5. Memanfaatkan perbedaan perlakuan pajak terhadap biaya 6. Menghindari pemeriksaaan pajak dan
7. Menjaga hubungan baik dengan administrasi perpajakan Strategi-strategi tersebut dapat dilakukan melalui penerapan berbagai
teknik perencanaan pajak. Teknik itu sendiri bersifat kondisional, artinya bergantung pada kondisi wajib pajak masing-masing, jenis usaha, posisi
keuangan, dan lain sebagainya. Ada teknik yang cocok untuk suatu kondisi namun tidak cocok pada kondisi lainnya. Potensi tax saving yang bisa diperoleh dapat
dikalkulasi dengan membandingkan pajak terutang dari penerapan teknik tax planning
dibanding dengan jumlah pajak terutang tanpa tax planning. Selain itu, manfaat tax planning juga dapat dikalkulasi dengan pendekaatan lain yang lebih
rumit, misalnya dengan analisis arus kas, net present value, costand benefit analysis
, dan lain sebagainya Faisal, 2009:291—293.
2.2.1.7. Penyusunan dalam perencanaan pajak
Dalam penyusunan perencanaan pajak terdapat beberapa faktor nonpajak yang relevan untuk diperhatikan dalam penyusunan suatu perencanaan pajak
antara lain Suandy, 2006:21—22: a
Masalah Badan Hukum Pemilihan bentuk badan usaha yang diusulkan sering dibuat sebagai fungsi
dari seluruh peraturan baik untuk pajak maupun nonpajak, dalam rangka administrasi pembentukan dan pembubaran badan hukum yang
bersangkutan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b Masalah mata uang dan nilai tukar
Dari ruang lingkup perencanaan pajak yang bersifat internasional masalah nilai tukar mata uang mempunyai dampak yang besar terhadap kondisi
keuangan suatu perusahaan. Dari dampak finansial tentunya berakibat pada posisi laba rugi, terutama bila terdapat banyak transaksi baik ekspor
impor maupun pinjaman dalam bentuk mata uang asing. c
Masalah pengawasan devisa exchange control Perencanaan pajak juga akan berpengaruh karena bagaimanapun
pengaturan pengawasan devisa berdampak terhadap transfer pembayaran- pembayaran.
d Masalah program insentif investasi
Masalah program insentif yang ditawarkan negara tertentu memberikan pilihan wajib pajak untuk melakukan investasi pemekaran usaha pada
suatu lokasi negara tertentu. Insentif investasi bisa berupa pemberian pinjaman dengan tarif bunga rendah, bebas bunga ataupun adanya
pemberiaan bantuan grants dari pemerintah. e
Masalah faktor nonpajak lainnya Faktor nonpajak lainnya seperti hukum dan sistem administrasi yang
berlaku, kesetabilan ekonomi dan politik, tenaga kerja, pasar, fasilitas perbankan, iklim usaha, bahasa, sistem akuntansi, dan lain-lain harus
dipertimbangkan juga dalam penyusunan perencanaan pajak terutama berkaitan dengan pemilihan lokasi investasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasrat untuk melakukan perencanaan pajak pada dasarnya didorong oleh dua ketentuan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, yaitu
Zain, 2005: 60—61: 1.
Ketentuan pertama menyangkut masalah pajak penghasilan itu sendiri yang bukan merupakan biaya yang fiskal dapat dikurangkan dalam menentukan
penghasilan kena pajak pasal 9 ayat 1 huruf h UU PPh. Sebagai konsekuensinya, apabila terdapat pengurangan pembayaran PPh, maka tidak
akan terjadi penurunan dalam jumlah biaya fiskal yang dapat dikurangkan oleh karena itu juga tidak akan menimbulkan kenaikan penghasilan kena
pajak. Pengurangan pembayaran PPh tersebut, yang juga merupakan jumlah yang dapat dihemat, hanya akan meningkatkan laba setelah pajak. Berbeda
dengan aktivitas mencari laba menambah penghasilan, suatu perencanaan pajak hanya akan memberikan keuntungan yang sama sekali tidak termasuk
dalam ruang lingkup pengenaan PPh. 2.
Ketentuan kedua menyangkut kemungkinan dapat dikurangkannya biaya yang ada kaitanya dengan penentuan besarnya pajak yang terutang, yang
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan disebut sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
pasal 6 ayat 1 huruf a UU PPh oleh karena itu perencanaan pajak terkait dengan
penentuan besarnya pajak yang terutang, maka biaya yang dikurangkan untuk perencanaan pajak tersebut merupakan biaya yang fiskal dapat dikurangkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Biaya neto rancangan perencanaan pajak adalah biaya bruto dikurangi dengan jumlah-jumlah pajak yang dapat dihemat atau dengan biaya setelah pajak
after tax cost dari suatu perencanaan pajak dapat dinyatakan sebagai berikut Zain, 2005:61:
ATC = BTC x 1 – MTR
ATC = After Tax Cost BTC = Before Tax Cost
MTR = Marginal Tax Rate
Apabila ketentuan tersebut di atas, dikaitkan dengan rancangan perencanaan pajak, maka akan terbukti menghasilkan keunggulan ekonomis, bila
dibandingkan dengan kegiatan mencari laba profit-seeking activities.
2.2.1.8. Sistem Pemungutan pajak dalam perencanaan pajak