Memanfaatkan Perbedaan Perlakuan Pajak atas Bentuk Perusahaan

berwujud selain bangunan. Menurut Faisal 2009:308 kelonggaran ini dapat dimanfaatkan wajib pajak untuk meminimalkan beban pajak, yaitu dengan menyesuaikan metode amortisasi dan penyusutan degan pola realisasi penghasilan. Jika penghasilan di awal periode usaha tinggi, maka wajib pajak sebaiknya menggunakan saldo menurun karena proposi biaya penyusutan periode awal yang besar. Sebaliknya menggunakan metode garis lurus.

2.2.2.3. Memanfaatkan Perbedaan Perlakuan Pajak atas Bentuk Perusahaan

Berdasarkan Undang-Uundang PPh No 36 tahun 2008 Pasal 2, subjek pajak atau wajib pajak dalam ketentuan perpajakan dibagi menjadi orang pribadi, warisan belum terbagi, badan dan bentuk usaha tetap. Menurut Faisal 2009:310, subjek-subjek pajak ini mendapatkan perlakuan pajak yang berbeda, khususnya berkenaan dengan pajak penghasilan. Terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan wajib pajak untuk melakukan penghematan pajak.

2.2.2.3.1. Menentukan Orang Pribadi atau Badan Atas Pertimbangan Tarif

Pajak Kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dapat dilakukan secara perorangan ataupun membentuk badan ataupun badan seperti PT, CV, firma, atau persekutuan perdata. Salah satu pertimbangan dalam memutuskan adalah tarif pajak yang berbeda antara PPh badan dan orang pribadi. Seperti diketahui, tariff PPh badan adalah 28 atau 25 mulai 2010 dan tarif tertinggi orang pribadi adalah 30. Jika penghasilan kena pajak masih berada pada lapisan tarif rendah maka kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebaiknya dilakukan secara perseorangan wajib pajak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. orang pribadi. Sebaliknya jika penghasilan kena pajak sudah berada dalam briket tarif tertinggi Rp 500 juta, maka sebaiknya wajib pajak memutuskan menggunakan badan.

2.2.2.3.2. Memilih Perseroan Komanditer CV Dibanding Perseroan

Terbatas PT Teknik ini patut dipertimbangkan oleh wajib pajak yang tengah mempertimbangkan kelanjutan usaha atau berencana menanamkan modal dalam satu badan. Walaupun statusnya sama-sama sebagai wajib pajak badan, PT, dan CV yang modalnya tidak terbagi atas saham, termasuk firma, persekutuan, perkumpulan, dan kongsi ternyata mendapat perlakuan perpajakan yang berbeda. Pengenaan pajak atas penghasilan PT dilakukan pada dua tingkatan, yaitu pada tingkat perusahan PPh Badan atas Laba dan pada tingkat pemegang saham PPh orang pribadi atas deviden bagian laba. Pengenaan pajak terhadap CV hanya terjadi satu kali, yaitu pada tingkat perusahaan PPh atas laba CV dan tidak ada pengenaan pajak lagi di tingkat pemilik modal, karena bagian laba dari CV bukan objek pajak.

2.2.2.4. Memanfaatkan Perbedaan Perlakuan Pajak Terhadap Biaya