Pola Perencanaan Pajak Landasan Teori 1. Perencanaan Pajak

pemahaman nature of business secara komersial. Dalam hal ini cost and benefit dari setiap keputusan harus selalu diperhitungkan secara mendetail sebagai misal, salah satu teknik perencanaan pajak yang dianjurkan adalah menyelenggarakan pembukuan. Memang benar dengan menyelenggarakan pembukuan banyak manfaat yang bisa diraih, misalnya berupa perhitungan biaya dan kompensasi kerugian. Namun perlu diingat bahwa penyelenggaraan pembukuan itu sendiri membutuhkan biaya. Bagi wajib pajak yang profitabilitasnya kecil, biaya pembukuan bisa lebih besar dibanding benefit dari penghematan pajak dari penyelenggaraan pembukuan itu sendiri.

2.2.1.4. Pola Perencanaan Pajak

Dari perspektif geografis, perencanaan pajak dapat dilakukan secara lokal, nasional maupun internasional. Perencanaan pajak dalam perspektif lokal dilakukan dengan mengoptimalkan peluang yang ada di tempat wajib pajak berada. Wajib pajak tidak banyak berharap pada eksplorasi perbedaan pajak antar daerah. Karena itu, pola lokal perencanaan pajak tidak banyak atau sangat minim menikmati fasilitas pajak yang diberikan atas dasar wilayah geografis. Pola nasional ditempuh wajib pajak dengan cara mengeksplorasi perbedaan-perbedaan pajak antar daerah dalam suatu negara. Pemerintah pusat senantiasa berupaya menciptakan pemerataan pembangunan melalui kebijakan pemberian insentif pajak di daerah-daerah tertinggal. Insentif tersebut berupa fasilitas PPh daerah terkecil, perbedaan norma perhitungan penghasilan neto, fasilitas PPN dan PPn BM, dan insentif lainnya yang melahirkan diskriminasi antara daerah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Perencanaan pajak internasional dilakukan dengan mengoptimalkan manfaat dari perbedaan rezim pajak antarnegara. Untuk menarik investasi asing, negara-negara pengimpor modal bersaing dengan cara menawarkan beraneka kemudahan, di antaranya insentif pajak. Dari prespektif waktu, perencanaan pajak dapat dilakukan sebelum usaha atau kegiatan dilakukan, pada saat usaha atau kegiatan sedang berlagsung, atau pada saat usaha atau kegiatan telah selesai. Dengan kata lain, bila diletakkan pada kerangka tahun pajak, perencanaan pajak dapat dilakukan pada awal tahun, dalam tahun berjalan, atau di akhir tahun. Layaknya perencanaan manajemen lainnya, perencanaan pajak lazim dilakukan sebelum usaha dilakukan atau pada awal tahun. Berdasarkan interval periode pelaksanaannya, perencanaan pajak dapat dilakukan dalam periode jangka pendek dan jangka panjang. Perecanaan pajak dalam periode jangka pendek berusaha mengurangi beban pajak dalam satu tahun atau satu masa tertentu. Sementara perencanaan pajak dalam jangka panjang bersifat kontinyu, berkesinambungan meliputi beberapa tahun pajak atau masa pajak. Skema perencanaan pajak jangka panjang tidak terfokus pada tahun pajak tertentu akan tetapi lebih memperhatikan dampak dalam jangka panjang Faisal, 2009:289—290.

2.2.1.5. Sasaran Perencanaan Pajak