1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Manusia yang
mampu berkompetisi adalah manusia yang mempunyai keterampilan tinggi, mempunyai pikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan punya kemauan
bekerjasama yang efektif. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mendapat perhatian dari pemerintah. Fisika mempunyai peranan yang
penting dalam pendidikan, karena dengan kita mempelajari fisika dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari dan mengerti akan apa yang
terjadi di alam ini. Berdasarkan pengelaman saya dahulu yang pernah belajar
di sekolah SMPK Nirmala Jopu, proses pembelajaran IPA Fisika di SMP tersebut menunjukan bahwa sebagian besar kami kurang respon dan
cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu dapat ditunjukkan ketika guru memberikan beberapa pertanyaan awal untuk menggali potensi
awal kami, tetapi kami tidak bisa menjawab dan kami diminta guru untuk membaca materi terlebih dahulu. Mengingat begitu pentingnya pembelajaran
fisika di sekolah maka perlu ditingkatkan mutu pembelajaran.
Ini terjadi, karena dalam pembelajaran fisika siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal dan monoton saja. Tentunya turut
1
2
mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Penyebab rendahnya hasil ulangan siswa maupun ujian akhir disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal faktor yang berasal dari dalam diri siswa mencakup faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik berkaitan dengan
kesehatan badan sedangkan faktor psikis berkaitan dengan motivasi, perasaan, sikap dan emosi. Disisi lain faktor eksternal faktor yang berasal
dari luar diri siswa meliputi bahan pengajaran, metode pengajaran, media pengajaran dan situasi lingkungan belajar. Hal ini menimbulkan kejenuhan
dalam diri siswa untuk belajar dan PBM cenderung berjalan kurang aktif. rendahnya responsif siswa terhadap pembelajaran Fisika akan berdampak
rendahnya prestasi belajar siswa. Kondisi tersebut harus segara diupayakan untuk segera mengatasinya. maka faktor utama yang dirasakan sebagai
penyebab rendahnya prestasi yang berarti kurangnya penguasaan materi ajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar fisika adalah guru kurang menerapkan
metode – metode pembelajaran yang menarik.
Dengan demikian peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
sangat diperlukan. Bagaimana seorang guru menemukan cara terbaik untuk menyampaikan bahan ajar, sehingga siswa dapat memahami dan
mengingatnya lebih lama. Disamping itu guru harus menciptakan sistem sosial dalam lingkungan belajar. Tanggung jawab guru adalah memotivasi
siswa untuk belajar secara kooperatif untuk menyelesaikan masalah yang muncul saat pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dituntut kreatif dan
3
inovatif menerapkan metode –metode pembelajaran yang lebih disukai siswa
dan dapat meningkatkan keaktifannya.
Masalah utama kurangnya kreatif dalam pembelajaran maka penulis ingin memberikan alternatif dalam mengatasinya.
Sebagai alternatif adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
menjadi pilihan karena pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, karena kelas dirancang sedemikian rupa
agar terjadi interaksi positif antar siswa. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep - konsep yang
sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah - masalah tersebut dengan temannya
.
Pada penelitian ini penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division,
dimana tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
guru pengajar belum pernah menerapkan pembelajaran tipe STAD ini di SMPK Nirmala Jopu. Disamping itu model pembelajaran kooperatif tipe
STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antar
guru dan siswa. Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran dengan
kelompok yang dapat mengaktifkan siswa baik fisik maupun mental sebab dalam kelompok mereka diharapkan dapat bekerjasama dan berdiskusi untuk
menyampaikan tugas - tugas yang diberikan guru. STAD Student Teams Achievement Divisions
terdiri atas lima komponen utama dimana: presentasi
4
kelas, kerja tim, pemberian kuis, skor perbaikan individu, dan penghargaan tim.
http:images.sucikorafi.multiply.multiplycontent.comattachment0S kZJzwoKCF8AAEAM7A1I.rtf?nmid=260703065.
Gagasan utama dari STAD Student Teams Achievement Divisions adalah untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu
satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Model pembelajaran ini melatih siswa dalam melatih siswa dalam menjalin
kerjasama sehingga dalam penguasaan materi pelajaran memperoleh pemahaman yang sama. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions berpandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi
aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial, dan menerima keragaman dalam lingkungan satu kelompok belajar sehingga
dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, dengan timbulnya minat belajar akan tertanam dengan baik pada siswa
5
B. Batasan Masalah