22
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek yang dipelajari. Penilaian pada ranah afektif dilakukan dalam bentuk lembar observasi selama proses
pembelajaran berlangsung. c.
Aspek Psikomotor Penggolongan  kawasan  Psikomotor  oleh  Bloom  dalam  Gulo
2002:  69  dikategorikan  dalam  lima  tingkatan  yaitu:  kesiapan,  meniru, meniru,  menyesuaikan,  dan  menciptakan.  Pengajaran  yang  terarah  pada
kawasan  psikomotor  menuntut  pengembangan  dalam  bidang  tertentu. Penilaian aspek psikomotor dalam pembelajaran fisika biasanya dilakukan
dengan melaksanakan praktikum di laboratorium sekolah. Berdasarkan  kutipan  di  atas  dapat  disimpulkan,  bahwa  hasil
belajar  merupakan  indikator  keberhasilan  seorang  siswa  dalam  mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan perubahan  yang didapat setelah
melakukan  kegiatan  yang  meliputi  penguasaan  terhadap  ranah  kognitif, afektif dan psikomotor.
E. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif
Upaya  belajar  adalah  segala  aktivitas  untuk  meningkatkan kemampuan  yang  telah  dimiliki  maupun  meningkatkan  kemampuan  baru,
baik  kemampuan  dalam  aspek  pengetahuan,  sikap  maupun  keterampilan. Aktifitas tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta
dapat  saling  membelajarkan  melalui  tukar  pikiran,  pengalaman  maupun gagasan - gagasan.
23
Pembelajaran Kooperatif menunjukkan bahwa sasaran pembelajaran sangat  penting,  tugas  belajar  bersifat  rumit  dan  konseptual,  pemecahan
masalah diperlukan, berpikir divergen atau kreatif diperlukan, kualitas kinerja sangat  diharapkan,  strategi  berpikir  tingkat  tinggi  dan  berpikir  kritis  sangat
dibutuhkan,  pengembangan  sosial  dari  pelajar  adalah  satu  sasaran  utama pembelajaran.
Pembelajaran  kooperatif  adalah  suatu  jenis  khusus  dari  aktivitas kelompok  yang  berusaha  untuk  memajukan  pembelajaran  dan  keterampilan
sosial  dengan  kerjasama  tiga  konsep  ke  dalam  pengajaran,  yaitu:  a penghargaan  kelompok,  b  pertanggung  jawaban  pribadi,  dan  c  peluang
yang sama untuk berhasil. Pembelajaran  kooperatif  membutuhkan  perencanaan  yang  hati-hati
dan  pelaksanaan  yang  sistematik.  Pembelajaran  kooperatif  lebih  banyak diarahkan  kepada  perencanaan  pelajar  untuk  mengelompokkan  dan
menyampaikan  kepada  tutor  dan  anggota  kelompok  pelajar  yang  lain  atau penyempurnaan kegiatan.
Menurut  Ibrahim  2000:  6  pembelajaran  kooperatif  memiliki  ciri  - ciri sebagai berikut
1. Siswa bekerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya 2.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
24
3. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda. 4.
Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu Model  pembelajaran  kooperatif  tidak  sama  dengan  sekedar  belajar
dalam  kelompok.  Pembelajaran  kooperatif  merupakan  pembelajaran  yang terpusat  pada  siswa,  hal  ini  dibuktikan  dari  aktivitas  siswa  selama
pembelajaran  berlangsung,  siswa  bekerja  sama  dengan  anggota  kelompok untuk  mempelajari  materi  dan  menyelesaikan  tugas  -  tugas,  memberi
penjelasan  pada  kelompok.  Untuk  itu  pembelajaran  kooperatif  harus mempunyai unsur - unsur supaya hasil pembelajaran itu dapat tercapai secara
maksimal. Menurut Ibrahim 2000:6 ada beberapa unsur dalam pembelajaran kooperatif:
1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka ”sehidup
sepenanggungan bersama” 2.
