Penentuan operating time OT Penentuan panjang gelombang maksimum

daripada senyawa 2-nitro-4-asetamidofenol sehingga intensitas warna juga meningkat dari kuning muda menjadi orange. Mekanisme reaksi antara 2-nitro-4-asetamidofenol dengan natrium hidroksida dapat dilihat pada gambar 16. OH O HN C O CH 3 N O O O HN C O CH 3 N O O O HN C O CH 3 N O O H + + H 2 O Gambar 16. Mekanisme reaksi antara 2-nitro-4-asetamidofenol dengan natrium hidroksida Untuk menghilangkan gelembung yang terdapat dalam larutan berwarna orange tersebut maka dilakukan degassing. Gelembung harus dihilangkan sebab gelembung dapat membiaskan dan memantulkan sinar sehingga serapan yang terbaca pada detektor menjadi lebih besar dari yang seharusnya.

1. Penentuan operating time OT

Penentuan operating time adalah tahap pertama yang harus dilakukan dalam optimasi metode kolorimetri. Penentuan operating time dilakukan untuk mengetahui rentang waktu di mana senyawa memberikan serapan yang stabil, yang berarti semua parasetamol di dalam larutan telah bereaksi dengan semua pereaksi pada metode Chafetz et al. 1971 secara optimal membentuk ion 2-nitro-4-asetamidofenolat. Dalam penelitian ini, penentuan OT dilakukan setelah larutan di-degassing, sehingga total waktu yang diperlukan setelah penambahan larutan natrium hidroksida PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sampai larutan akan diukur adalah + 25 menit. Penentuan OT ini menggunakan larutan parasetamol dalam plasma dengan kadar 100 μgml mewakili larutan kadar rendah dan 400 μgml mewakili larutan kadar tinggi. Gambar 17. Pengukuran operating time OT larutan parasetamol dalam plasma kadar 100 μgml Gambar 18. Pengukuran operating time OT larutan parasetamol dalam plasma kadar 400 μgml Pada gambar 17 dan 18 ditunjukkan bahwa serapan yang stabil dimulai dari menit ke-0 sampai menit ke-60. Namun adanya pemakaian waktu selama + 25 menit untuk proses setelah penambahan larutan natrium hidroksida 10 menyebabkan OT pada penelitian ini dimulai dari menit ke-25 sampai menit ke-85. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Penentuan panjang gelombang maksimum

Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang saat senyawa memberikan serapan yang maksimum. Pada penelitian ini, penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mengukur serapan ion 2-nitro-4- asetamidofenolat pada daerah panjang gelombang sinar tampak, yaitu pada panjang gelombang 380-580 nm. Penentuan panjang gelombang maksimum ini dilakukan pada dua kadar yang berbeda, yaitu larutan parasetamol dalam plasma dengan kadar 100 μgml dan 400 μgml. Hal ini dilakukan supaya hasil yang didapat lebih meyakinkan bahwa panjang gelombang tersebut memang memberikan serapan yang maksimum. Menurut Chafetz et al. 1971, panjang gelombang maksimum berada pada 430 nm. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh dalam penelitian ini, baik untuk kadar 100 μgml maupun 400 μgml adalah 433 nm. Gambar 19. Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan parasetamol dalam plasma kadar 100 μgml Gambar 20. Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan parasetamol dalam plasma kadar 400 μgml Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, panjang gelombang maksimum yang diperoleh dalam optimasi dapat digunakan jika selisihnya dengan panjang gelombang teori tidak lebih dari 3 nm. Oleh sebab itu, pengukuran serapan larutan baku dan sampel dilakukan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu 433 nm.

3. Pembuatan kurva baku