Memanfaatkan Kelonggaran Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi

Dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sunset policy dapat diartikan sebagai pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang KUP. Misalnya, orang pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, yang dalam tahun 2008 secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007. Dalam hal ini orang pribadi tersebut tidak dikenakan sanksi administrasi untuk tahun-tahun pajak sebelumnya pada saat belum mempunyai NPWP. Hal inilah yang dimaksud dengan sunset policy.

2.2.2.1.3. Manfaatkan Batas Akhir Pembayaran Last Minute Tax Planning

Pembayaran pajak memiliki tanggal jatuh tempo yang umumnya jatuh pada tanggal 10 atau 15 bulan berikutnya untuk pembayaran bulanan atau sebelumnya SPT tahunan disampaikan untuk pembayaran tahunan. Wajib pajak bisa melakukan penghematan dengan mempertimbangkan time value of money. Dalam kasus PPN, last minute tax planning dapat diterapkan dengan memanfaatkan saat akhir pembuatan faktur Faisal, 2009:298.

2.2.2.2. Memanfaatkan Kelonggaran Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi

Ketentuan perpajakan memberi kelonggaran kepada wajib pajak dalam memilih metode akuntansi yang diterapkan. Namun demikian, kebebasan memilih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini disertai dengan persyaratan taat asas, yaitu konsistensi dalam penggunaan suatu metode akuntansi dari tahun ke tahun. Perubahan metode akuntansi dapat dilakukan hanya dengan persetujuan Direktur Jendral Pajak. Kebebasan memilih metode akuntansi ini caranya dapat dilakukan dengan pemilihan metode persediaan dan pemilihan metode penyusutan dan amortisasi yang dapat dimanfaatkan wajib pajak yang menyelenggarakan perencanaan pajak dengan menerapkan beberapa teknik Faisal, 2009:305.

2.2.2.2.1. Pemilihan Metode Penilaian Persedian yang Menguntungkan

Ketentuan perpajakan memperbolehkan wajib pajak untuk memilih salah satu dari dua metode penilaian persedian, yaitu metode rata-rata average dan first in first out FIFO. Metode rata-rata lebih menguntungkan digunakan jika harga barang cenderung naik, misalnya karena angka inflasi yang tinggi. Sedangkan metode FIFO lebih baik jika harga cenderung stabil. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian persediaan, faktor fluktuasi harga barang beserta harga barang beserta proyeksi kecederungan harga barang di masa depan perlu dijadikan pertimbangan Faisal, 2009:306.

2.2.2.2.2. Pemilihan Metode Penyusutan dan Amortisasi yang

Menguntungkan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan pasal 11 A, Ketentuan perpajakan menawarkan metode amortisasi dan penyusutan garis lurus atau saldo menurun untuk kelompok harta tak berwujud dan harta Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berwujud selain bangunan. Menurut Faisal 2009:308 kelonggaran ini dapat dimanfaatkan wajib pajak untuk meminimalkan beban pajak, yaitu dengan menyesuaikan metode amortisasi dan penyusutan degan pola realisasi penghasilan. Jika penghasilan di awal periode usaha tinggi, maka wajib pajak sebaiknya menggunakan saldo menurun karena proposi biaya penyusutan periode awal yang besar. Sebaliknya menggunakan metode garis lurus.

2.2.2.3. Memanfaatkan Perbedaan Perlakuan Pajak atas Bentuk Perusahaan