Siswa  bertanggung  jawab  atas  segala  sesuatu  di  dalam  kelompoknya, seperti milik sendiri
3. Siswa  haruslah  melihat  bahwa  semua  anggota  didalam  kelompoknya
memiliki tujuan yang sama 4.
Siswa  haruslah  berbagi  tugas  dan  tanggung  jawab  yang  sama  diantara anggota kelompoknya
5. Siswa akan dikenakan evaluasi  atau dikenakan  hadiahpenghargaan  yang
akan diberikan untuk semua anggota kelompok
25
6. Siswa  berbagi  kepemimpinan  dan  mereka  membutuhkan  keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya 7.
Siswa  akan  diminta  mempertanggung  jawabkan  secara  individual  materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
Dari unsur - unsur diatas dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif  setiap  anggota  kelompok  dituntut  untuk  bisa  memberikan
pendapat, ide dan pemecahan masalah sehingga dapat tercapai tujuan belajar. ada lima unsur dasar pembelajaran ini diantaranya:
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antar anggota
e. Evaluasi proses kelompok
Dengan  demikian  keberhasilan  kelompok  sangat  tergantung  kepada setiap  anggota  kelompoknya.  Disamping  itu  dalam  pembelajaran  kooperatif
siswa  bekerja  bersama-sama,  berhadapan  muka  dalam  kelompok  kecil  dan melakukan tugas yang sudah terstruktur.
Pembelajaran  kooperatif  menuntut  siswa  belajar  bersama  dengan temannya,  mereka  akan  memperoleh  dukungan  emosi  dan  intelektual  yang
membawa  mereka  melampaui  level  pengetahuan  dan  keterampilan  mereka sebelumnya. Dalam lingkup pembelajaran tidak semua anak mempunyai daya
tangkap  yang  sama  dalam  menyerap  pelajaran  yang  diberikan  guru.  Daya tangkap  setiap  anak  berbeda-beda  ada  yang  cepat,  sedang,  dan  lambat.
26
Adanya  perbedaan  tersebut  tidak  semua  siswa  memahami  pelajaran  yang diberikan  guru.  Untuk  itu  maka  diadakan  pembelajaran  kooperatif  supaya
siswa bisa bekerjasama dengan temannya dan mudah mengerti. Untuk  menciptakan  lingkungan  yang  kondusif  dalam  pembelajaran
kooperatif, ada 3 hal yang perlu diperhatikan: a.
Siswa harus merasa aman dari ancaman dan beban, namun harus merasa tertantang dengan tugas yang diberikan
b. Kelompok  harus  cukup  kecil  untuk  membuat  setiap  anggota  kelompok
terlibat  dalam  memberikan  kontribusi.  Kelompok  yang  terlalu  besar  akan menciptakan  beberapa  free-rider  anggota  kelompok  yang  tidak  ikut
bekerja c.
Instruksi  mengenai  tugas  harus  diberikan  dengan  jelas  dan  siswa memahami tujuan yang harus dicapai.
Slavin  menyatakan  bahwa  ada  beberapa  keuntungan  dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Siswa  bekerjasama  dalam  mencapai  tujuan  dengan  menjunjung  tinggi
norma - norma kelompok b.
Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil c.
Aktif  berperan  sebagai  tutor  sebaya  untuk  lebih  meningkatkan keberhasilan kelompok
d. Interaksi  siswa  seiring  dengan  peningkatan  kemampuan  mereka  dalam
berpendapat
27
e. Interaksi  antar  siswa  juga  membantu  meningkatkan  perkembangan
kognitif. Menurut  Slavin  Kekurangan  model  pembelajaran  kooperatif  STAD
Student Teams Achievement Divisions yaitu: a.
Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang b.
Siswa  berprestasi  tinggi  akan  mengarah  pada  kekecewaan  karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
Tabel 2. 1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah laku guru
Fase- 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase- 2
Menyajikan informasi
Fase- 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
Fase- 4
Membimbing kelompok kerja dan belajar.
Fase- 5
Evaluasi Guru menyampaikan semua tujuan yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
28
Fase- 6
Memberikan penghargaan materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
F. Tinjauan Tentang Pembelajaran Metode STAD