan sebanyak 5 ml dan medium disolusi diganti dengan 5 ml medium disolusi yang baru setelah pengambilan sampel. Setiap pengambilan cuplikan diganti dengan medium disolusi dalam jumlah yang sama. Larutan diukur kadarnya dengan KLT- densitometri dan dihitung disolusi efisiensinya dengan metode Khan dengan membandingkan area di bawah kurva persentase terdisolusi.

4. Penetapan Kadar Kurkumin dengan KLT-Densitometri

Sejumlah 5 mL cuplikan yang didapatkan dari disolusi akan dipekatkan dengan cara ekstraksi cair-cair dengan etil asetat untuk selanjutnya dimasukkan flakon, diuapkan, dan didapatkan kurkumin padat pada flakon. Efisiensi dan reprodusibilitas ekstraksi dilihat dengan metode adisi. Padatan kurkumin yang didapatkan dilarutkan dengan 500 µL etanol. Diambil 1 µL larutan kurkumin kemudian ditotolkan pada plat KLT dan dianalisis secara densitometri dengan alat Camac Densitometer. Kondisi Densitometer untuk analisis ini adalah : Fase diam : Silica gel 60 GF 254 Tebal plat : 0,2 mm Fase gerak : kloroform : etanol : air suling Panjang pengembangan : 6,5 cm Durasi pengembangan : ±15 menit Volume sampel : 1 L Panjang gelombang : 425 nm Detektor : UV Dihitung luas area yang didapatkan kemudian dihitung kadar kurkuminnya dengan kurva baku yang telah dibuat.

F. Validasi Metode

1. Larutan Stok Kurkumin

Sejumlah 50,0 mg serbuk kurkumin ditimbang dengan seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 mL. Diencerkan dengan etanol p.a hingga tanda, kemudian disimpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya.

2. Pembuatan Kurva Baku

Larutan stok diambil sebanyak 0,125 mL; 0,25 mL; 0,5 mL; 0,75 mL; 1 mL; 1,25 mL; 1,5 mL; dan 1,75 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL. Diencerkan dengan etanol p.a hingga tanda. Kelima seri pengenceran tersebut ditotolkan sebanyak 1 µL pada plat KLT, dikembangkan, dan selanjutnya diukur pada panjang gelombang maksimum. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 / Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin.

2 7 60

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying.

2 6 96

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin

1 2 58

Pengaruh rasio poloxamer 407 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin

2 2 62

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying

1 3 85

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

PENGARUH POLIVINIL PIROLIDON TERHADAP LAJU DISOLUSI FUROSEMID DALAM SISTEM DISPERSI PADAT

0 0 13

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator - USD Repository

0 0 88