Kesahihan metode Perhitungan parameter bioavailabilitas Cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian

F. Analisis Hasil

1. Kesahihan metode

a. Nilai perolehan kembali

Nilai perolehan kembali dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : P 100 x diketahui kadar kur kadar teru kembali perolehan nilai = = Jika nilai perolehan kembali berada pada rentang 80-120, maka metode ini memiliki akurasi yang baik Mulja dan Suharman, 1995.

b. Kesalahan sistematik

Kesalahan sistematik dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : kesalahan sistematik = 100 - P Jika nilai kesalahan sistematik kurang dari 10, maka metode ini sahih Mulja dan Suharman, 1995.

c. Kesalahan acak

Kesalahan acak dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 100 x X SD acak kesalahan = K eterangan : SD = simpangan baku xxxxxxx X = kadar rata-rata Jika kesalahan acak kurang dari 10, maka metode ini dikatakan sahih Mulja dan Suharman, 1995.

2. Perhitungan parameter bioavailabilitas

Nilai serapan yang terbaca pada spektrofotometer diolah menjadi kadar parasetamol dalam plasma dengan menggunakan persamaan kurva baku. Kadar- kadar tersebut lalu diolah menjadi parameter-parameter bioavailabilitas menggunakan program STRIPE Johnston and Woolard, 1983, yang telah dimodifikasi oleh Jung. Selain itu, juga diperoleh parameter-parameter farmakokinetika lainnya. Tabel II. Parameter-Parameter Farmakokinetika Parameter Persamaan Satuan AUC 0-t Diolah dengan program STRIPE μg.menitml AUC 0- ∞ Diolah dengan program STRIPE μg.menitml C max Diolah dengan program STRIPE μgml t max Diolah dengan program STRIPE menit t ½ Diolah dengan program STRIPE menit k a Diolah dengan program STRIPE menit -1 Cl Diolah dengan program STRIPE mlmenit Vd Diolah dengan program STRIPE liter k el Diolah dengan program STRIPE menit -1

3. Cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian

Parameter-parameter bioavailabilitas dibandingkan secara analisis statistik metode ANOVA dengan taraf kepercayaan 90 menggunakan program SPSS 14.0 untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai parameter bioavailabilitas. Selain itu, tablet parasetamol bermerk dagang dikatakan bioekivalen dengan tablet parasetamol generik jika Anonim, 2004b; Chereson, 2000 : a. 0,800 generik dagang merk AUC geometrik rata - rata AUC geometrik rata - rata 1,250 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. 0,800 generik max dagang merk max C geometrik rata - rata C geometrik rata - rata 1,250 c. 0,800 generik max dagang merk max t geometrik rata - rata t geometrik rata - rata 1,250 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Pendahuluan Tablet 1. Uji keseragaman bobot

Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah tablet yang diuji tersebut memiliki keseragaman kandungan atau tidak. Tablet yang diuji memiliki zat aktif parasetamol sebagai bagian terbesar dari tablet sehingga uji keseragaman bobot dianggap cukup mewakili keseragaman kandungan tablet. Menurut Farmakope Indonesia Edisi III 1979, tablet dengan bobot lebih besar dari 300 mg dikatakan memenuhi syarat keseragaman bobot jika tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 dan tidak ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10. Hasil penimbangan tablet dapat dilihat pada lampiran 1. Tabel III. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Penyimpangan 5 Penyimpangan 10 Tablet SD X ± mg Batas Bawah mg Batas Atas mg Batas Bawah mg Batas Atas mg Keterangan Generik 602,515 + 4,875 572,389 632,641 542,263 662,767 Tidak terjadi penyimpangan bobot Î memenuhi syarat FI III Pyrexin ® 655,570 + 8,130 622,791 688,349 590,013 721,127 Tidak terjadi penyimpangan bobot Î memenuhi syarat FI III Progesic ® 614,165 + 5,670 583,461 644,879 552,753 675,587 Tidak terjadi penyimpangan bobot Î memenuhi syarat FI III