18
Nilai daya serap molar tergantung pada area molekul sasaran a dan probabilitas transisi elektron p yang dirumuskan :
..………………………... 8 ε = 0,87 x 10
20
x p x a Skoog, 1985
Nilai p antara 0,1 – 1 memberikan serapan yang kuat ε = 10
4
- 10
5
. Puncak spektrum yang memiliki nilai
ε kurang dari 10
3
nilai p kurang dari 0,01 dikatakan intensitas serapannya lemah Skoog, 1985.
Bila konsentrasi dinyatakan dalam gram100 ml maka k dideskripsikan sebagai serapan jenis yang dilambangkan dengan
Fell, 1986. Serapan jenis adalah serapan dari larutan 1 bv zat terlarut dalam kuvet setebal 1 cm. Harga
serapan jenis pada panjang gelombang tertentu dalam suatu pelarut merupakan sifat dari zat terlarut Anonim, 1995.
1 cm
1
A
7. Kesalahan fotometrik
Ketepatan prosedur fotometrik dibatasi oleh nilai serapan. Pada nilai serapan rendah, intensitas radiasi yang terjadi dan yang diteruskan hampir sama
sehingga kesalahan dalam pembacaan serapan relatif besar karena yang dibaca oleh alat adalah perbedaan antara intensitas radiasi yang terjadi dan yang diteruskan. Pada
nilai serapan tinggi, intensitas radiasi yang diteruskan terlalu kecil sehingga tidak dapat terukur dengan akurat Pecsok et al., 1976.
19
Untuk pembacaan serapan A atau transmitan T pada daerah yang terbatas, kesalahan penentuan kadar hasil analisis dinyatakan :
……… ………………………… 9
C C
∆ =
T log
0,4343 x
T T
∆
∆T adalah harga rentang skala transmitan terkecil dari alat yang masih dapat terbaca pada analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dari rumus di atas dapat
diperhitungkan kesalahan pembacaan A atau T pada analisis dengan spektrofotometri UV-Vis. Pembacaan A 0,2-0,8 atau T 15-65 akan memberikan persentase
kesalahan analisis yang dapat diterima 0,5-1 untuk ∆T = 1 Mulja dan
Suharman, 1995. Apabila pembacaan serapan di luar rentang tersebut maka dapat dilakukan hal-hal berikut : pengenceran larutan, penggunaan kuvet yang lebih tepat,
atau pemilihan panjang gelombang yang lebih tepat Pecsok et al., 1976.
8. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis hanya dipakai untuk data pendukung. Analisisnya dapat dilakukan dengan :
a. pemeriksaan kemiripan spektrum UV-Vis b. penentuan panjang gelombang serapan maksimum
λ
maks
. Mulja dan Suharman, 1995
20
9. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis Mulja dan Suharman, 1995 dapat digolongkan menjadi :
a. analisis kuantitatif zat tunggal dengan metode spektrofotometri UV-Vis dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1 dengan membandingkan serapan atau persen transmitan zat yang dianalisis dengan senyawa baku pada
λ
maks
. Persyaratannya pembacaan nilai serapan antara sampel dan senyawa baku tidak jauh berbeda.
………………. 10 dengan :
A
S
= serapan larutan sampel C
S
= konsentrasi larutan sampel A
R.S
= serapan senyawa baku C
R.S
= konsentrasi senyawa baku A
S
x C
S
= A
R.S
x C
R.S
2 dengan menggunakan kurva baku larutan senyawa baku dengan pelarut tertentu pada
λ
maks
. Dibuat grafik dengan ordinat adalah serapan dan sebagai absis adalah konsentrasi.
3 dengan menghitung nilai larutan sampel pada pelarut tertentu dan
dibandingkan dengan zat yang dianalisis yang tertera pada buku resmi.
1 cm
1
A
1 cm
1
A
4 dengan menghitung nilai ε sampel dan dibandingkan dengan nilai ε zat yang
dianalisis yang tertera di buku resmi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. analisis kuantitatif campuran dua macam zat. Prinsip pelaksanaannya adalah mencari serapan atau beda serapan tiap-tiap komponen yang memberikan
korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga akan dihitung masing-masing kadar campurannya secara serentak atau salah satu komponen dalam campuran.
c. analisis kuantitatif campuran tiga macam zat atau lebih multi komponen. Prinsipnya adalah kalibrasi tiap-tiap komponen dengan memakai larutan
baku.
10. Reaksi pembentukan warna