Materi Listrik Dinamis DASAR TEORI

31 5. Penghargaan tim Setelah dilakukan poin peningkatan individual, diberikan penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diberikan atas dasar poin kelompok. Penghargaan tim ini peneliti menyampaikan pada siswa – siswa setelah peneliti melakukan post test.

H. Materi Listrik Dinamis

1. Materi Prasyarat Dua buah titik memiliki beda potensial listrik jika muatan listrik di kedua titik tersebut tidak sama. Potensial tinggi jika tempat tersebut lebih positif daripada tempat lain, dan potensial rendah jika tempat tersebut lebih negatif dari tempat lain. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dalam penghantar. Arus listrik di anggap sebagai arus muatan positif. Untuk dapat memahami arus listrik dengan mudah, maka kita dapat mengasumsikan arus listrik sebagai arus air, dimana besarnya arus listrik identik dengan debit air, sumber arus listrik identik dengan pompa air, hambatan identik dengan bendungan, beda potensial identik dengan beda tinggi permukaan. Agar arus listrik dapat terus mengalir dalam rangkaian maka dibutuhkan sumber arus listrik, begitu juga agar air dapat mengalir terus dalam pipa, maka diperlukan pompa air. 32 2. Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik Kuat arus istrik dalam suatu penghantar dihitung dari banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik. Kuat arus listrik dilambangkan dengan I. Jika banyaknya muatan listrik adalah Q dan waktu adalah t, maka kuat arus listrik dapat dirumuskan sebagai : Dimana : I = kuat arus listrik dalam ampere Q= muatan listrik dalam coulomb t = waktu dalam detik Berdasarkan persamaan 1 di atas maka satuan kuat arus listrik 1 ampere sama dengan 1 Cs, yang mengandung arti 1 ampere adalah muatan listrik 1 coloumb yang mengalir dalam penghantar tiap detik. Kuat arus istrik dapat diukur dengan menggunakan amperemeter. Amperemeter di pasang seri terhadap hambatan. Contoh soal: Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian sebesar 1 A, jika listrik telah mengalir selama 1 menit, maka hitunglah jumlah muatan yang telah dipindahkan. Diketahui: I = 1 A T = 1 menit = 60 detik Q = ? 33 Jawab: Q Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial listrik secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt V. Alat yang digunakan adalah volmeter. Beda potensial listrik adalah usaha yang dilakukan untuk memindahkan satuan muatan listrik . hubungan antara energi listrik, muatan listrik dan beda potensial dapat dituliskan dalam persamaan: Dimana : V = Beda potensial listrik dalam volt V W = energi listrik dalam joule J Q = muatan listrik dalam coulomb C. Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung- ujung penghantar terdapat beda potensial tegangan listrik. Alat ukur beda potensial listrik adalah volmeter. Dalam rangkaian yang akan diukur voltmeter dipasang paralel dengan hambatan. Contoh soal : Beda potensial antara ujung - ujung penghantar adalah 12 volt, hitunglah besarnya energi listrik jika jumlah muatan yang dipindahkan sebesar 4 coulomb. 34 Diketahui: V = 12 volt Q = 4 C W = ? Jawab: Gambar 1.1 Bagan rangkaian Gambar 1.2 rangkaian listrik Dalam rangkaian tertutup pemasangan voltmeter dan amperemeter dapat dilakukan bersama - sama. Voltmeter dipasang paralel terhadap 35 hambatan dan amperemeter dipasang seri terhadap yang akan diukur. Di laboratorium volmeter dapat dibuat dari rangkaian basic mater dan multiplier, sedangkan ampere meter dapat di buat dari rangkaian basic meter dan shun. Baik shun maupun multiplier memiliki batas ukur. Oleh karena itu dalam pembacaan skalanya perlu diperhatikan antara batas ukur dan pembacaan pada skala basic meter. Berikut ini cara menggunakan basic meter dan cara pembacaannya. Dalam rangkaian listrik, volt meter dipasang paralel terhadap alat listrik. Jika voltmeternya dengan menggunakan kombinasi basic meter dan multiplier, maka pembacaan hasil pengukurannya perlu memperhatikan skala maksimum dan batas ukurnya. Batas ukur = 10 volt Skala maksimumnya = 30 volt Pengukuran dengan menggunakan basic mater dan multiplier yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: Contoh, Batas ukur multiplier adalah 12 volt, skala maksimum basic meter adalah 120 volt, jika jarum pada saat digunakan menunjukkan angka 40, maka hitunglah besarnya tegangan listrik yang terukur. 