23
E. Parameter Validasi, Kategori Metode Analisis dan Kesalahan dalam
Analisis
1. Parameter validasi metode analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004. Parameter-parameter yang digunakan sebagai pedoman validasi metode
analisis adalah : a. akurasi adalah kedekatan hasil analisis yang diperoleh dengan memakai
metode tersebut dengan nilai yang sebenarnya. Akurasi metode analisis biasanya dinyatakan dengan persen perolehan kembali analit dalam sampel yang kadarnya
telah diketahui dengan pasti Anonim, 2005. Berikut adalah kriteria penerimaan akurasi berdasarkan kadar analit Yuwono dan Indrayanto, 2005 :
Tabel I. Kriteria penerimaan akurasi pada konsentrasi analit yang berbeda Kadar analit
Rata-rata perolehan kembali
100 98-102
≥ 10 98-102
≥ 1 97-103
≥ 0,1 95-105
0,01 90-107
Akurasi untuk kadar obat yang besar adalah 95-105 sedangkan untuk bioanalisis rentang 80-120 masih bisa diterima Mulja dan Hanwar, 2003.
b. presisi adalah derajat kesesuaian di antara hasil uji individual ketika prosedur diaplikasikan berulangkali dengan pengambilan sampel berulang dari
24
sampel yang homogen. Presisi dinyatakan dalan simpangan baku atau simpangan baku relatif koefisien variasi Anonim, 2005.
Presisi terdiri dari 3 macam, yaitu Anonim, 2005 : 1 Reproducibility adalah keseksamaan metode bila analisis dikerjakan di
laboratorium yang berbeda. 2
Intermediate precision adalah keseksamaan metode jika analisis dikerjakan di laboratorium yang sama pada hari yang berbeda atau analis yang berbeda atau
peralatan yang berbeda. 3
Repeatability adalah keseksamaan metode jika analisis dilakukan oleh analis yang sama dengan peralatan yang sama pada interval waktu yang pendek.
Berikut adalah kriteria penerimaan presisi berdasarkan kadar analit Yuwono dan Indrayanto, 2005 :
Tabel II. Kriteria penerimaan presisi pada konsentrasi analit yang berbeda Kadar analit
Koefisien variasi KV
100 1,3
≥ 10 2,7
≥ 1 2,8
≥ 0,1 3,7
0,01 5,3
Unttuk bioanalisis nilai KV 15-20 masih dapat diterima Mulja dan Hanwar, 2003. c. spesifisitas suatu metode adalah kemampuan suatu metode untuk
mengukur dengan akurat respon analit dalam sampel dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam sampel seperti pengotor dan produk degradasi Anonim,
2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. detection limit adalah konsentrasi analit terkecil yang dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu kuantitatif, di bawah kondisi percobaan yang ditentukan.
Pengukuran detection limit digambarkan sebagai rasio signal-to-noise dengan membandingkan hasil uji sampel dengan analit yang diketahui konsentrasinya dan
blangko serta menetapkan konsentrasi terendah analit yang dapat terdeteksi untuk metode instrumental. Rasio signal-to-noise untuk detection limit adalah 2:1 atau 3:1.
Selain itu, penentuan detection limit dapat juga didasarkan pada slope kurva baku dan standar deviasi simpangan baku Anonim, 2005.
e. quantitation limit menyatakan jumlah terendah analit dalam sampel yang dapat ditentukan dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima di bawah
kondisi percobaan yang ditentukan. Rasio signal-to-noise untuk quantitation limit adalah 10:1. Penentuan quantitation limit dapat juga didasarkan pada slope kurva
baku dan standar deviasi simpangan baku Anonim, 2005. f. linearitas dan range. Linearitas adalah kemampuan metode analisis
untuk memberikan respon secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel pada
rentang yang diberikan Anonim, 2005. Range adalah interval level analit terendah dan tertinggi yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan akurasi, presisi, dan
linearitas yang dapat diterima Anonim, 2005.
2. Kategori metode analisis