47
398,0 nm. Dasar dari penentuan ini adalah hasil reaksi ampisilin dan pereaksi berupa larutan warna kuning. Larutan berwarna bila diukur serapannya akan menghasilkan
puncak serapan pada daerah λ sinar tampak. Puncak serapan yang lebih tinggi bukan
merupakan puncak serapan senyawa hasil reaksi ampisilin dengan perekasi karena puncak tersebut muncul pada
λ sinar UV. Kemungkinan puncak tersebut dihasilkan oleh kromofor dari gugus benzen pada ampisilin.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa λ
maks
senyawa hasil reaksi ampisilin dan pereaksi adalah 398,0 nm dan perbedaan konsentrasi ampisilin tidak menimbulkan
pergeseran λ
maks
. Penentuan λ
maks
merupakan syarat dalam analisis kuantitatif secara spektrofotometri karena pada
λ
maks
perubahan serapan untuk tiap satuan konsentrasi besar. Dengan kata lain pengukuran serapan pada
λ
maks
memberikan sensitivitas yang besar. Selain itu, daerah di sekitar
λ
maks
adalah datar. Hal tersebut mengurangi kesalahan pada pengukuran berulang Mulja dan Suharman, 1990. Untuk
pengukuran selanjutnya digunakan λ 398,0 nm sebagai λ
maks
.
E. Penetapan Kurva Baku Ampisilin
Hasil penetapan kurva baku ampisilin adalah suatu persamaan garis regresi linier yang dapat digunakan untuk menghitung kadar ampisilin dalam sampel. Bila
serapan sampel diketahui maka kadar ampisilin dalam sampel dapat dihitung dengan cara memasukkan serapan sampel ke dalam persamaan garis regresi linier.
Persamaan garis regresi linier tersebut menggambarkan hubungan antara konsentrasi ampisilin dengan serapan senyawa hasil reaksi ampisilin dengan pereaksi. Penetapan
kurva baku pada penelitian ini menggunakan 5 seri konsentrasi yaitu 0,065; 0,081; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
0,097; 0,113; dan 0,129 mgml dengan masing-masing konsentrasi dilakukan 3 kali replikasi. Penetapan kurva baku diukur pada
λ
maks
yaitu 398,0 nm. Hasil penetapan kurva baku ampisilin tersaji pada tabel VII.
Tabel VII. Hasil penetapan kurva baku ampisilin sesudah direaksikan dengan asetilaseton dan formalin
Serapan senyawa hasil reaksi antara ampisilin dengan asetilaseton dan formalin pada
λ 398,0 nm Konsentrasi
ampisilin mgml Replikasi I
Replikasi II Replikasi III
0,065 0,411
0,406 0,416
0,081 0,497
0,506 0,494
0,097 0,590
0,589 0,589
0,113 0,679
0,672 0,687
0,129 0,745
0,755 0,748
A = 0,0691 A = 0,0618
A = 0,0672 B = 5,3125
B = 5,4000 B = 5,3563
r = 0,9984 r = 0,9992
r = 0,9975 α = 79,34
o
α = 79,51
o
α = 79,42
o
Pers. garis regresi linier
y=5,3125x+0,0691 y=5,4000x+0,0618
y=5,3563x+0,0672 Dari hasil penetapan kurva baku ampisilin pada tabel VII, ketiga persamaan
garis regresi yang diperoleh memiliki nilai α yang besar sehingga bila dibuat kurva
hubungan konsentrasi ampisilin dengan serapan senyawa hasil reaksi ampisilin dengan pereaksi akan dihasilkan kurva dengan kemiringan yang kurang baik. Oleh
karena itu, dilakukan modifikasi yaitu konsentrasi ampisilin dikalikan 5 sehingga diperoleh hasil seperti yang tersaji pada tabel VIII.
49
Tabel VIII. Hasil modifikasi data penetapan kurva baku ampisilin sesudah direaksikan dengan asetilaseton dan formalin
Serapan senyawa hasil reaksi antara ampisilin dengan asetilaseton dan formalin pada
λ 398,0 nm Konsentrasi
ampisilin mg5ml Replikasi I
Replikasi II Replikasi III
0,325 0,411
0,406 0,416
0,405 0,497
0,506 0,494
0,485 0,590
0,589 0,589
0,565 0,679
0,672 0,687
0,645 0,745
0,755 0,748
A = 0,0691 A = 0,0618
A = 0,0672 B = 1,0625
B = 1,0800 B = 1,0713
r = 0,9984 r = 0,9992
r = 0,9975 α = 46,74
o
α = 47,20
o
α = 46,97
o
Pers. garis regresi linier
y=1,0625x+0,0691 y=1,0800x+0,0618
y=1,0713x+0,0672 Dari data di atas diperoleh 3 persamaan garis regresi linier dengan nilai
α yang lebih baik dan semuanya memiliki nilai koefisien korelasi r hitung yang lebih
besar dari nilai koefisien korelasi r tabel dengan df = 3 dan taraf kepercayaan 99 yaitu 0,959 Cann, 2003. Hal tersebut berarti bahwa terdapat korelasi bermakna
antara konsentrasi ampisilin dengan serapan senyawa hasil reaksi ampisilin dengan pereaksi. Namun, persamaan garis regresi linier yang paling baik adalah y=1,0800x +
0,0618 karena persamaan garis regresi linier tersebut memiliki nilai r hitung yang paling mendekati 1 yaitu 0,9992. Oleh karena itu, persamaan garis regresi linier
tersebut digunakan untuk penetapan kadar ampisilin dalam sampel. Hubungan
antara konsentrasi ampisilin dengan serapan senyawa hasil reaksi ampisillin dengan
asetilaseton dan formalin tersaji pada gambar 10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7
Konsentrasi ampisilin mg5ml S
e ra
p a
n s
e n
y a
w a
h a
sil r e
a k
si a m
p is
ilin d
g n
a se
tila se
to n
d a
n f
o rm
a lin
Gambar 10. Hubungan antara konsentrasi ampisilin dengan serapan senyawa hasil reaksi ampisilin dengan asetilaseton dan formalin
F. Penetapan Kadar Ampisilin dalam Kapsul “X”