42
Pada gambar 8
terlihat bahwa selama 30 menit serapan larutan tersebut tetap stabil. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi ampisilin dengan pereaksi
optimum mulai dari menit ke-70 sampai menit ke-100. Dengan demikian, pengukuran serapan larutan dapat dilakukan pada menit ke-70 sampai menit ke-100.
Untuk keseragaman, pengukuran serapan selanjutnya dilakukan pada menit ke-70.
B. Penetapan pH Optimum
Reaksi penentu pada penetapan kadar ampisilin dengan pereaksi asetilaseton dan formalin adalah tahap reaksi adisi nukleofilik dan eliminasi H
2
O. Kedua tahap reaksi tersebut tergantung pH sehingga pH memegang peranan penting
agar reaksi antara ampisilin dengan pereaksi dapat berjalan optimum. Menurut Fessenden and Fessenden 1994, reaksi tersebut optimum pada pH 3 sampai 4. Bila
pH terlalu asam di bawah pH optimum maka konsentrasi amin primer bebas menjadi sangat kecil bahkan dapat diabaikan karena gugus amin primer bebas pada
ampisilin akan bereaksi dengan asam membentuk RNH
3 +
. Reaksinya adalah : RNH
2
+ H
+
RNH
3 +
Amin primer pada ampisilin
RNH
3 +
tidak nukleofilik sedangkan konsentrasi amin primer bebas yang bersifat nukleofilik sangat kecil sehingga reaksi adisi nukleofilik yang seharusnya
berjalan cepat menjadi lebih lambat. Di sisi lain, pH yang terlalu asam menyebabkan konsentrasi H
+
menjadi besar sehingga gugus OH
-
akan sangat mudah terprotonkan menjadi H
2
O. H
2
O merupakan gugus pergi yang lebih baik dibanding OH
-
. Hal ini menyebabkan reaksi eliminasi H
2
O akan berjalan lebih cepat dari yang seharusnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bila pHnya basa maka konsentrasi amin primer bebas menjadi banyak sehingga reaksi adisi nukleofilik berjalan lebih cepat dari yang seharusnya,
sedangkan reaksi eliminasi H
2
O menjadi lebih lambat dari yang seharusnya. Hal ini disebabkan gugus OH
-
tidak terprotonkan karena konsentrasi H
+
kecil. OH
-
merupakan gugus pergi yang kurang baik dibanding H
2
O.
O O
C H
3
C CH
C H
2
C C
CH
3
C C
H
3
C O
H
3
C HN
OH
2
R H
Pada pH optimum
C O
H
3
C CH
C H
2
CH C
O CH
3
C C
H
3
C O
H
3
C HN
OH R
Pada pH basa Pada pH optimum pH 3-4 laju reaksi adisi nukleofilik dan eliminasi H
2
O berjalan seimbang sehingga reaksi akan berjalan optimum.
pH optimum adalah pH pereaksi yang menghasilkan nilai serapan paling besar. Penetapan pH pereaksi optimum bertujuan untuk menciptakan kondisi reaksi
yang optimum agar reaksi antara ampisilin dengan pereaksi dapat berjalan dengan optimum sehingga pada saat pengukuran, serapan larutan yang terbaca
menggambarkan kadar ampisilin yang sesungguhnya. Untuk penetapan pH pereaksi
optimum, pereaksi dibuat dengan pH bervariasi yaitu pH 3, 4, 5, 6, dan 7. pH pereaksi optimum ditentukan dengan mengukur serapan larutan hasil reaksi ampisilin
dengan pereaksi pada setiap pH pada panjang gelombang 400 nm, hasilnya disajikan pada tabel V.
44
Tabel V. Hasil penetapan pH optimum reaksi antara ampisilin dengan asetilaseton dan formalin Serapan senyawa hasil reaksi antara ampisilin dengan asetilaseton dan
formalin pada λ 400 nm
pH pereaksi Replikasi I
Replikasi II Replikasi III
3 0,454
0,445 0,433
4 0,676
0,657 0,662
5 0,223
0,235 0,224
6 0,041
0,045 0,044
7 0,036
0,032 0,038
Serapan paling besar dari larutan kuning hasil reaksi antara ampisilin
dengan pereaksi terjadi pada pH 4. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi ampisilin dengan pereaksi optimum pada pH 4. Untuk selanjutnya pereaksi dibuat menjadi pH
4.
C. Penetapan Volume Pereaksi