Pembuatan larutan Pembuatan larutan parasetamol Cara perolehan plasma darah Optimasi metode

4 Pembuatan kurva baku Tiap-tiap kadar larutan intermediet II parasetamol dibaca serapannya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 243,1 nm hasil penentuan panjang gelombang maksimum. Kemudian dibuat persamaan kurva baku dengan analisis regresi linier antara kadar parasetamol dalam media disolusi dengan serapan. 5 Uji disolusi parasetamol Masukkan 900 ml media disolusi pada alat disolusi tipe 2. Setelah itu tablet dimasukkan dan alat dijalankan dengan kecepatan 50 rpm. Suhu dijaga tetap 37°C. Ambil 5,0 ml cuplikan pada menit ke-10, 20, dan 30. Setelah mengambil 5,0 ml cuplikan, tambahkan 5,0 ml larutan dapar fosfat pH 5,8 ke dalam tabung. Ukur serapan dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 243,1 nm. Kadar terukur dihitung dengan menggunakan persamaan kurva baku. Dalam waktu 30 menit, parasetamol harus larut tidak kurang dari 80 jumlah yang tertera pada etiket Anonim, 1995.

2. Pembuatan larutan

a. Larutan asam trikloroasetat 20

Sejumlah lebih kurang 20 g asam trikloroasetat dilarutkan dengan aquadest sampai volume 100,0 ml.

b. Larutan asam klorida 6N

Pipet lebih kurang 59,88 ml asam klorida 10,02N diencerkan dengan aquadest sampai volume 100,0 ml.

c. Larutan natrium nitrit 10

Sejumlah lebih kurang 10 g natrium nitrit dilarutkan dengan aquadest sampai volume 100,0 ml.

d. Larutan asam sulfamat 15

Sejumlah lebih kurang 15 g asam sulfamat dilarutkan dengan aquadest sampai volume 100,0 ml.

e. Larutan natrium hidroksida 10

Sejumlah lebih kurang 10 g natrium hidroksida dilarutkan dengan aquadest bebas CO 2 sampai volume 100,0 ml.

3. Pembuatan larutan parasetamol

a. Pembuatan larutan persediaan parasetamol

Lebih kurang 100 mg parasetamol yang ditimbang seksama dilarutkan dengan aquadest sampai volume 100,0 ml.

b. Pembuatan seri kadar larutan intermediet parasetamol

Sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0 ml larutan persediaan parasetamol dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda sehingga diperoleh larutan parasetamol dengan kadar 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800 μgml.

4. Cara perolehan plasma darah

Darah kelinci diambil dari vena marginalis salah satu telinga dan ditampung pada tabung effendorf yang telah diberi 2 tetes heparin. Darah tersebut lalu disentrifugasi selama 10 menit pada laju 3000 rpm untuk memperoleh plasma darah, yaitu bagian yang bening.

5. Optimasi metode

a. Penentuan

operating time Larutan intermediet parasetamol dengan kadar 200 μgml dan 800 μgml diambil 0,5 ml lalu ditambahkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 0,5 ml plasma. Pada tabung sentrifuge tersebut ditambahkan 2,0 ml larutan asam trikloroasetat 20, kemudian dicampur dan disentrifugasi selama 10 menit pada laju 3000 rpm. Semua supernatan yang bening dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu secara berturut-turut ditambahkan 0,5 ml HCl 6N; 1,0 ml NaNO 2 10 dan didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati ditambahkan 1,0 ml asam sulfamat H 2 NSO 3 H 15 lewat dinding tabung, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10 dan aquadest sampai tanda. Setelah itu di-degassing selama 10 menit. Serapan kemudian dibaca dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 430 nm panjang gelombang teoritis sampai diperoleh serapan yang stabil pada rentang waktu tertentu.

b. Penentuan panjang gelombang maksimum parasetamol

Larutan intermediet parasetamol dengan kadar 200 μgml dan 800 μgml diambil 0,5 ml lalu ditambahkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 0,5 ml plasma. Pada tabung sentrifuge tersebut ditambahkan 2,0 ml larutan asam trikloroasetat 20, kemudian dicampur dan disentrifugasi selama 10 menit pada laju 3000 rpm. Semua supernatan yang bening dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu secara berturut-turut ditambahkan 0,5 ml HCl 6N; 1,0 ml NaNO 2 10 dan didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati ditambahkan 1,0 ml asam sulfamat H 2 NSO 3 H 15 lewat dinding tabung, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10 dan aquadest sampai tanda. Setelah itu di-degassing selama 10 menit. Serapan kemudian dibaca dengan spektrofotometer sinar tampak pada waktu operating time yang telah diperoleh pada panjang gelombang 380 nm sampai 580 nm.

c. Pembuatan kurva baku

Dari tiap-tiap kadar larutan intermediet parasetamol diambil 0,5 ml lalu masing-masing ditambahkan ke dalam 8 tabung sentrifuge yang berisi 0,5 ml plasma. Pada tabung sentrifuge tersebut ditambahkan 2,0 ml larutan asam trikloroasetat 20, kemudian dicampur dan disentrifugasi selama 10 menit pada laju 3000 rpm. Semua supernatan yang bening dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu secara berturut-turut ditambahkan 0,5 ml HCl 6N; 1,0 ml NaNO 2 10 dan didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati ditambahkan 1,0 ml asam sulfamat H 2 NSO 3 H 15 lewat dinding tabung, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10 dan aquadest sampai tanda. Setelah itu di-degassing selama 10 menit. Serapan kemudian dibaca dengan spektrofotometer sinar tampak pada waktu operating time yang telah diperoleh pada panjang gelombang 433 nm hasil penentuan panjang gelombang maksimum. Kemudian dibuat persamaan kurva baku dengan analisis regresi linier antara kadar dengan serapan.

d. Penentuan nilai perolehan kembali, kesalahan sistematik, dan kesalahan

acak Larutan intermediet parasetamol dengan kadar 200 μgml dan 800 μgml diambil 0,5 ml lalu ditambahkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 0,5 ml PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI plasma. Pada tabung sentrifuge tersebut ditambahkan 2,0 ml larutan asam trikloroasetat 20, kemudian dicampur dan disentrifugasi selama 10 menit pada laju 3000 rpm. Semua supernatan yang bening dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu secara berturut-turut ditambahkan 0,5 ml HCl 6N; 1,0 ml NaNO 2 10 dan didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati ditambahkan 1,0 ml asam sulfamat H 2 NSO 3 H 15 lewat dinding tabung, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10 dan aquadest sampai tanda. Setelah itu didegassing selama 10 menit. Serapan kemudian dibaca dengan spektrofotometer sinar tampak pada operating time yang telah diperoleh pada panjang gelombang 433 nm hasil penentuan panjang gelombang maksimum. Kadar terukur dihitung dengan menggunakan persamaan kurva baku.

6. Orientasi dosis dan waktu pengambilan sampel darah