Uji pendahuluan tablet Tata Cara Penelitian

Germany, parasetamol kualitas farmasetis Changshu Huagang Pharmaceutical, tablet parasetamol generik Indofarma no. batch sama, tablet Pyrexin ® Meprofarm-no. batch sama, dan tablet Progesic ® Metiska Farma-no. batch sama.

D. Alat Penelitian

Spektrofotometer Genesys 6 v1.001, spektrofotometer UVVis Lambda 20, Perkin Elmer, sentrifuge berdiameter 18 cm, Hettich EBA 85, degassing ultrasonic, vortex MSI Minishaker IKA, neraca elektrik Mettler Toledo, model AB 204, made in Switzerland, mikropipet, hardness tester Kiya seisakustio, Ltd. Tokyo Japan No. 174886, atrition tester ATMI Surakarta, disintegration tester ATMI Surakarta, disolution tester Satox, dan alat-alat gelas Pyrex.

E. Tata Cara Penelitian

1. Uji pendahuluan tablet

a. Uji keseragaman bobot

Dua puluh tablet ditimbang satu-persatu lalu dihitung bobot rata-ratanya. Untuk tablet yang bobotnya lebih besar dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 dan tidak ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10 Anonim, 1979.

b. Uji kekerasan tablet

Tablet diletakkan pada alat hardness tester kemudian mesin dijalankan. Kekerasan tablet terbaca pada layar alat Kottke and Rudnic, 2002.

c. Uji kerapuhan tablet

Dua puluh tablet dibebas-debukan dari partikel halus yang menempel kemudian ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam atrition tester alat penguji kerapuhan tablet, diputar selama 4 menit dengan laju 25 rpm. Kemudian tablet dibebas-debukan dan ditimbang kembali. Setelah itu dihitung persen kehilangan bobot tablet dari bobot keseluruhan tablet semula. Menurut The United States Pharmacopeia 28 2005, tablet memenuhi syarat uji kerapuhan jika angka persentase kerapuhan tidak lebih dari 1.

d. Uji waktu hancur

Masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, kemudian keranjang disisipkan di tengah-tengah tabung kaca yang berisi air pada suhu antara 36°C-38°C. Tabung dinaik-turunkan 30 kali setiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas jaring keranjang. Tablet dinyatakan memenuhi syarat uji waktu hancur jika kelima tablet hancur dalam waktu kurang dari 15 menit Anonim, 1979.

e. Uji disolusi

1 Pembuatan media disolusi larutan dapar fosfat pH 5,8 a Larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2M Sejumlah lebih kurang 27,218 g kalium dihidrogen fosfat dilarutkan dengan aquadest sampai volume 1000,0 ml. b Larutan natrium hidroksida 0,2M Sejumlah lebih kurang 0,8 g natrium hidroksida dilarutkan dengan aquadest sampai volume 100,0 ml. c Larutan dapar fosfat pH 5,8 Campur 50,0 ml larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2M dengan 3,66 ml larutan natrium hidroksida 0,2M, kemudian encerkan menjadi 200,0 ml Vogel, 1990. 2 Pembuatan larutan parasetamol dalam larutan dapar fosfat pH 5,8

a Pembuatan larutan persediaan parasetamol

Lebih kurang 50 mg parasetamol yang ditimbang seksama dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 5,8 sampai volume 50,0 ml. b Pembuatan larutan intermediet I parasetamol Sebanyak 1,0 ml larutan persediaan parasetamol dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml kemudian diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 5,8 sampai tanda sehingga diperoleh larutan parasetamol dengan kadar 20 μgml. c Pembuatan seri kadar larutan intermediet II parasetamol Sebanyak 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; dan 4,5 ml larutan intermediet I parasetamol dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml kemudian diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 5,8 sampai tanda sehingga diperoleh larutan parasetamol dengan kadar 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0; dan 9,0 μgml. 3 Penentuan panjang gelombang maksimum Serapan larutan parasetamol dalam larutan dapar fosfat pH 5,8 dengan kadar 6,0 μgml dibaca dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 200 nm sampai dengan 300 nm. Panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang di mana serapannya maksimum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Pembuatan kurva baku Tiap-tiap kadar larutan intermediet II parasetamol dibaca serapannya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 243,1 nm hasil penentuan panjang gelombang maksimum. Kemudian dibuat persamaan kurva baku dengan analisis regresi linier antara kadar parasetamol dalam media disolusi dengan serapan. 5 Uji disolusi parasetamol Masukkan 900 ml media disolusi pada alat disolusi tipe 2. Setelah itu tablet dimasukkan dan alat dijalankan dengan kecepatan 50 rpm. Suhu dijaga tetap 37°C. Ambil 5,0 ml cuplikan pada menit ke-10, 20, dan 30. Setelah mengambil 5,0 ml cuplikan, tambahkan 5,0 ml larutan dapar fosfat pH 5,8 ke dalam tabung. Ukur serapan dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 243,1 nm. Kadar terukur dihitung dengan menggunakan persamaan kurva baku. Dalam waktu 30 menit, parasetamol harus larut tidak kurang dari 80 jumlah yang tertera pada etiket Anonim, 1995.

2. Pembuatan larutan