Hasil uji keseragaman bobot terlihat pada tabel III. Tablet parasetamol generik memiliki bobot rata-rata 602,515
+
4,875 mg, tablet Pyrexin
®
memiliki bobot rata-rata 655,570
+
8,130 mg, dan tablet Progesic
®
memiliki bobot rata-rata 614,165
+
5,670 mg. Dari keduapuluh tablet yang ditimbang dalam masing-masing jenis tablet, tidak ada satu pun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih besar dari 5 dan lebih besar dari 10. Dengan demikian ketiga tablet parasetamol tersebut memenuhi keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia
Edisi III 1979 dan dapat dianggap memiliki keseragaman kandungan zat aktif.
2. Uji kekerasan
Uji kekerasan tablet dilakukan untuk mengetahui stabilitas fisik tablet terhadap pengaruh luar, misalnya benturan mekanik. Kekerasan tablet dapat
mempengaruhi waktu hancur dan disolusi tablet. Alat yang digunakan untuk menguji kekerasan tablet adalah hardness tester Kiya seisakustio, Ltd. Tokyo Japan No.
174886 di mana hasil uji kekerasan akan tampak pada layar alat. Hasil uji kekerasan tablet dapat dilihat pada tabel IV. Tablet Pyrexin
®
memiliki nilai kekerasan terbesar 17,315
+
1,202 KP yang diikuti dengan tablet
parasetamol generik 16,275
+
1,197 KP, sedangkan tablet Progesic
®
memiliki nilai kekerasan terkecil 9,100
+
1,073 KP. Syarat uji kekerasan tablet tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia maupun The United States Pharmacopeia. Menurut
Ansel 1969, tablet dikatakan memenuhi syarat uji kekerasan jika tablet hancur pada tekanan minimum 4 kg, namun hal itu tidak dapat dijadikan acuan karena tidak
tercantum dalam buku standar resmi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IV. Hasil Uji Kekerasan Tablet
Tekanan KP Tablet
Generik Pyrexin
®
Progesic
®
1 14,6 17,9 10,5 2 15,5 17,1 7,3
3 14,7 18,4 8,5 4 17,2 16,9 9,1
5 15,0 16,0 8,9 6 17,8 15,7 9,9
7 15,3 18,1 11,1 8 15,6 16,6 8,3
9 16,9 16,8 7,8
10 17,1 17,2
7,8 11 18,2
17,6 7,9
12 15,1 17,8
8,9 13 17,0
18,1 8,9
14 15,9 18,1 10,4
15 18,1 18,4
9,8 16 17,7
17,2 8,9
17 17,0 15,3 10,4
18 14,8 14,8
8,0 19 15,8
18,9 9,8
20 16,2 19,4
9,8 SD
X ±
16,275 + 1,197 17,315
+ 1,202 9,100
+ 1,073
3. Uji kerapuhan
Tujuan dari uji kerapuhan tablet adalah untuk melihat seberapa besar angka kerapuhan tablet yang menggambarkan stabilitas fisik tablet terhadap pengaruh
gesekan pada saat pembuatan, pengepakan, distribusi, penyimpanan hingga saat tablet akan digunakan oleh pasien. Alat yang digunakan dalam uji kerapuhan tablet
adalah atrition tester ATMI Surakarta.
Tabel V. Hasil Uji Kerapuhan Tablet
Tablet Bobot Awal
g Bobot Akhir
g Kerapuhan
Keterangan
Generik 11,99 11,97
0,167 Memenuhi syarat
Pyrexin
®
13,24 13,23 0,076 Memenuhi
syarat Progesic
®
12,29 12,25 0,325 Memenuhi
syarat
Dari tabel V tersebut dapat dilihat bahwa tablet generik memiliki angka kerapuhan 0,167, tablet Pyrexin
®
memiliki angka kerapuhan 0,076, dan tablet Progesic
®
memiliki angka kerapuhan 0,325. Menurut The United States Pharmacopeia 28
2005, tablet memenuhi syarat uji kerapuhan jika angka persentase kerapuhan tidak lebih dari 1. Dengan demikian, tablet parasetamol
generik, tablet Pyrexin
®
, dan tablet Progesic
®
dinyatakan memenuhi syarat uji kerapuhan tablet.
4. Uji waktu hancur