36 Diketahui: Batas ukur : 12 volt Skala maksimum : 120 volt Pembacaan skala = 40 Jawab: Hasil pengukuran = 3. Hukum Ohm Hukum Ohm merupakan hukum dasar dalam rangkaian elektronik. Hukum Ohm menjelaskan hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan listrik dalam rangkaian. Besarnya tegangan listrik dalam sebuah rangkaian sebanding dengan kuat arus listrik. Pernyataan ini di kenal sebagai hukum Ohm. Hal ini menyatakan bahwa tegangan listrik dalam rangkaian akan bertambah jika arus yang mengalir dalam rangkaian bertambah. Hubungan tersebut dapat di tuliskan dalam persamaan matematika. Dalam Hukum Ohm R adalah konstanta yang disebut hambatan penghantar R, satuannya adalah ohm. Contoh soal: Arus listrik sebesar 2 A mengalir dalam rangkaian yang memiliki hambatan sebesar 2 ohm, hitunglah besarnya beda potensial antara ujung- ujung hambatan tersebut. 37 Diketahui: I = 2 A R = 2 ohm V = ? Jawab: Untuk dapat memahami hukum Ohm dengan sempurna maka kita harus berprinsip bahwa antara tegangan listrik, hambatan penghantar dan kuat arus listrik adalah satu kesatuan di dalam suatu rangkaian. Jika dalam hambatan R mengalir arus listrik I, maka antara ujung-ujung hambatan timbul beda potensial V. persamaan matematinya sebagai berikut : Jika diantara ujung-ujung hambatan R terdapat beda potensial V, maka dalam hambatan mengalir arus listrik I. sehingga dalam persamaan matematisnya sebagai berikut : Jika arus listrik I mengalir dalam suatu penghantar dan antara ujung- ujung penghantar muncul beda potensial V, maka dalam penghantar 38 tersebut terdapat hambatan. Sehingga persamaan matematisnya sebagai berikut : R = VI ……………….. 6 4. Rangkaian Hambatan Listrik Agar arus listrik dan tegangan listrik dalam rangkian dapat diperoleh sesuai dengan yang kita butuhkan maka perlu di atur dengan menambahkan hambatan dalam rangkaian. Namun demikian terkadang kita tidak mendapatkan nilai hambatan yang sesuai. Dengan demikian kita perlu merangkai dua atau lebih hambatan agar mendapatkan nilai hambatan yang sesuai. Setidaknya ada dua jenis cara menyusun hambatan dalam rangkaian, yaitu secara seri dan paralel. Apakah perbedaan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel? Rangkaian manakah yang menghasilkan hambatan pengganti lebih besar, dan rangkaian jenis apakah yang menghasilkan hambatan pengganti lebih kecil. Berikut ini adalah jenis-jenis rangkaian listrik. 1. Rangkaian Hambatan Seri Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian hambatan yang disusun berderet tidak bercabang. Jika pada setiap titik dipasang amperemeter, maka besarnya arus listrik yang melalui setiap hambatan adalah sama besar. I 1 = I 2 = I 39 Sedangkan tegangan diantara a-b V a-b , diantara b-c V b-c dan diantara a-c V a-c memiliki hubungan : V a-c = V a-b + V b-c , berdasarkan hal tersebut jika hukum ohm dimasukkan dalam perhitungan sebagai berikut : I 1 = I 2 = I, maka persamaanya menjadi : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya hambatan pengganti dalam rangkaian seri sama dengan hasil penjumlahan aljabar semua hambatan. Sehingga nilai hambatan pengganti selalu lebih besar daripada nilai hambatan yang disusunnya. Contoh soal : Dua buah hambatan masing-masing 4 ohm, jika dua buah hambatan di rangkai dalam bentuk seri, maka hitunglah besarnya rangkaian pengganti. Diketahui R1 = R2 = 4 ohm Jawab: Rs = R1 + R2 Rs = 4 ohm + 4 ohm Rs = 8 ohm 40 2. Rangkaian hambatan Paralel Rangkaian hambatan paralel adalah rangkaian hambatan yang bercabang. Jika pada setiap cabang di pasang amperemeter maka jumlah arus listrik yang menuju titik cabang sama dengan jumlah arus listrik yang meninggalkan titik cabang. Pernyataan ini di kenal dengan hukum I Kirchhoff. Dengan demikian dapat dituliskan : I = I 1 + I 2 , Jika volt meter dipasang pada tiap-tiap ujung hambatan dalam rangkaian, maka beda potensial masing-masing hambatan besarnya sama. Dengan demikian dapat dituliskan : V 1 = V 2 = V. Dari hukum ohm: I = VR maka persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi: = ……………… 9 Contoh soal: Dua buah hambatan masing-masing 4 ohm, jika dua buah hambatan di rangkai paralel, maka hitunglah besarnya rangkaian pengganti. Diketahui R 1 = R 2 = 4 ohm 41 Jawab: = = = 2 ohm. 42

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 TALANGPADANG

0 6 110

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR.

0 2 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 KUALA T.P. 2012/2013.

0 2 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMPK NIRMALA JOPU TENTANG MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pe

0 0 162